Seungcheol menghela nafas, ia memijat sedikit dahinya yang terasa pusing, linu dan apalagi yang harus ia ungkapkan?
Di hadapannya tersaji Jeonghan yang sedang sesegukan menangis entah karna apa. Demi Poseidon ia berani sumpah tidak membuat Jeonghan menangis.
"Adek, sayang. Jeonghannie." Seungcheol mengusap punggung Jeonghan perlahan, suara isakan yang menyayat hati masih terdengar. Mungkin kalau ada orang lewat di depan mereka, orang itu akan berasumsi Seungcheol melakukan KDRT alias Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Tapi kenyataan tidak, sumpah Seungcheol tidak melakukan apapun. Seungcheol kembali mengingat kejadian 2 jam lalu saat ia masih di kantor.
***
[ Mommy soon to be ]
Dad, pulangnya beli puding coklat yang biasa itu ya? Please please please? Makasih!♥[ Kaka Cheol♥ ]
Iya sayang.Seungcheol tersenyum simpul, Jeonghan-nya tengah mengidam. Sudah masuk bulan ke - 3 sejak kejadian Jeonghan menangis tengah malam karna bau parfume-nya saat tidur.
"Calon bapak senyum-senyum aja daritadi, heran." Seungcheol hanya terkekeh pelan ketika lengannya tergerak akibat senggolan siku Jaehyun.
"Makanya bikin Taeyong cepet hamil lagi, biar bisa ngerasain senyum-senyum kaya orang gila." Tutur Seungcheol kembali memasukan ponsel nya kedalam celana.
"Tunggu aja, bentar lagi ko. Lagian kita bertiga masih nikmatin masa-masa ribet, tapi kalau dikasih lagi ya ga nolak." Jaehyun mengedikan bahunya.
"Jangan ditolak, entar malah kebablasan." Keduanya terkekeh, dan mata keduanya kebali fokus pada layar yang tengah menyajikan prospek perusahaan kedepannya dan penjaringan Trainer baru dalam beberapa kurun waktu.
Berbeda Seungcheol, berbeda dengan Jeonghan yang kini tengah berbaring lemas di atas kasur. Morning Sickness nya tidak membaik, bahkan sedikit pun tidak!
Sudah 4x sejak tadi pagi, Jeonghan terseok-seok menuju kamar mandi. Badannya lemas, wajahnya terlihat pucat ditambah lagi tenaga-nya yang seperti dikuras habis
Dasarnya Jeonghan yang memiliki kadar kemalasan diatas rata-rata, ditambah dengan kondisi hamil muda membuatnya 1000x lebih malas. Kerjanya hanya makan, tidur, muntah dan diulangi selama 2 bulan kebelakang.
Kali ini Jeonghan berusaha menutup matanya, guna mengenyahkan rasa mualnya yang terus saja terasa di kerongkongannya. Ia meraba-raba meja di sampingnya, berusaha menggapai gelas yang berisi air guna menghilangkan rasa mualnya. Sayangnya gelasnya kosong, ia sudah menenggaknya habis setelah muntah ke - 3 nya.
"Seungcheol..." Jeonghan merintih pelan, ia harap suaminya ada disini membantunya mengisi gelas yang kosong dengan air. Sayangnya itu hanya angan-angannya saja.
Ia jadi sedih, karna ditinggal oleh Seungcheol untuk bekerja. Dan tanpa di komando, air matanya meleleh melewati pipi tirus itu. Jeonghan terus saja menagis tanpa suara. Alasannya? Ia pun tidak mengerti, ia hanya sangat sedih memikirkan Seungcheol tidak ada di sisinya dan mengisikan gelas yang kosong dengan air.
Jeonghan menangis hampir 10 menit hingga akhirnya ia tertidur.
Kondisi Seungcheol saat ini gelisah, ia sudah berusaha menelfon Jeonghan 10x dalam 5 menit. Awalnya ia hanya ingin iseng untuk bertanya, puding-nya ingin berapa biji?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongcheol + Jihoonie. | #wattys2019 [END]
FanfictionCerita kecil, keluarga Choi. Seungcheol + Jeonghan = Jihoonie. Ngga pinter bikin summary, cuman diinget ya. 1. Ceritanya loncat-loncat 2. Most of it One shoot 3. Ini sedikit unsur lokal bxb Mpreg