Sydney, Australia.
Siyeon berlari kedalam rumah. Jaket tebalnya dibubuhi beberapa salju yang tengah turun sore ini.
"oma!" Sapa Siyeon.
"hello. Oma rindu." Ucap Oma-nya.
Siyeon memeluk Ibu dari Lelaki yang amat ia benci. Ia hanya tak menyukai sifat ayahnya walau tak bisa dipungkiri ia ingin kehadiran ayahnya disetiap ia merayakan ulang tahun. Mengambil rapot atau sesekali menjemputnya. Ia hanya ingin itu.
"kau sudah besar, yeon! Bagaimana kabar ayahmu?" Tanya Kelly ㅡnama oma-nyaㅡ.
"Papa sedang pergi keluar kota. Dia baik-baik saja." Jawab Siyeon.
Kelly mengangguk lalu mengajak cucunya itu menuju tungku perapian. Menghangatkan badan. Disana ada Chris, anak dari adik ayahnya.
"lama tidak bertemu, sist." Ucapnya.
Chris memeluk Siyeon dengan sedikit menekan. Siyeon membalas singkat lalu melepas. Ia tak suka berdekatan dengan Chris.
'Dia tetap mesum!' Batin Siyeon melihat ekspresi Chris saat ini.
"kau semakin cantik." Pujinya.
"tentu! Dimana Felix?" Tanya Siyeon.
Chris duduk kembali disofa. Memainkan game diponselnya.
"menyiapkan kamar mu. Dia masih menyukaimu, kau tau?" Kata Chris.
"aku juga."
"hei! Lalu kenapa aku tidak boleh?" Tanya Chris.
"otakmu terlalu berbahaya untukku." Balas Siyeon.
Chris menyibir pelan. Melirik siyeon yang menarik koper biru laut kedalam kamar.
'As always, babe.' Batin Chris tak acuh.
Siyeon membuka pintu kamarnya.
Felix berbalik. Matanya berbinar dan berlari kearah gadis yang berdiri diambang pintu lalu memeluk. Ia merindu.
"ayolah. Aku tidak bisa bernapas!" Ucapnya.
"hehe.. Aku sangat rindu." Ucap Felix.
"aku juga."
"istirahatlah. Aku akan kembali saat makan malam." Kata Felix.
Siyeon mengangguk. Berjalan menuju ranjang yang ditata rapih oleh Felix. Diatas ranjang terpasang boneka-boneka siyeon kecil. Sudah sangat lama. Namun tak pernah ia mainkan. Karena semua sepupu nya adalah seorang pria.
"have a nice rest, bae."
Siyeon membalas dengan senyuman. Pintu tertutup meninggalkannya dalam remang senja.
Ia merindukan ibu.
Siyeon meraih ponsel yang ia matikan setelah naik kebadan pesawat.
Naik pesawat sendiri? Ia tidak takut. Siyeon tersenyum getir mengingat hal itu. Suho bilang ia akan menyusul kesana dipenerbangan selanjutnya.
"tidak bisakan papa disamping siyeon sebentar? Siyeon butuh bahu." Lirihnya.
Jeno kembali kesekolah pukul 9 karena teman-temannya tak berhenti mengirim pesan agar sampai disekolah sebelum pukul 9.15 AM.
"baru berangkat, mas?" Tanya Satpam.
"tadi saya izin keluar pak. Ada keperluan. Saya cuna mau simulasi terakhir kok hari ini. Kelas 12 kan." Jawabnya.
Satpam sekolah Jeno mengangguk dan membuka gerbang. Dibelakang Jeno ada mobil Hilal yang juga akan simulasi bersamaan dengannya walau bukan teman satu kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
aimer.
Fanfiction𝐟𝐢𝐧𝐢𝐬𝐡𝐞𝐝 ㅡ 𝐣𝐞𝐧𝐨 𝐟𝐭. 𝐱𝐢𝐲𝐞𝐨𝐧 🌼 ❝In the dark, i can see your light.❞ ©deyleeas, 2018