[27] Bus

2.9K 395 3
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Siyeon baru saja selesai mengemasi barangnya kedalam tas.

Ting.

Jeno

| gue tunggu diparkiran

Gue balik sendiri |

| gue udah minta mang doni pulang

Lo apaan sih kak! |

"kenapa lo? Muka lo ga enak banget buat diliat, nyet." Kata Herin.

Siyeon hanya mendengus dan kembali duduk dibangkunya. Siswa lain berangsur keluar dari kelas.

"gue males sama kak Jeno." Keluhnya.

"lah kok?" Tanya Herin.

"males aja. Bosen gitu."

"jangan bosen sama pacar sendiri."

"lagian ya, rin. Dia itu over banget ke gue. Sok ngga bolehin gue sama Guanlin lah. Padahal kan gue ga pernah aneh-aneh sama Guanlin."

"namanya juga pacar, yeon. Sabarin aja." Nasihat Herin.

"Pacar apaan? Gue sama dia itu cuma boongan." Ups, sekali lagi Siyeon keceplosan.

Siyeon merutuki kebodohannya yang kini membuat Herin menatapnya menelisik. Ini lebih mengerikan dibanding yang dituliskan.

"boongan?" Tanya Herin memastikan.

"hehehe Gue lagi marahan boongan sama dia." Kata Siyeon ngeles.

"lo ngga nyoba buat nipu gue kan, yeon?" Tanya Herin.

Siyeon menggeleng. Menyematkan tasnya lalu berjalan berdampingan dengan Herin keluar dari kelas. Beruntungnya ada Mark yang menjemput Herin sehingga Siyeon bisa kembali bernapas lega.

'Masalah kedua, kalo mang Doni udah disuruh pulang sama si batu es. Gue gimana dong?' batin Siyeon saat berjalan menjauh dari kelas. Ia mengambil rute yang tidak melewati area parkir walau itu membuatnya berjalan lebih lama dari biasanya.

Bus. Hanya itu yang terlintas di otaknya.
Bermodalkan topi abu-abu dan masker. Ia mendekati halte bus terdekat. Ia yakin Jeno sudah mengirim pesan sekian banyak hingga ponselnya tak berhenti bergetar.

Klakson khas bus mendekati halte. Siyeon bersiap masuk bersama siswa lainnya yang juga menunggu bersamanya di halte.

Tersisa satu bangku disamping seorang gadis ber bet kelas X. Siyeon duduk.

Bus akan segera berangkat setelah penumpang terakhir masuk.

"Siyeon."

Begitu pelan namun bisa menarik banyak perhatian.
Jeno berdiri disamping Siyeon. Gadis disebelah Siyeon ingin beranjak dan memberikan tempatnya pada si kakak kelas. Namun Jeno menolak. He such a gentleman.

Siyeon merapatkan topinya.

"Siyeon."

"apaan sih? Dari tadi manggil gue ga jelas." Siyeon misuh-misuh.

"bener kan Siyeon? Buka maskernya." Kata Jeno.
Siyeon mendengus. Penyamarannya gagal karena Jeno.

Dihalte berikutnya. Penumpang memenuhi bus. Siyeon berdiri untuk memberikan bangkunya kepada seorang ibu hamil.

"makasih neng." Ucap si ibu.

"sama-sama, bu. Semoga dedek bayinya sehat." Kata Siyeon.

"semoga cantik kayak eneng nya kalo ga ya tampan kayak si aden ini." Kata si ibu sambil tersenyum.

Senyum kecil Jeno tak bisa terhindarkan. Ia membawa Siyeon untuk berdiri didekatnya. Menghindarkan kontak fisik dengan seorang lelaki muda didekat Siyeon.

"jangan naik bus lagi." Kata Jeno.

"gue pengen."

"jangan bandel."

"gue bukan bocah."

Sopir bus menginjak rem tiba-tiba. Membuat badan Siyeon sedikit oleng. Untung saja Jeno dapat merengkuh bahu gadis itu.

"eleh si aden mah meni romantis pisan." Kata si ibu hamil tadi.

Kemudian semuanya kembali mengarahkan tatapan pada Siyeon dan Jeno.

'Iyadeh, ngga lagi-lagi maksa naik bus. Apalagi kalo sama si batu es' batin Siyeon kembali menaikkan masker hingga batas hidungnya.

Di halte ketiga keduanya turun. Dan sudah pasti karena Jeno yang sedikit memaksa.

"gue ga bawa mobil." Kata Siyeon.

"gue juga." Kata Jeno.

"ya terus kenapa turun, nyet?" Kesal Siyeon.

"kurang ajar mulut lo!"

"bodo ya kak. Terus pulang naik apa?"

Mobil Haechan menepi dan keduanya masuk setelah Haechan menurunkan kaca dan meminta.

"lo kenapa segala naik bus sih yeon?" Tanya Haechan.

"tau tuh! Nyusahin. Ga ngebayangin kalo gue ga disana. Digrepe-grepe kali sama mas-mas." Celetuk Jeno.

"MULUT LO YA KAK! GUE TAU LO EMANG DINGIN. KALO NGOMONG SINGKAT TAPI NYAKITIN. BISA NGGA KALO NGOMONG DIPIKIR DULU? YANG MINTA LO NAIK BUS JUGA SIAPA? GUE GA PERNAH MINTA." Ucap Siyeon emosi.

Bgst ikutan emosi gua sama si jeno.

"udah, yeon. Sabar. Jeno emang gitu orangnya. Tapi dia cuma usaha buat lindungin lo kok." Kata Jaemin menenangkan.

"gue mau turun." Kata Siyeon.

"gausah kayak bocah deh!" Kata Jeno.

"JEN!" Bentak Jaemin.

"lagian jadi cewek ambekan banget. Makasih kek udah dilindungin." Jeno masih terus melanjutkan ucapannya tanpa mendengar Jaemin sedikitpun.

"gue ga pernah minta." Kata Siyeon datar.

"itu kewajiban gue. Lo ga perlu minta gue buat lindungin lo. Tapi lo juga jangan lakuin hal yang seolah lo mau nyulitin diri lo sendiri." Jelas Jeno.

"jangan masuk terlalu jauh. kita ga sedeket itu." Ucap Siyeon masih dengan nada datarnya.

" Ucap Siyeon masih dengan nada datarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


aimer.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang