Bab 52 : Go to Home

186 14 0
                                    

Beberapa hari kemudian~~~

   "Ke kiri!"

    "Ke kiri? Dari tadi hanya belok belok! Kapan sampainya?"

Chaerim berdecak. "Sudah jangan banyak tanya! Cepat!"

   "Baiklah!" Chaerim yang di belakang hanya bisa terkejut saat Yoongi membalas ucapannya dengan sopan seperti itu. Biasanya dia akan marah marah dan memaki makinya. Ada apa hari ini? Apa karena dia ingin mengantarkan dia ke rumah setelah dari rumah sakit? Atau karena hal lain.

    "Sekarang kemana?" tanya Yoongi yang menyetir mobilnya dengan perlahan seraya melihat ke kanan dan kirinya.

Chaerim lalu melihat ke luar. "Di depan di rumah putih itu, itu rumahku!"

Yoongi langsung menghentikan mobilnya saat di depan halaman rumah Chaerim. Dia melepas sabuk pengamannya lalu turun membuka pintu untuk Chaerim, menuntunya keluar.

    "Aku mengharapkan hak ini terjadi setiap saat," ucap Chaerim.

Yoongi tertawa geli. "Sepertinya kau harus menusuk tubuhmu setiap hari agar kau bisa mendapatkan hal ini,"

Chaerim berdecak kesal. Lihat saja! Yoongi itu tidak akan pernah lembut bahkan untuk membalas budi, terutama mulutnya itu. Mulut itu harusnya di jahit!

   "Dasar menyebalkan!" Chaerim mencoba melepaskan diri tapi Yoongi menahanya dengan kencang. "Lebih baik kau mati sana!"

    "Eh? Sepertinya itu tidak akan terjadi aku masih ketagihan bibirmu,"

Chaerim mencoba melepaskan diri lagi, kali ini sambil memukul Yoongi. "Dasar sipit! Lepaskan aku! Sekarang juga! Biarkan aku jalan sendiri"

    "Kau tidak--"

Tiba-tiba terdengar kokangan pistol, Yoongi dan Chaerim tiba-tiba diam. Mereka menoleh perlahan, dan terlihat Namjoon berdiri di depan mereka. Mengarahkan pistolnya ke arah Yoongi. "Kalau kau ingin hidup, lepaskan dia,"

Yoongi lalu dengan santai melepaskan Chaerim karena hal yang tiba-tiba itu dia langsung terjatuh ke bawah. "Ahhkkk! Ya! Yoongi! Kau gila!"

    "Hei! Kau mau aku bunuh?" Namjoon kembali mengarahkan pistol nya kali ini mengarah ke dahinya. "Kau mau membunuhnya?"

    "Kau menyuruhku untuk melepaskannya? Saat aku melepaskannya kau tetap seperti ini! Apa maumu sebenarnya?" Namjoon menelan salivanya. Dia sepertinya salah berbicara. Dia jadi sedikit gugup. Yoongi lalu maju tanpa takut dan dengan mengejutkannya Yoongi malah menempelkan moncong pistol Namjoon ke dahinya. Lalu menatao Namjoon kesal. "Aku menolongnya, mengantarnya ke sini. Aku nggak ada niat lagi ganguin dia, kau itu hanya kenalannya kenapa kau sangat khawatir padanya. Kau menyukainya? Eh? Kau pacarnya kan?"

Namjoon terkejut bukan main. " Aku pacar?"

Chaerim lalu memaksa bangun, berdiri di antara mereka berdua. "Iya dia pacarku! Dia itu polisi jadi sangat over padaku. Terlebih aku sudah jarang bertemu denganya. Sayang! Maafkan aku ya,"

Namjoon lalu menurunkan pistolnya tersenyum sinis. Entah kenapa dia merasa adiknya ini sangat pintar dalam menyembunyikan identitasnya. Dia menganggap dirinya pacar?

    "Pacar? Setidaknya kau harusnya bisa melindunginya dari orang sepertiku kan? Kau tidak pantas denganya! Cepatlah putus!"

Namjoon tertawa pahit. "Tidak akan wahai laki-laki bajingan! Yang seharusnya kau jauh jauh darinya atau aku akan benar benar memburumu, aku akan panggil rekan rekanku untuk menangkapmu sekarang juga!"

Yoongi memganguk. "Baiklah! Aku akan pergi! Pergi menjauh! Aku muak melihat wajahmu,"

Yoongi lalu berjalan menuju mobilnya masuk ke dalam dan langsung pergi dari sana. Setelah itu Namjoon memeluk Chaerim erat. Bahkan Chaerim menangis.

