45.) Ketua Rohis?

116 6 0
                                    

Dita pov

Waktu yang di berikan sudah berakhir,dan hari ini adalah hari dimana aku harus menjawab kitbahan pemuda itu,sungguh aku sangat degdegan,hati ku suda mantap untuk menjawabnya

Semua orang akan terkejut atau tidak,itu urusan nanti,aku harus menuruti kata hatiku

Keluarga pria itu akan datang pukul 18:30 malam dan sekarang sudah pukul 18:14 rasanya waktu sangat cepat

"Dit apa kamu suda memikirkan jawabanmu?"tanya Naura,yah Naura ada di sampingku,aku sangat membutuhkannya saat ini

Tentang jawabanku aku belum memberi tahunya

"Aku sholat istiqarah dulu lagi ya Ra?"tanyaku,yah ini adalah sholat istiqarah ku yang terakhir dengan mencari jawaban yang masih sama

"Iya Dit"

Setelah selesai sholat istiqarah aku semakin mantap dengan jawabannku ini

"Dita sayang ayok turun"panggil mami

"Dit sudah siap?"tanya Naura

"InsyaAllah aku siap"jawabku mantap

Aku dan Naura turun dari tangga,semua suda berada di meja makan,seperti rencana papi,kami makan malam dulu baru aku bisa jawab

Sepi tidak ada satupun yang bersuara di meja makan ,hanya ada dentingan sendok makan

Hingga Makan malam selesai,jantungku semakin berdetup kencang

Kami semua beranjak ke ruang keluarga,aku memerhatikan wajah mami yang sangat antusias, muka papi yang sangat serius dan muka pria itu

Aku menggenggam tangan Naura dengan erat

"Baiklah nak Dita bagaimana dengan jawabannya?"tanya ayah pria itu

Jantungku semakin berdetak kencang,semoga keputusanku ini yang terbaik

Semua hening menunggu jawabnku,hingga aku memberanikan diri untuk berkata

"Bismillah,insyaAllah aku siap"

"Alhamdulilllah"seru semua orang

Mami menangis dan memelukku terharu,aku yang melihat air mata mami jatuh aku pun juga ikut menangis,aku tidak tau apakah keputusanku ini sudah benar atau tidak tapi inilah jawaban dari sholat istiqarahku beberapa hari ini

Mami mencium pipiku,dan kembali memelukku,aku senang rupanya dengan keputusanku sangat membuat mami senang,

Saat melepas pelukan,aku melihat kearah papi,papi tersenyum bangga padaku,dan aku melihat Naura,dia langsung memelukku

"Selamat ya ukhwahku"lirihnya Naura juga ikut menangis,tapi tentunya ini air mata kebahagiaan

"Alhamdulillah,karna Dita suda setuju kapan kita bisa selengarakan pernikahannya?"tanya ayah pria itu

Deg..

Secepat inikah?

Semuanya berbincang bincang hingga harinya suda di tentukan

"Baiklah kita akan menyelenggrakan nya dua minggu kedepan"ucap papi

Aku sangat terkejut mendengar ucapan papi rasanya itu terlalu cepat,aku melihat Naura dan Naura hanya mengangguk dan tersenyum

       **
Semuanya suda pulang terkecuali Naura,malam ini Naura nginap di rumahku

Aku melirik papi
"Pi aku mau nanya?"tanyaku

Papi yang tadi membaca koran akhirnya melepas korannya

"Kenap mesti tanya sih,Dita sayang"ujar papi dan aku hanya terkikik mendengarnya

"Nama calon aku siapa pi?"tanyaku

Mami yang awalnya minum akhirnya menyemburkan air dari mulutnya,papi yang sangat serius mendengar pertanyaannku langsung memblalakkan matanya,Naura yang sama dengaku tadi ikut cekikikan kini langsung terkejut matanya memblalak tak percaya

Heh?ada apa ini,apa yang salah dengan pertanyaanku?

"Kenapa pada diam?"protesku

"Dita kamu nggak bohongkan sayang?masa nama calon kamu sendiri nggak tau sih"ujar mami dengan menggelengkan kepala,aku hanya menggeleng memang aku tidak tau namaya bukan?

"Ih jawab dulu"rengekku

Seketika semuanya tertawa
"Anak papi kok segitunya amat sih,masa nama calon nya aja nggak di tau"ledeekk papi,iss aku sebal dengan suasana ini

"Jawab dong pi,bentar lagi kan aku nikah sama dia masa aku nggak tau namanya sih?"ujarku

"Namanya Fiqi"ujar papi,mendengar nama Fiqi aku terbelalak

"Nama lengkapanya Ahmad Fiqi Raudia?"tanya ku

"Nah itu kamu tau"ujar mami,aku terkejut,apa Fiqi itu ketua rohis aku waktu SMA?

"Iya Dit,dia Fiqi ketua rohis kita dulu,aku Pikir kamu masih mengenalnya tapi ternyata tidak"ucap Naura seperti mengatahui apa yang ada di pikiranku

"Kenapa tadi kamu nggak bilang Ra?"kesal ku

"Aku juga agak terkejut Dit,tapi aku pikir kamu suda tau"ujarnya

"Aku nggak ngenal dia lagi,mukanya uda beda sekarang uda gan--"ucapku terpotong sepertinya aku hampir keceplosan

"Cieee"mami papi dan Naura langsung menggodaku,ah rasanya aku terlalu bodoh

Tapi jujur aku tidak menandai Fiqi,memang sih pertama aku melihatnya aku seperti tidak asing tapi aku hanya menepisnya

YaAllah sempit skali dunia ini?apa Fiqi yang nantinya akan menjadi imam ku? MasyaAllah, ya Alllah terima kasi,aku tidak menyesal karna aku tau akhlak Fiqi bagaimana,kenapa Fiqi mengkitbah ku?apa dia suka sama aku?sejak kapan?

"Ciee yang bilangin calonya ganteng"ledek mami

Iss aku risih dengan gangguan mereka

"Iss mami apaan sih?nggak, aku tadi hanya..." aku heran apa yang harus aku bilang lagi

"Hanya apa Dit,,udah ngaku aja"ledek Naura

"Aduh anak papi belum aja, udah muji calonya deluan,nanti papi laporin ah"goda papi

Argghh,rasanya aku di goda terus terusan sama mereka,sebaiknya aku beranjak dari pada aku di godain terus  mukaku akan merah karna malu

"Udadeh aku mau masuk kamar dulu"ujar ku

"Ehhh mau kemana?orang yang bentar lagi jadi istri nggak boleh ngambekan"goda Naura sambil menahan lenganku,aku di paksa duduk disampingnya

Dan aku terpaksa menerima godaan mereka dengan wajah yang memerah

"Idih muka anak mami merah tu,cieee ada yang blushing  "ucap mami cekikikan

Semua tertawa,sedangkan aku malah di jadiin bahan bulian,nggak papakok udah nggak lama lagi kan aku nikah

Ck,nikah niye,haha ngeledek diri sendiri mah nggak masalah

Dan malam ini di habiskan dengan menggoda ku hingga pipiku merah bak tomat masak

              **

First Love (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang