Dita pov
Waktu yang di berikan sudah berakhir,dan hari ini adalah hari dimana aku harus menjawab kitbahan pemuda itu,sungguh aku sangat degdegan,hati ku suda mantap untuk menjawabnya
Semua orang akan terkejut atau tidak,itu urusan nanti,aku harus menuruti kata hatiku
Keluarga pria itu akan datang pukul 18:30 malam dan sekarang sudah pukul 18:14 rasanya waktu sangat cepat
"Dit apa kamu suda memikirkan jawabanmu?"tanya Naura,yah Naura ada di sampingku,aku sangat membutuhkannya saat ini
Tentang jawabanku aku belum memberi tahunya
"Aku sholat istiqarah dulu lagi ya Ra?"tanyaku,yah ini adalah sholat istiqarah ku yang terakhir dengan mencari jawaban yang masih sama
"Iya Dit"
Setelah selesai sholat istiqarah aku semakin mantap dengan jawabannku ini
"Dita sayang ayok turun"panggil mami
"Dit sudah siap?"tanya Naura
"InsyaAllah aku siap"jawabku mantap
Aku dan Naura turun dari tangga,semua suda berada di meja makan,seperti rencana papi,kami makan malam dulu baru aku bisa jawab
Sepi tidak ada satupun yang bersuara di meja makan ,hanya ada dentingan sendok makan
Hingga Makan malam selesai,jantungku semakin berdetup kencang
Kami semua beranjak ke ruang keluarga,aku memerhatikan wajah mami yang sangat antusias, muka papi yang sangat serius dan muka pria itu
Aku menggenggam tangan Naura dengan erat
"Baiklah nak Dita bagaimana dengan jawabannya?"tanya ayah pria itu
Jantungku semakin berdetak kencang,semoga keputusanku ini yang terbaik
Semua hening menunggu jawabnku,hingga aku memberanikan diri untuk berkata
"Bismillah,insyaAllah aku siap"
"Alhamdulilllah"seru semua orang
Mami menangis dan memelukku terharu,aku yang melihat air mata mami jatuh aku pun juga ikut menangis,aku tidak tau apakah keputusanku ini sudah benar atau tidak tapi inilah jawaban dari sholat istiqarahku beberapa hari ini
Mami mencium pipiku,dan kembali memelukku,aku senang rupanya dengan keputusanku sangat membuat mami senang,
Saat melepas pelukan,aku melihat kearah papi,papi tersenyum bangga padaku,dan aku melihat Naura,dia langsung memelukku
"Selamat ya ukhwahku"lirihnya Naura juga ikut menangis,tapi tentunya ini air mata kebahagiaan
"Alhamdulillah,karna Dita suda setuju kapan kita bisa selengarakan pernikahannya?"tanya ayah pria itu
Deg..
Secepat inikah?
Semuanya berbincang bincang hingga harinya suda di tentukan
"Baiklah kita akan menyelenggrakan nya dua minggu kedepan"ucap papi
Aku sangat terkejut mendengar ucapan papi rasanya itu terlalu cepat,aku melihat Naura dan Naura hanya mengangguk dan tersenyum
**
Semuanya suda pulang terkecuali Naura,malam ini Naura nginap di rumahkuAku melirik papi
"Pi aku mau nanya?"tanyakuPapi yang tadi membaca koran akhirnya melepas korannya
"Kenap mesti tanya sih,Dita sayang"ujar papi dan aku hanya terkikik mendengarnya
"Nama calon aku siapa pi?"tanyaku
Mami yang awalnya minum akhirnya menyemburkan air dari mulutnya,papi yang sangat serius mendengar pertanyaannku langsung memblalakkan matanya,Naura yang sama dengaku tadi ikut cekikikan kini langsung terkejut matanya memblalak tak percaya
Heh?ada apa ini,apa yang salah dengan pertanyaanku?
"Kenapa pada diam?"protesku
"Dita kamu nggak bohongkan sayang?masa nama calon kamu sendiri nggak tau sih"ujar mami dengan menggelengkan kepala,aku hanya menggeleng memang aku tidak tau namaya bukan?
"Ih jawab dulu"rengekku
Seketika semuanya tertawa
"Anak papi kok segitunya amat sih,masa nama calon nya aja nggak di tau"ledeekk papi,iss aku sebal dengan suasana ini"Jawab dong pi,bentar lagi kan aku nikah sama dia masa aku nggak tau namanya sih?"ujarku
"Namanya Fiqi"ujar papi,mendengar nama Fiqi aku terbelalak
"Nama lengkapanya Ahmad Fiqi Raudia?"tanya ku
"Nah itu kamu tau"ujar mami,aku terkejut,apa Fiqi itu ketua rohis aku waktu SMA?
"Iya Dit,dia Fiqi ketua rohis kita dulu,aku Pikir kamu masih mengenalnya tapi ternyata tidak"ucap Naura seperti mengatahui apa yang ada di pikiranku
"Kenapa tadi kamu nggak bilang Ra?"kesal ku
"Aku juga agak terkejut Dit,tapi aku pikir kamu suda tau"ujarnya
"Aku nggak ngenal dia lagi,mukanya uda beda sekarang uda gan--"ucapku terpotong sepertinya aku hampir keceplosan
"Cieee"mami papi dan Naura langsung menggodaku,ah rasanya aku terlalu bodoh
Tapi jujur aku tidak menandai Fiqi,memang sih pertama aku melihatnya aku seperti tidak asing tapi aku hanya menepisnya
YaAllah sempit skali dunia ini?apa Fiqi yang nantinya akan menjadi imam ku? MasyaAllah, ya Alllah terima kasi,aku tidak menyesal karna aku tau akhlak Fiqi bagaimana,kenapa Fiqi mengkitbah ku?apa dia suka sama aku?sejak kapan?
"Ciee yang bilangin calonya ganteng"ledek mami
Iss aku risih dengan gangguan mereka
"Iss mami apaan sih?nggak, aku tadi hanya..." aku heran apa yang harus aku bilang lagi
"Hanya apa Dit,,udah ngaku aja"ledek Naura
"Aduh anak papi belum aja, udah muji calonya deluan,nanti papi laporin ah"goda papi
Argghh,rasanya aku di goda terus terusan sama mereka,sebaiknya aku beranjak dari pada aku di godain terus mukaku akan merah karna malu
"Udadeh aku mau masuk kamar dulu"ujar ku
"Ehhh mau kemana?orang yang bentar lagi jadi istri nggak boleh ngambekan"goda Naura sambil menahan lenganku,aku di paksa duduk disampingnya
Dan aku terpaksa menerima godaan mereka dengan wajah yang memerah
"Idih muka anak mami merah tu,cieee ada yang blushing "ucap mami cekikikan
Semua tertawa,sedangkan aku malah di jadiin bahan bulian,nggak papakok udah nggak lama lagi kan aku nikah
Ck,nikah niye,haha ngeledek diri sendiri mah nggak masalah
Dan malam ini di habiskan dengan menggoda ku hingga pipiku merah bak tomat masak
**
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love (TAMAT)
General Fiction7 Februari 22__Rank 1 #berkorban Disaat menCINTAi seseorang dengan tulus dan ikhlasnya namun terpaksa untuk meninggalkan nya pada saat itulah kita dipaksa untuk harus menerima takdir. Sama halnya cinta Naura kepada...? *** Murni...