[9] peluk

4K 498 8
                                    

Semua siswa yang memilih study Mipa pasti tau mengapa Siyeon dan teman-temannya mencari minuman dingin setelah mengerjakan soal kimia? Kimia is like a devil dipaket study Mipa.

"Sumpah mending ditabok soal Fisika njirr."

"Contekan gue kaga keluar njir." Ucap Herin.

Ting.

Jeno
Posisi

Byurr..

Belum sempat mengetik balasan untuk Jeno. Satu botol air mineral dingin meluncur dari atas kepalanya.

"What a bitch!!!"

Siyeon bangun. Menatap bengis gadis yang tersenyum meremeh kepadanya.

"Gue tau otak lu ngebul karena ngerjain kimia, sedangkan lu bego dan ga ngerti apa pun." Ucap Shuhua sinis.

"Lo apaan sih kak?!" Bentak Herin.

"Mau lo apa sih kak? Kok berani nya main belakang sama cowok gue? Ato elo udah ga laku dan ngejer Jeno?"

"Dasar lo bitch!!" Ucap Shuhua.

Kantin menjadi riuh atas pertengkaran Siyeon dan Shuhua. Mereka saling mencakar dan menjambak. Hingga sebuah tangan memisahkan.

"KALO MAU BERANTEM ITU LIAT TEMPAT!!! INI KANTIN SEKOLAH!" Bentak Haechan.

Siyeon mengatur nafasnya yang memburu. Herin disampingnya menenangkan. Sebenarnya bukan hal buruk bila ia bertengkar dengan Shuhua. At least, ia bisa melampiaskan semua amarahnya dengan gadis yang kini berangsur mendekati Jeno.

"Siyeon! Ikut gue." Ucap Jeno.

Siyeon tetap diam dan menajamkan mata pada Shuhua. Persetan bila ada rumor seorang Junior membangkang terhadap Kakak Kelasnya.

"Ikut gue." Ucap Jeno dingin.

Tubuh besar Jeno kini menghampiri Siyeon. Menarik gadis itu menjauh dari kerumunan dengan wajah datar dan menatap lurus kedepan.

"Yeon!" Teriak Guanlin.

Sebuah Jaket kini membalut bahu Siyeon. Jeno menghela nafas dan menyingkirkan jaket Guanlin yang berwarna Navy.

"Gue punya jaket buat dia." Ucap Jeno.

"Tapi dia basah kuyup." Guanlin tak mau kalah.

"Gue bisa peluk dia." Ucap Jeno final.

Lalu Jeno terus menuju kearah parkiran. Memasukkan Siyeon ke dalam jok belakang mobilnya setelah menyingkirkan Buku-Buku nya untuk Pagi ini.

"Lo ngga perlu jelasin. Karena yang gue tau otak lo cukup buat sadar kalo tadi itu salah." Cecar Jeno.

Jeno melempar jaketnya kearah kursi kemudi dan merapatkan diri kepada Siyeon. Mendekap Gadis yang kini menangis walau tanpa suara.

"Gue tau lo gabakal sudi buat pake Jaket yang tadi gue pinjemin ke dia."

Untuk sejenak mereka memang terhanyut dalam suasana mobil yang menghangat. Lalu melepaskan diri masing-masing.

"Sialan lo pake meluk gue."

"Badan lo basah. Mau pake Jaket yang tadi dipake Shuhua?" Tanya Jeno.

"Ogah."

Lalu keduanya diam. Masih dengan posisi lutut yang saling berbenturan. Entah sejak kapan dimulai. Namun detakan jantung mereka seolah mengikuti lari maraton. Semakin menambah kecepatan.

"Udah lumayan kering kan?" Tanya Jeno.

Jeno membuang mukanya dan keluar dari mobil. Ia takut terkena serangan jantung bila terus berdekatan dengan Siyeon. Kata Neilsen O'cland, sentuhan akan memberikan respon yang sangat cepat pada Otak dan mengelabuhinya.

aimer.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang