[30] Bunda, Jeno, dan Teman-teman

3K 387 5
                                    

Siyeon sudah berada dirumah sakit tempat bundanya berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siyeon sudah berada dirumah sakit tempat bundanya berada. Masih sangat pagi walau matahari sudah bersinar.

Siyeon mengetuk ruangan rawat ibunya. Namun sepertinya kosong.

"sus. Ibu saya kemana ya?" Siyeon bertanya kepada suster yang berada disana.

"nyonya Irene? Diruang cek kesehatan, mba. 30 menit lagi mungkin akan kembali." Kata sang suster.

Siyeon mengangguk dan duduk dibangku didepan ruangan Irene.

Seorang nenek renta terjatuh didekat Siyeon. Ia beranjak dan membantu nenek itu untuk berdiri.

"nenek ngga apa-apa?" Tanya Siyeon.

"ngga, cu." Jawab sang Nenek.

"nenek mau kemana?" Tanya Siyeon.

"pulang."

Siyeon mengangguk. Membawa nenek itu berjalan keluar dari rumah sakit dan menghampiri mang Doni.

"tolong anterin nenek pulang, mang." Katanya.

"non siyeon gimana?" Tanya mang Doni.

"biar sama saya, mang." Kata Jeno yang muncul tiba-tiba.

Siyeon menghela nafas lelah lalu membantu nenek itu masuk kedalam mobil. Setelahnya ia masuk kedalam rumah sakit tanpa perduli dengan Jeno.

"kata Haechan kalo cewek marah dikasih coklat bakal luluh. Kok lo engga sih?" Tanya Jeno.

Siyeon mengangkat bahu tak acuh dan terus berjalan.

"perlu gue peluk biar ga marah?"

Siyeon berhenti. Berbalik dan menatap Jeno benci.

"lo mau gue ga marah kan?" Tanya Siyeon.

"iya."

"lo bakal lakuin apapun itu?"

"iya."

"jauhi gue. Sejauh yang lo bisa." Kata Siyeon.

Jeno mundur satu langkah. Membuat jarak 2 meter diantara mereka.

"mba. Tadi nyari bu irene kan?" Tanya suster yang tadi.

"iya, sus." Jawab Siyeon.

"sekarang ada diruangannya."

Siyeon mengangguk dan pergi menuju ibunya. Sedang Jeno masih mematung.

Irene? Gak asing.

"sus. Bu irene nama lengkapnya siapa ya?" Tanya Jeno.

"wah kurang tau, mas. Bisa tanya ke bagian keperawatan. Saya ga tau."

Jeno mengangguk dan pergi. Ia hanya mengikuti Siyeon yang sekarang entah dimana.

Jeno berdiri didepan sebuah ruangan. Dari jendela ia bisa melihat Siyeon yang menangis dalam dekapan seorang wanita paruh baya. Atau wanita itu yang menangis dalam dekapan Siyeon. Yang Jeno tau. Ia tidak bisa berkata apapun.

aimer.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang