Past

8.2K 709 338
                                    

Alur maju-mundur, kata garis miring adalah flashback. Typo(s). Jangan nangis ya.
Bacanya kalau senggang, ini 4k words.




880510jc



Hai, ini Seungcheol.

Sekarang bagian aku cerita, gimana?

Cerita gimana asiknya jadi suami seorang Choi Jeonghan dan daddy dari Choi Jihoon, kami bertiga. tapi 8 bulan lagi akan menyusul satu Choi.

Hehehehe.

Ngebayanginnya saja sudah repot, tapi tidak apa. Demi keberlangsungan Klan keluarga Choi.

Pagi itu aku ada meeting di kantor Cheongdam, dimana biasanya aku melakukan latihan dengan para Trainer dan berdisuki soal lagu mana yang akan mereka bawakan sebagai lagu debut mereka. Aku masih teringat bagaimana Jeonghan mengatakan bahwa ia hamil. Aku hampir tidak percaya, karena ya.. perencanaan kami untuk menambah anak tidak membuahkan hasil di Bali.

Jeonghan terlalu lelah, hingga ia beberapa kali pendarahan saat kami berlibur berdua. Membuatku menghapus harapan untuk menambah personil keluarga kami.

Tapi ternyata Tuhan sangat baik, kini Jeonghan tengah mengandung 4 minggu, atau 1 bulan. Berbeda 2 bulan dengan Taeyong.

Jangan tanyakan kenapa mereka bisa hamil dengan rentang waktu yang berdekatan, aku bersumpah tidak merencanakannya bersama Jaehyun.

Meeting ku dimulai pukul 10, ini masih pukul 9 ada waktu sekitar 1 jam sebelum meeting. Akhirnya aku memilih untuk pergi ke kedai kopi di depan kantor. Menurut Jeonghan Ice Latte disana enak, makanya kami selalu kencan disana saat bekerja atau di sela-sela pekerjaan.

Aku duduk dekat jendela, setelah memesan macchiato. Melihat orang berlalu lalang membuatku tersenyum kecil, masih teringat jelas di benakku saat Jeonghan memperlihatkan testpack dengan dua garis merah.

"Seungcheol? Hai apa kabar?"

Aku mengalihkan pandanganku dari jalanan diluar, menatap seorang pria dengan kemeja biru tua dan celana berbahan katun.

Aku mengenalnya.

"Ini aku, Doyoon. Jang Doyoon! Lama tidak bertemu."

Aku tersenyum sekilas, mengingat jelas wajahnya dan senyumnya. Serta bagaimana rasanya patah hati.

"Aku ingat, Doyoon. Anak psikolog yang memenangkan lomba di semester 4 dan berhasil menjadi perwakilan kampus ke Belanda."

'serta mantan kekasih pertamaku.'

"Kerja dimana sekarang? Boleh aku duduk disini? Kebetulan aku ada meeting, tapi masih mulai pukul 10."

Aku tertegun, jangan-jangan..

"Gedungnya itu, aku belum tau sih kerjanya nanti kaya gimana." Doyoon menunjuk gedung di sebrang jalan, dan sukses membuat atensiku teralih kepada gedung berwarna putih itu.

Kantorku.

"Aku juga kerja disitu, kalau kamu belum tahu. Aku juga yang membuat beberapa lagu..."

"Impianmu tercapai." Doyoon tertawa kecil, tawa yang aku kenali, tawa yang khas.

Kenapa aku tiba-tiba rindu untuk merengkuh tubuhnya?

"Nanti kita kerja bareng ya? Kamu yang ngelatih trainer sama buat lagu, aku yang ngurusin psikologi mereka. Biar mereka ngga stress."

Jeongcheol + Jihoonie. | #wattys2019 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang