Bab 39 : Maried

292 14 0
                                    

Yoongi masuk ke ruangan Chaerim di sekap olehnya, sedangkan Chaerim menunggunya dengan malas namun antusias. Yoongi sudah mengenakan jas hitam legam yang rapih, rambutnya dia sisir serapih mungkin, membuatnya teihat sangat tampan dan menggoda.

Laki-laki itu melangkah masuk dan Chaerim merasakan Yoongi melihatnya sejenak yang masih duduk di ranjang, rambutnya acak acakan, dan wajah kesal yang dia tunjukan ke pada Yoongi. Yoongi hanya menyeringai, dia lalu mendekat.

"Kenapa kau tidak pakai gaunmu?" tanyanya dengan suara dinginnya.

Chaerim mundurkan dirinya menepi ke kepala kasur. Merasakan aura kemarahan Yoongi yang mulai tampak menyeramkan. Yoongi terlihat tampak kejam jika menatapnya seperti itu, dia takut dia akan melakukan hal hal buruk. Lagi pula gaun pernikahan berwarna putih yang di letakan sebelum Yoongi di manekin itu tidak membuatnya kagum, dia tidak suka gaunnya terlebih apa yang akan di lakukan setelah memakai gaun itu. Dia tidak mau menikah dengan Yoongi. Tidak akan. "Aku tidak mau sampai kapanpun aku tidak mau memakainya," lirihnya.

"Itu gaun mahal! Kau harus memakainya! Kenapa harus memakainya saja harus ada paksaan di sini?" Desis Yoongi, dia mulai kesal.

Chaerim menatap gaun putih yang ada di manekin itu, menatapnya dengan malas. Mau semahal apapun gaun itu dia tidak akan mau memakainya. Tidak akan.

"Aku tidak mau memakainya! Jika kau tidak mau ada paksaan di sini kenapa kau terus saja memaksaku. Kenapa tidak kau pakai saja?" tantang Chaerim dengan suara santainya. "Aku tidak akan mau menikah dengan orang sepertimu. Aku tarik kembali rasa sukaku padamu,"

"Suka katamu? Dalam mimpi! Tidak akan ada rasa suka dalan diriku terutama padamu! Tujuanku hanya menginginkan pasukan ayahmu," Yoongi melepaskan kemejanya, meletakannya di tepi kasur. "Cepat pakai bajumu atau aku akan memperkosamu di lantai, setidaknya jika aku tidak mendapatkan pasukan ayahmu aku mendapatkan kepuasan untuk diriku,"

Jantung Chaerim berdetak, ucapan Yoongi begitu menyeramkan, membuatnya ketakutan. Dia menelan salivanya, dia bingung. Rencananya menolak dan melawan Yoongi jadi menciut, entah jika dia berhadapan dengan Yoongi dia jadi ketakutan. Yoongi seperti iblis, malah melebihi iblis. Salah sendiri kau mencoba menantang raja iblis, rasakan itu. Ucapnya dalam batin.

"Chaerim cepat pakai baju ini, atau aku akan memaksamu dengan caraku! Kau tidak akan mau mengunakan caraku,kan! Aku yakin saat kau berganti baju tubuhmu pasti akan banyak bercak merah," Yoongi mendesis marah, dia mulai kesal. Dasi yang sudah dia pasang dengan rapih dia lepas begitu saja, dia mendekat lalu menarik Chaerim turun dari ranjang besar itu, mendorongnya di depan patung manekin itu. "Cepat pakai!"

Chaerim meringkis, lututnya sakit. Tapi tidak berhenti di situ Yoongi memaksanya untuk bangun. Dia lalu menatapnya dengan wajah dinginya itu. "Menantangku bukan ide bagus Chaerim!"

"Baik! Aku akan pakai! Lebih baik kau keluar," pinta Chaerim pelan.

Yoongi mengeleng. "Tidak! Kesempatanmu sudah habis, kau ganti di sini di depanku!"

Chaerim membukatkan matanya. "Kau gila! Aku tidak mau!" pekik Chaerim. Siapa juga yang mau ganti baju di depan orang menyebalkan sepertinya, dia tidak akan mau. Apa dia sadar jika yang dia lakukan itu adalah pelecehan seksual! Dia benar benar gila. Yoongi yang geram dengan cepat dia menarik seragam Chaerim lalu merobeknya dengan cepat, meninggalkan pakaian dalam serta rok yang masih menempel di tubuhnya. Chaerim berusaha melepaskan tangan Yoongi yang masih menahanya. Laki-laki ini benar benar gila, dia gila, sangat gila.

