42.) Dua Kejutan

121 5 0
                                    


Naura pov

Keesokan harinya

Aku heran ayah sama skali belum keluar kamar,sejak subuh tadi

Aku menjadi risau,aku ketuk tak ada jawaban,hingga egoku lebih besar dan aku membuka pintu kamar ayah

Ceklekk

Pintunya tidak terkunci,aku membuka dan memberi salam

Saat aku masuk,mataku langsung tertuju pada ayah,ayah sedang tidur atau apa? kenapa sejak tadi aku memanggil tidak dijawab sekalipun?

"Yah?"panggilku tapi ayah sama skali tidak menjawab

"Ayah"aku duduk di pinggir ranjang ayah dan memegang dahinya

"Astagfirullah haladzim"kejutku,suhu badan ayah sangat panas

"Ayah,,ayah kenapa?Naura bawa kedokter ya?"tanyaku

Mendengar kata dokter?aku suda lulus di kedokteran,saat itu aku di tugaskan di Mesir dan sepertinya itu pasti membuatku menetap di sana dan tentunya aku tidak bisa

Aku lebih memlilih kembali ke Indonesia dari pada tinggal menetap di Mesir,aku tidak jamin kalau aku masih bisa bertemu dengan ayah jika aku Pergi ke Mesir

Dan aku meninggalkan semuanya,tidak apa aku tidak menjadi dokter,setidaknya aku suda lulus di kedokteran,aku akan berusaha bekerja di salah satu rumah sakit di jakarta

Kembali ke ayah,karna panik aku memanggil tetangga ku untuk membantu membawa ayah ke RS. Ayah sama skali tidak sadarkan diri

Saat sampai di RS.ayah di masukkan keruang UGD aku panik melihat ayah ku mendadak sakit,ayah tidak pernah mengeluh tentang penyakitnya bahkan ia tidak memiliki penyakit setahuku

Karna lama menunggu perutku berbunyi,tanpa aba aba aku pergi kekantin RS untuk mengganjal perutku

Setelah makan aku kembali menuju ruang UGD sambil membawa sedikit cemilan ringan

Aku kalut dengan pikiranku,aku takut ayah kenapa napa,saat sampai di depan ruang UGD aku masi menunggu dokter keluar kenapa terlalu lama?

Ceklek

"Keluarga pak Sahril?"tanya dokter itu

"Iya saya anaknya dok,bagaimana dengan keadaan ayah saya?"tanyaku panik

"Pak Sahril terkena penyakit jantung"

Jedeerrrrr

Rasanya kakiku suda melemah aku tidak bisa menahan air mataku mendengar jawaban dari pak dokter

Pak dokter pun berlalu,air mataku jatuh aku tidak pusing sebanyak apa orang berlalu,rasanya duniaku hancur,aku sangat sayang ayahku tapi kenapa harus ayah? kenapa bukan aku

"Hikss.....hiksss"aku tidak bisa lagi menahan air mataku rasanya  mataku suda terpenuhi air mata

"Ini"ucap seseorang dan menyodorkan sebuah sapu tangan,tanpa melihat orangnya aku langsung melap air mataku menggunakan sapu tangan itu

Aku melap air mataku,dan ingin berterima kasih

"Terimaka--"aku berbalik mencari orang yang memberiku sapu tangannya

Aku berbalik ke kiri kosong dan aku berbalik kekanan

Aku melihat pria berjas hitam membelakangiku,siapa dia? apa dia yang memberiku sapu tangan ini

"Naura"panggil Dita,aku menoleh padanya rasanya mataku berat kepala ku pusing,aku heran kenapa aku melihat Dita ada tiga

Dan pandanganku seketika gelap
.
.
.
Aku mengerjapkan mataku berulang kali,mataku silau aku melihat seluruh ruang bernuansa putih yang penuh dengan bau obat obatan,aku sangat kenal dengan tempat ini

First Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang