[40] Perpustakaan

2.6K 382 8
                                    

Setelah Siyeon bersiap. Mereka berdua menuju tempat yang akan Jeno tuju. Tidak lama karena jalanan juga berteman dengan mereka.

"turun." Titah Jeno.

"lah? Ngapain ke perpustakaan daerah kak? Lo mah terlalu rajin."

Jeno tak acuh dan meraih tangan gadis itu. Memasuki gedung besar dengan puluhan ribu buku menghiasi.

"lo perlu belajar."

"huh. Gue hampir lupa kalo pacar gue gila sama buku." Dengus Siyeon.

Jeno hanya terkekeh dan menarik ujung hidung gadis disampingnya itu.

"gue mau lo tau kisah dibalik cerita romantis didunia. Yang bahkan itu diluar impian lo." Ucap Jeno.

Mata Siyeon berbinar. Kakinya kini seringan kapas untuk mengikuti Iqbaal.

Duduk disalah satu bangku. Menatap pria yang tengah mengambil beberapa buku dirak. Apa yang lebih manis dari itu?

Jeno kembali dengan 5 buku ditangannya.

"tau romeo dan Juliet?" Siyeon mengangguk. Menunggu pria didepannya ini melanjutkan ucapan.

"lo tau dulu romeo suka sama sepupu Juliet?"

"masa sih?" Tanya Siyeon.

"iya. Romeo jatuh cinta pada juliet saat mereka bertemu dipesta dansa keluarga Capulet. Saling menatap. Menggenggam tangan. Juliet berkata. Apa kau tau berapa tinggi pagar kota ini? Romeo menggeleng. Mata mereka seolah terkunci hingga tidak ada yang memalingkan tatapan." Jeno mulai bercerita.

"terus juliet ngomong gimana?"

"pagar batu itu. Aku yang meminta para pengawal membangunnya. Setiap aku melihat tatapan sendu mu pada Rosaline. Aku meminta mereka meninggikan pagarnya. Kata Juliet gitu dulu."

"terus-terus?"

"romeo tetap menggenggam tangan wanita dihadapannya itu. Bertanya mengapa. Juliet tersenyum dan merebahkan kepalanya dibahu romeo. Berkata. Aku hanya ingin membantu hatimu agar tetap kuat saat menatap Rosaline. Aku ingin pagar itu seolah menahan segala hal buruk yang mungkin menimpa kalian."

"Huhuhu Baper." Siyeon berdiri. Tidak bisa menahan emosi dalam dirinya. Ia tak pernah mendengar cerita romeo dan Juliet sedalam ini.

"duduk, yeon. Bikin malu lo!" Dengus Jeno.

Siyeon hanya meringis dan duduk lagi.

Jeno melanjutkan ceritanya, "tau tanggapan Romeo apa?"

"ngga. Apa?"

"dia bilang. Aku tidak tau mencintai seseorang akan seindah ini."

Jeno menyerahkan buku kedua pada Siyeon. Berganti meraih tangan gadis itu. Siyeon hanya membalas tatapan Jeno.

"kisah kedua. Salim dan Anarkali." Ucap Jeno.

Siyeon menyiapkan diri untuk mendengarkan cerita Jeno. Ia tidak tau kekasihnya itu membaca cerita romansa. Dengan sangat detail. Garis bawahi itu.

"anarkali adalah seorang pelacur yang berhasil merebut hati putra mahkota Mughal di India."

"mama suka tuh nonton itu di TV." Celetuk Siyeon.

"denger dulu, nyet. Gue cium juga nih."

"hehe... Ogah gue kalo lo cium."

"lanjut ga nih? Tentu kerajaan Mughal tidak bisa menerima hubungan putra mahkota mereka dengan Anarkali. Salim dijatuhi hukuman mati karena telah berani memberontak kepada sang Ayah."

aimer.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang