Kali ini, kita akan membahas aku, Choi Jeonghan
Seorang istri dari Choi Seungcheol dan ibu dari Choi Jihoon.
Sore itu aku sedang duduk di cafetaria kantor, menunggu Seungcheol dan Jihoon. Anakku ikut Seungcheol ke studio dan aku menunggu mereka untuk turun ke kafetaria lalu pulang.
Tidak ada yang spesial sore itu, aku yang memakai sweater coklat dengan secangkir teh chamomile di tangan. Demi Jihoon, aku berhenti minum kopi, tidak secara dratis berhenti tetapi mengurangi dan berakhir secara berangsur mengganti kopi dengan Teh.
Menurut ibu mertua-ku, kopi tidak baik bagi kami yang harus bekerja dan mengurus anak serta rumah. Kafein sebegitu jahat-nya untuk beberapa orang, dapat menyebabkan lonjakan emosi secara tiba-tiba. Dan aku memilih menjauhi kafein semenjak itu.
Tidak ada yang memberitahu bahwa menjadi istri seorang Choi Seungcheol yang bekerja sebagai komposer lagu dan pemilik studio musik, serta di elu-elu sebagai penyelamat indusri musik serta penyelamat agency bersama team-nya itu.. menyenangkan.
Tidak ada yang memberitahuku, bahwa menjadi seorang ibu dari Choi Jihoon, seorang anak berumur 4 tahun dengan bakat yang sudah terlihat dan sudah diketahui dimana kami berdua sebagai orang tuanya akan menjalurkan Jihoon... Menyenangkan.
Orang lain akan menatap iri pada ku. Menatap iri dan dengki dengan senyuman manis di hadapanku.
Perasaan ini tidak hanya berlaku padaku tetapi, Taeyong dan Ten pun merasakan hal yang sama. Dengan cibiran kami mendapatkan privilage ini karna suami kami yang memimpin dan karna agency takut kehilangan suami-suami kami, karna mereka akan sibuk dengan para istri dan anak masing-masing, jadilah agency memberikan privilage dan pengecualian untuk kami ber-3.
Seungcheol akan selalu memberitahuku untuk tidak memikirkan hal ini, tetapi... Bagaimana aku tidak memikirkan perkataan orang lain, ketika kata-kata itu secara terang-terangan sampai di telingaku?
Kejadian pertama 1 bulan lalu, ketika Taeyong dinyatakan hamil dan sudah menginjak bulan ke 2, ia yang mengalami morning sickness sangat parah memaksa masuk kantor dikarenakan ucapan yang ia dengar dari divisi lain. Bukan bawahannya, tetapi Seulgi ketua dari divisi logistik yang mencibir anak buah team HRD dan mengatakan bahwa atasan mereka dengan seenaknya tidak masuk dengan alasan sakit yang tidak jelas, padahal agency sedang sibuk dengan lonjakan artis yang debut.
Taeyong dengan jelas melampirkan surat bahwa ia akan cuti selama 4 hari karna dokter menyuruhnya untuk beristirahat beberapa hari. Manusia itu menakutkan, hingga akhirnya Taeyong masuk kerja dan ia tidak bisa bergerak sama sekali karna melihat gerakan sendiri pun ia akan sangat pusing. Jadilah ia hanya berdiam di ruangannya dengan Sana - sang asisten - yang membereskan semuanya untuk Taeyong.
Taeyong bertahan selama 2 minggu, dengan morning sickness yang menyiksa dan meeting yang secara tiba-tiba muncul begitu banyak dan tidak bisa satupun yang ia berikan kuasa pada Sana.
Aku dan Ten menyuruh Taeyong pulang dan beristirahat, tetapi ia menolak dengan alasan pekerjaannya menumpuk.
Jaehyun pun tidak bisa berkutik ketika bertemu dengan Taeyong yang keras kepala, kami pun sebagai temannya tidak bisa memaksa Taeyong.
Hingga akhirnya, Taeyong pingsan di tengah-tengah meeting ketika ia menyampaikan persentasinya.
Semua orang panik? Tentu saja, terutama Jaehyun.
Ia yang kala itu sedang melakukan rekaman demo tanpa berfikir 2x berlari dari Studio menuju lantai 8.
Taeyong mengalami stress ringan dan dokter memaksa Taeyong untuk beristirahat demi kebaikan kandungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongcheol + Jihoonie. | #wattys2019 [END]
FanfictionCerita kecil, keluarga Choi. Seungcheol + Jeonghan = Jihoonie. Ngga pinter bikin summary, cuman diinget ya. 1. Ceritanya loncat-loncat 2. Most of it One shoot 3. Ini sedikit unsur lokal bxb Mpreg