"Lepaskan aku! Kau melecehkanku!"

Yoongi menyeringai. "Kau lumayan," Dia menatap Chaerim dari atas hingga bawah. Sampai Chaerim mengunakan seluruh tenangnya dia akhirnya terlepas dari Yoongi, dengan cepat dia bersembunyi di balik manekin, menutupi tubuhnya.

"Aku akan tunggu kau di bawah. Kalau kau tetap menantang perkataan ku dengan memperlambat acaranya, aku akan pastikan kau akan telanjang saat pernikahan nanti," Yoongi mengambil jas hitamnya lalu keluar meninggalkan Chaerim di sana. Membanting pintu ruanganya.

♣️♠️♦️♥️

Ketika Chaerim menuruni tangga, seketika itu juga jantung Chaerim rasanya akan keluar dari tubuhnya. Di sana tidak ada orang lain selain Yoongi si kejam, beberapa orang dan salah satu orang yang berpakaian sangat rapih yang Chaerim yakin adalah penghulu.

Sebagian orang yang ada di bawah adalah laki-laki. Rasanya dia seperti wanita murahan yang di kelilingi laki-laki jahat dan kejam. Dia tahu mereka tidak akan melakukan hal hal buruk padanya, lagi pula mata tajam milik Yoongi sudah seperti pedang untuk siapapun, menatap mata Yoongi rasanya seperti di belah menjadi kecil kecil.

Chaerim turun ke bawah dengan perlahan, seraya menjaga keseimbanganya di balik baju pernikahan yang besar dan lumayan berat itu, sampai dia di ujung tangga Yoongi dengan sok baiknya itu menuntunya, membantunya turun. Chaerim hanya bisa diam, dia tidak mungkin menolak bantuan dari Yoongi di depan mereka semua. Bisa bisa dia menjadi dendeng.

Yoongi menuntunya ke depan meja yang berdiri penghulu di depannya berserta sebuah buku di tanganya. Chaerim hanya bisa tersenyum, senyuman palsu tentunya.

Setelah penghulu membacakan semua janji pernikahannya, mereka berdua saling berhadapan dan saling berpegang tangan. Menatap mata mereka masing masing.

"Apa mempelai laki-laki bersedia?"

Yoongi menganguk. "Ya, saya bersedia,"

"Apa mempelai wanita bersedia?" tanya Penghulu lagi.

Chaerim diam sejenak, menatap Yoongi. Yoongi yang tidak sabar menatap Chaerim kesal, lalu mengengam erat tangan Chaerim. Dia menghela nafas, terpaksa mengatakan hal yang harusnya dia tidak ucapkan. "Ya, Saya bersedia,"

"Kalian sudah sah menjadi suami istri. Selamat,ya! Sekarang kalian bisa berciuman,"

Chaerim membulatkan matanya. Ciuman? Apa penghulu tadi mengatakan hal itu? Apa dia yang salah dengar? Tapi sepertinya tidak Yoongi tanpa menunggu langsung menarik telungkuk Chaerim mendekat, menaikkan dagunya lalu dengan cepat melumat bibir tipis Chaerim. Yoongi menciumnya sangat kasar, tidak ada kelembutan yang dia tunjukan bahkan saat Chaerim memcoba melepaskan diri dari Yoongi. Yoongi mendekatkan dirinya dengan Chaerim sangat dekat sampai Yoongi bisa menondongkan pistol pada Chaerim. Meletakan moncong pistolnya di perut Chaerim.

"Jangan memberontak!" ancamnya. Yoongi memeluk Chaerim lalu tersenyum pada orang orang di sekitarnya. Terutama pada Jimin dan  J-Hope.

Lalu Yoongi melepaskan pelukan Chaerim, merangkulnya lalu bersalaman dengan semua orang yang ada di sana. Pasangan itu terlihat serasih walaupun orang orang tidak tahu jika sang mempelai wanita butuh pertolongan.

TIM KIM Vs Min Yoongi (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang