Past: Jeonghan side.

6.2K 523 43
                                    

Karena kemaren ada yang minta..
Jadi... Yaudah ayo sedih-sedih lagi..
Hehehehhehe
5.149 words.

|
|
|
|
|
880510jc
|
|

Past, Jeonghan side.
|
|

"Kenapa mommy?"

"Udah dimana dad? Udah jam 6, aku sama Jihoon udah nunggu daritadi."

"Oh iya, sebentar lagi mau jalan dari kantor. Lagi beres-beres, tunggu ya?"

"Oke, Jihoon udah ngerengek terus mau pulang. Hati-hati dijalan ya."

"Ok

Aku menutup panggilan telfonnya, Jihoon sudah terlihat bete. Sejak tadi mengajak pulang terus. Mainan di tangannya dia pukul-pukul ke lantai. Dia sudah lelah dan ingin pulang lalu mandi dan tidur.

Kami berdua akhirnya turun dari kantorku, keadaan kantor sudah sedikit sepi. Hanya tertinggal beberapa orang yang masih terlihat bekerja. Bagian administrasi lah lebih banyak. Aku menggenggam tangan Jihoon yang cemberut.

"Ngga usah ngambek gitu, daddy lagi dijalan mau jemput." Aku tersenyum ke arah Jihoon, tapi anak ini masih saja terlihat ngambek.

"Mommy ayo pulang, kakak cape." Jihoon merengek kecil, kami berdua kini sudah ada di lobi sore itu dan menunggu lebih dari 10 menit. Seungcheol belum juga datang dari kantor di Cheongdam untuk menjemput kami.

"Iya sebentar sayang, ini daddy belum jemput." Aku menatap Jihoon dengan wajah sama memelasnya. Sejujurnya kehamilan kedua ini cukup melelahkan untukku. Entah mengapa, tenagaku terasa terkuras hebat.

"Mommy pulaang, hiks." Jihoon mulai ngusap matanya, ia merasa lelah karna hari ini sekolahnya melakukan outside class dan mendaki bukit, sehingga Jihoon harus bangun lebih awal dan pulang lebih sore.

"Iya-iya sayang, ya udah kita naik taksi ya?" Jihoon hanya mengangguk, aku memakaikan tas sekolah Jihoon yang bergambar iron man dan menggenggam tangannya untuk menuju meja resepsionis.

"Hemi, tolong pesankan taksi ya." Aku tersenyum kecil, Hemi mengangguk dan segera melakukan panggilan telfon.

"Taksinya sudah di depan." Aku mengangguk dan berjalan menuju depan kantor, Jihoon sudah sedikit terlelap di gendonganku. Inilah semenjak Jihoon tahu akan menjadi kakak seminggu lalu, bukannya bertambah dewasa ia malah semakin manja.

Aku menyebutkan alamat rumah kami, dan Jihoon kembali tidur dalam dekapanku.

Seungcheol baru kembali setelah 1 jam kami sampai di rumah, bahkan aku sudah memandikan Jihoon, menyuapinya makan dan membereskan kamar serta pergi mandi.

"Tadi darimana? Kayanya dari kantor ke gedung utama ngga jauh banget?" Aku mencuci piring setelah kami selesai makan, Jihoon tidak ikut untuk makan malam. Karna ia sudah makan terlebih dahulu tadi sore. Seungcheol membantuku untuk mengeringkan piring dan menatanya di lemari.

"Aku ketemu temen lama di kantor, makanya keasikan ngobrol sampe lupa waktu." Aku mengangguk kecil mendengar jawaban Seungcheol.

"Pantesan di telfon susah." Aku mengeringkan tanganku setelah selesai mencuci piring, aku sedikit mencebik karna kesal Seungcheol tidak menjawab telfonnya. Malah operator yang menjawab.

"Hp nya mati sayang, aku lupa bawa charger." Aku mengangguk lagi, kejadian ini jarang terjadi. Biasanya Seungcheol akan membawa power bank atau di mobil pun ada charger untuk ponsel.

Jeongcheol + Jihoonie. | #wattys2019 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang