Bab 16 : Stupid

351 18 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hei! Itu Won Jiho!"

"Benarkah? Peringkat pengeran sekolah benar benar akan di ubah! Aku yakin itu!"

"Itu Won Jiho! Dia tampan!"

"Keren!"

Won Jiho (Zico) kembali melihat jam tanganya yang sudah entah keberapa kalinya. Mobil yang dia naiki sudah menunggu untuk di nanyalakan dan di jalankan ke tempat tujuannya. Tapi seseorang yang di tunggu belum datang semenjak waktu yang sudah di janjikan. Zico bukan orang yang suka menunggu demi seseorang, dia bukan tipe seperti itu. Biasanya dia akan marah dan mengamuk jika seseorang membuatnya memunggu walaupun itu hanya beberapa menit saja. Lebih parahnya, dia tidak segan segan menembakan pistolnya ke kepala orang yang membuatnya menunggu.

Tapi di tempat ini, tempat rendahan dan menjijikan. Dia harus menahan emosinya dan menahan sisi mafianya.

Dia benar benar ingin memusnahkan tempat ini! Jika saja bukan karena perempuan itu dia mungkin sudah murka dan meledakan tempat ini hingga menjadi reruntuhan kecil.

Zico pastikan itu!!!

    "Zico! Maaf! Aku terlambat,"

Zico mengeleng seraya menunjukan senyuman palsunya, memasukan telefonya kedalam saku celananya. "No problem! Abis darimana emangnya?"

    "Tadi guru bahasa menahanku di sana. Menyuruhku meletakan buku di perpustakaan. Sekali lagi, maafkan aku," Chaerim membungkuk. Setelah itu berdiri menunduk. Menyesal jika dia sudah membuat seseorang menunggu terlalu lama.

Zico mengeleng. "Tidak apa apa! Sekarang mari masuk ke mobilku! Kita akan makan,"

    "Apa? Ke mobilmu?"

Zico mengerutkan dahinya. Memangnya ada apa dengan mobilnya? Kenapa anak dari pemimpin mafia ini terkejut?. "Ada apa dengan mobilku?"

    "Oh! Tidak apa apa! Cuman siswi di sini sangat menyeramkan! Mereka pasti akan membunuhku jika melihat aku masuk kedalam mobilmu. Kau itu pangeran sekolah, ya walaupun belum benar benar di tetapkan tapi melihat siswi di sini sangat terkagum kagum melihatmu, aku yakin jabatan itu akan berubah sebentar lagi."

Zico menghela nafas. "Biarkan saja! Aku tidak perduli! Pangeran sekolah, apa lah itu! Aku tidak suka! Sekarang lebih baik cepat masuk! Aku sudah lapar,"

Chaerim mengeleng sambil menahan tawanya melihat Zico yang merengek padanya. Zico membuka pintu untuk Chaerim dan berniat masuk ke mobil.

    "Kau mau kemana?" tiba tiba suara itu menahanya masuk, sedangkan Zico dia kembali menghela nafas.

    "Oh? Yoongi? Ada apa?"

    "Kau mau kemana?" tanyanya dingin.

    "Aku akan menemani Jiho makan. Ada apa?"

    "Makan?" Yoongi mengusap perutnya. Memasang wajah sedih. "Sepertinya aku juga lapar. Aku belum sarapan tadi pagi. Boleh aku ikut?"

    "Apa? Tidak tidak! Lebih baik kau pergi! Siapa kau,hah?" pekik Zico seraya mendekat ke Yoongi yang berdiri dengan wajah polosnya.

Chaerim memukul bahu Zico. "Bodoh! Dia teman sekelas kita! Kau tidak melihat dia! Dia Min Yoongi dia sama sepertimu, dia masih baru. Tapi dia lebih cepat dua hari datang ke sekolah." Chaerim menyingkir dari pintu. Membuat Zico sedikit bingung. "Kau boleh ikut, kau masuk duluan,"

    "Apa? Ini mobilku? Kenapa kau yang mengajaknya? Kenapa kau memperbolehkanya?"

    "Sudahlah! Tujuan kita semuakan sama, Yoongi juga belum makan. Lebih baik jika membawa teman, lebih seru. Yoongi kau masuk duluan,"

TIM KIM Vs Min Yoongi (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang