[43] Kaget dan kecewa

2.7K 365 12
                                    

Mahatari benar-benar tenggelam saat kaca mobil Jeno dibias oleh sinar merah dari lampu lalulintas. Tangan Jeno juga terus menggenggam Siyeon setelah keluar dari rumah Jeno. Tidak ada niat untuk memindah. Siyeon juga tak masalah. Hanya, ini sedikit aneh.

"lo bulan depan UAS kan?" Tanya Jeno.

"huh. Iya. Cepet banget ga sih?! Pusing gue." Jawab Siyeon.

"makanya sering-sering belajar!" Perintah Jeno.

"iya." Balas Siyeon.

"fokus sama UAS lo."

Siyeon hanya mengangguk. Mengamati jalanan yang lenggang didepan sana.

"kak." Panggil Siyeon.

Jeno berdeham, "hmm."

"gue ga ngerti ucapan lo tadi dirumah kak Haechan." Ucap Siyeon.

Jeno hanya melirik sebentar. Menepikan mobilnya dan berhenti dibahu jalan. Mengarahkan badan Siyeon untuk menghadapnya.

"makasih. Karena udah mau jadi magnet kutub selatan buat kutub utara gue gue. Gue tau lo capek dengan sikap gue yang kaku. Makasih untuk berhasil bikin kekakuan gue pudah dihadapan lo, yeon. 2 kutub magnet yang sama bakal selalu tolak menolak. Makasih buat jadi sisi kutub yang berbeda." Ucap Jeno.

"lo ngomong apa sih?" Tanya Siyeon.

"tatap gue. Apa yang lo rasa saat liat dua mata gue?"

Siyeon mengangguk dan mengarahkan tatapan matanya pada Jeno. Satu tangannya mengusap wajah Jeno. Membuat pria itu menutup mata.

Entah siapa yang memulai. Bibir mereka bertemu. Cukup lama.

"Don't go." Lirih Siyeon.

Kening Jeno mengernyit mendengar ucapan gadis yang hanya beberapa senti dari wajahnya.

"dengan alasan apapun. Jangan pergi." Lanjut Siyeon.

Jeno mengangguk. Membawa Siyeon dalam pelukannya. Mengusap punggung yang kini bergetar.

"gue gila karena takut kehilangan lo, kak. Hiks." Ucapnya sambil terisak.

"gue disini. Tepat didepan lo." Ucap Jeno menenangkan.

Siyeon mengangguk dalam dekapan Jeno.

Ia tak tau. Saat menatap Jeno. Hanya rasa takut kehilangan yang ia pikirkan.

"gue mungkin bakal sedikit sibuk karena ngurus berkas kuliah." Ucap Jeno.

"iya. Jaga kesehatan lo. Jangan di forsir buat sekolah." Ingat Siyeon.

"lo juga." Balas Jeno.






Siyeon meneguk air mineral ditangannya. Ia sangat lelah setelah berlatih paduan suara bersama 10 gadis lainnya. Pagi tadi, sekeluarnya ia dari mobil. Yuri ㅡteman padusnyaㅡ berkata bahwa Siyeon ditawari untuk ambil bagian diacara wisuda kelulusan tahun ini. Tentu Siyeon menyetujui dengan bergabung dengan grup paduan suara.

"kita istirahat 10 menit." Ucap Yuri.

Lalu lainnya bersorak dan ikut minum disamping Siyeon. Gadis itu menyelesaikan latihan lebih dahulu dibanding lainnya.

"lo pacarnya kak Jeno, kan?" Tanya Choyeon.

Siyeon mengangkat kedua alisnya lalu mengangguk. Menutup mulut botol dengan tutup berwarna biru.

"gue denger dia ambil kuliah kedokteran di Paris. Iya kah?" Tanya Soeun.

"iya. Gue tadi denger dari bu Suli. Secara anak kesayangan ye kan?" Balas Choyeon.

aimer.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang