[22] Ulang tahun Lami

3.8K 492 19
                                    

⚠ warning chapter ini sampe 2k+ awas enek.

Siyeon sudah siap. Bersama Herin didalam kamarnya. Tentu temannya itu diajak oleh Mark dan diundang oleh Lami.

Siyeon mengenakan baju putih yang bahu nya sedikit ter-ekspos dan rok hitam yang sedikit diatas lutut.

Pukul 7 lebih. Ia menatap dirinya didepan cermin.

"gue baru sadar kalo lo itu emang cantik nyet. Gasalah gue denger degem di sekolah pernah ngomongin lu." Ucap Herin

"degem?"

"dedek gemes. Kelas 10."

Tok tok tok.

Pintu kamar Siyeon sedikit terbuka. Jiheon disana.

"kak Jeno sama temennya yang bule udah datang kak." Ucap Jiheon.

Siyeon mengangguk. Dan meraih tas kecil dan kadonya untuk Lami. Ia mencari kado untuk Lami bersama Herin siang tadi. Jeno hanya menjadi supir mereka siang tadi.

"kalian akan pulang jam berapa?" Tanya Papa Suho.

"mungkin sedikit larut pa. Tapi kita ga keluyuran kok." Jawab Siyeon.

"yasudah. Hati-hati dijalan." Hamdalah diizinin batin Siyeon bersyukur. Lalu mereka berpamitan dan keluar dari rumah.

Jeno sangat tampan. Dengan style putih dikemeja dan hitam diecelana. Dan ada dasi Hitam yang mengalung dikerahnya.

"udah liatin gue nya? Tau kok kalo ganteng." Ucap Jeno.

Siyeon tersadar bila Jeno sudah membukakan pintu mobil untuknya. Entah sejak kapan.

"sok lu!" Ucap Siyeon bersungut-sungut.

Siyeon masuk tanpa banyak omong lagi. Okay kalo kayak gini. Kak Hilal babay dah. Nggak jadi nggebet. Batin Mika bergejolak namun ia masih berusaha memasang wajah biasa.

"lo cantik." Dua kata itu melancar mulus dari bibir Jeno. Dan Siyeon, dia ingin mati sekarang.

-----

Ramai, sangat ramai keadaan halaman rumah Jeno. Lampu juga lampion tersusun sangat rapih.

"gue yang nata." Kata Jeno tadi saat Siyeon bertanya siapa yang menyiapkan keperluan pesta.

Siyeon berjalan mendekati Lami dan keluarga. Disampingnya masih ada Jeno yang memasang wajah kaku.

"happy birthday Mi. Semoga makin cantik dan pinter terus." Siyeon memeluk Lami singkat lalu melepas. Mengangguk sopan kepada kedua orang tua kekasihnya.

"makasih yeon. Bu, Yah. Ini pacar kak Jeno." Ucap Lami.

Siyeon yang terkejut dengan ucapan Lami langsung melotot dan sedang ibu dari Jeno tersenyum hangat.

Donghae berespon dengan mengangkat satu alisnya.

"kan udah ketemu ya yeon." Ucap Ibu Jeno.

"eh. Iya tante."

"cantik kan yah?" Donghae hanya menyungging senyum tipis dan tatapannya yang beralih pada Jeno.

"nanti bang Jeno ngisi diacara gue loh Yeon. Dia nyanyi." Ucap Lami.

"kak Jeno bisa nyanyi?" Tanya Siyeon.

"gausah ngejek."

"ihhh... Siyeon jangan salah sangka. Dia itu suaranya bagus tau." Ucap Ibunda Jeno.

"andai ada yang kayak Ibu dijaman sekarang." Ucap Jeno.

Semuanya terkekeh, Donghae juga. Begitu juga Siyeon. Memang ya bagi seorang pemuda, ibunya lah yang menjadi sosok idaman dan bagi seorang gadis sosok seperti Ayah adalah pendamping terbaik.

aimer.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang