Jeno duduk di salah satu angkringan yang ia dan temannya sering datangi, Koh Kun. Inget. Suatu saat kalian butuh itu. Koh Kun.
"Koh."
"Napa Jen? Ditekuk mulu tuh muka."
"Lagi bingung aja koh."
"Kenapa-kenapa?"
"Salah gak sih koh kalo nusukin duri ke 2 benda sekaligus?"
"Lo ngomong apaan sih Jen?" Koh Kun mengernyit.
"Contoh ya, koh. Ada dua jeruk nih. Terus Jeno tancepin jarum barengan. Salah kaga?"
"Salah satu pasti bakal lebih sakit. Ye kagak? Lo pasti neken nya ngga sama kuat. Ada yang lebih lo teken Jen."
Jeno diam. Sedang Justin ㅡanak Koh Kunㅡ yang mendengarkan itu masih tak mengerti ucapan Jeno dan ayahnya.
"Ngapain nancepin jarum ke jeruk bang Jen? Ntar kalo dilepas, bekasnya gak bakalan ilang." Kata Justin.
Jeno semakin diam. Ia beranjak, membayar kopi susu dan gorengan yang ia pesan.
"Hati-hati Jen." Kata koh Kun.
Koh Kun melambai pada Jeno yang mengacungkan jempolnya sebelum pria itu melajukan motor kencang membelah malam larut yang sangat sepi.
Jeno memasuki rumahnya. Mengendap dalam gelap, hingga masuk ke dalam kamar. Ayah dan ibunya sudah tidur.
Ting
Siyeon
Siyeon : Lo dimana kak?
Siyeon : kak?
Siyeon : Jeno
Siyeon : tadi ngapain nelpon? Gue lagi dikanar mandiJeno : peraturan kedua.
Siyeon : dilarang pakai hati
Siyeon : gue ga baper bego.Jeno : tadi gue cuma mastiin aja lo udah mati apa belom.
Siyeon : lo aja duluan!
Siyeon : 🔪🔪🔪Jeno : ada siapa dirumah?
1 menit
2 menit10 menit
Siyeon : peraturan pertama.
Jeno : kalo lo sendirian gue bisa kok kesana.
Siyeon : mati aja lo sana😠
Jeno tersenyum kecil. Ia meletakkan ponsel nya ke atas nakas. Berjalan mendekat kearah dinding. Ia menyakiti Shuhua dengan ini.
Juga Siyeon. Benar, akhirnya mereka juga akan terluka. Namun menurutnya Shuhua akan cepat sembuh karena tekanan yang ia berikan tak sebesar pada Siyeon.
"Gue bisa gilaa."
•••
Senin menyapa dengan panas. Seperti rutinitas pagi Jeno seminggu ini. Menjemput Siyeon walau gadis itu tak mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
aimer.
Fanfiction𝐟𝐢𝐧𝐢𝐬𝐡𝐞𝐝 ㅡ 𝐣𝐞𝐧𝐨 𝐟𝐭. 𝐱𝐢𝐲𝐞𝐨𝐧 🌼 ❝In the dark, i can see your light.❞ ©deyleeas, 2018