    "Sudahlah! Tenang! Aku akan menjagamu! Aku pasti akan menjagamu! Sekarang kita masuk sebelum dia kembali lagi."

Chaerim menganguk lalu masuk bersama Namjoon yang menuntunya bahkan saat di depan pintu akhirnya Namjoon mengendong Chaerim.

♣️♠️♦️♥️

Namjoon di dapur memasak sendiri dan memasak untuk Chaerim. Dia terlihat sangat tampan, seperti pria idaman. Polisi, pandai memasak, tampan pula. Rasanya Chaerim seperti adik paling beruntung.

    "Hah? Bubur? Aku tidak mau!" keluh Chaerim.

Namjoon berdecak. "Kau itu habis di tusuk! Kau ingin makan nasi atau makanan keras lainnya? Kau ingin bunuh diri?" Namjoon mengambil sesendok bubur untuk Chaerim. "Sekarang makan jangan banyak bicara,"

Chaerim mengecutkan bibirnya dengan terpaksa memakan bubur buatan Namjoon itu. Tetapi saat baru beberapa suap, sesuatu di luar rumah mengangu mereka berdua. Di luar tampak gaduh Namjoon pikir itu bukan mengarah ke rumahnya tapi saat ketukan pintu terdengar di pintunya dia jadi curiga. "Siapa sih? Gangu aja lagi nyuapin anak ayam," kata Namjoon sambil bangun.

   V"Ya! Kau bilang apa! Anak ayam! Dasar beruang!"

Namjoon hanya tertawa kecil dia lalu berjalan menuju pintu berniat membuka pintunya. Saat pintu terbuka, terlihat beberapa orang berbadan kekar berdiri di depan pintu. Namjoon melebarkan pintunya. Dia merasa kenal dengan wajah wajah garang itu.

    "Ada apa ya?"

    "Kau Namjoon kan?" tanya salah satu dari mereka. Yang berdiri paling depan seraya menunjuk wajah Namjoon.

    "Ya? Kalian?"

    "Kami anak buah Jang Hwan Jin! Kau sering bertemu denganya kan? Bisa beri tahu dimana dia sekarang?" katanya yang terlihat terburu buru.

Namjoon mengeleng. "Aku tidak pernah bertemu lagi denganya beberala hari ini, aku sedang sibuk. Beberapa hari yang lalu kantor ku di serang. Jadi aku tidak tahu apapun tentang Jang Hwan Jin,"

    "Kami sedang mencarinya, sudah beberapa hari ini dia sudah menghilang. Entah kemana tanpa mengabari kami. Terakhir dia menelfon kami dengan suara ketakutan dan seperti di paksa oleh orang lain. Jadi kami khawatir padanya,"

Namjoon berniat menjawab tapi saat Chaerim datang dengan menahan rasa sakitnya. Semua orang di sana terkejut bukan main. "Kenapa kau keluar?" kata Namjoon.

    "Eh? Nona Chaerim tinggal bersamamu?" kata salah satu dari mereka.

Namjoon memganguk. "Iya dia tinggal bersamaku. Lagi pula apa apaan dengan Nona?"

    "Kau tahukan sangat berbahaya jika kalian tinggak bersama?"

    "Kenapa kau mengatakan hal itu? Aku sudah tinggal bersamanya sejak lama sejak ayah dan ibuku mati. Kalian ingin aku berpisah dengannya! Itu tidak semudah yang kalian pikir,"

    "Tapi Namjoon kami hanya---"

Chaerim menepuk bahu Namjoon lalu menatap mereka semua. "Aku lihat paman Hwan,"

Mereka langsung memajukan wajah mereka. "Dimana dia? Ada dimana? Katakan!"

    "Saat aku di culik oleh Zico. Dia juga membawa paman Hwan dan memukulinya. Lalu saat Zico sudah mati paman Hwan sepertinya sedang berada bersama Yoongi,"

    "Apa Zico mati?"

    "Dia mati?"

    "Kenapa?"

    "Mati karena siapa?"

    "Kau serius Dek!"

Chaerim hanya menganguk. "Lebih baik kalian cepat ke sana," saran Chaerim.

Mereka semua menganguk tanpa basa basi lagi mereka langsung pergi dari sana. Bahkan tanpa pamit.

TIM KIM Vs Min Yoongi (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang