Sadness will be over

7.3K 466 28
                                    

"Seungcheol.. maaf."

"Ngga apa-apa sayang, jangan nangis ya."

|
|
880510jc
Present
Sadness will be over
|
|
Sorry for typo(s)

Hanya segelintir orang yang mengetahui cerita ini. Hanya beberapa orang yang sempat berbahagia ketika mendengar ini.

Pagi itu Jeonghan bangun dengan perasaan mual yang hebat, ia bahkan beberapa kali terus keluar masuk kamar mandi.

Memuntahkan apa yang ada di dalam perutnya, hingga benar-benar selesai tanpa harus kembali ke kamar mandi.

Ia lemas bukan main.

Hingga akhirnya Jeonghan bangkit dari duduknya di kamar mandi dan sedikit terseok menuju kamarnya.

Seungcheol sedang keluar kota saat itu, ia hanya berdua dengan Jihoon di rumah. Ia melirik jam, sudah menunjukan pukul 6 pagi. Maka ia bergegas menuju dapur, menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Jihoon.

"Kak, bangun kak." Jeonghan mengguncang tubuh Jihoon sedikit, dan anaknya membuka matanya.

"Mommy." Suara serak khas Jihoon bangun tidur terdengar, dan kedua tangannya terbuka lebar. Jeonghan segera menggendongnya dan membawa Jihoon menuju dapur.

Sang anak mengusal pada ceruk leher Jeonghan, sedangkan Jeonghan menyiapkan roti panggang dan susu hangat. Jeonghan merasa pusing bukan main, padahal kemarin ia baik-baik saja.

Seolah kepalanya berputar, ia terduduk kursi dan Jihoon berada di pangkuaannya. Matanya terpejam beberapa saat.

"Mommy." Tangan kecil Jihoon menangkup kedua pipi Jeonghan dan ia membuka matanya.

"Mommy okay?" Tanya Jihoon kecil, ia menatap khawatir sang mommy.

"Mommy okay, sekarang kita mandi ya?" Jihoon mengangguk patuh, dengan perlahan Jeonghan yang menggendong Jihoon berjalan menuju kamar mandi.

Jeonghan yakin, darah rendahnya pasti mengacau paginya.

Jeonghan memasukan Jihoon kedalam bathtub, saat itu Jihoon baru menginjak umur 5 tahun. Dengan perlahan Jeonghan memandikan sang anak, memastikan bahwa setiap jengkal kulitnya tersabuni dan bersih.

"Kakak tunggu sini ya? Mommy ambil baju kakak dulu." Jihoon mengangguk.

Jeonghan berjalan dengan gontai, bahkan beberapa kali ia hampir menabrak tembok pembatas antara kamarnya dan pintu.

Hingga akhirnya Jeonghan terpaksa berjalan dengan berpegangan pada tembok. Ibu satu orang anak itu terlihat pucat, bahkan beberapa bulir keringat dingin meluncur dari keningnya.

Tetapi Jeonghan terus berusaha agar fokus, ia yakin setelah minum obat penambah darah ia akan baik-baik saja. Jeonghan kembali ke kamarnya, menggendong Jihoon keluar dari bathtub dan membawa anak semata wayangnya masuk ke kamar. Mengeringkan tubuh kecilnya dengan handuk dan memakaikan seragam sekolah.

Sedangkan Jeonghan bersiap-siap untuk berangkat kerja, Jihoon sarapan dengan tenang di depan tv sambil menonton pororo. Jeonghan tidak yakin akan bisa menyetir mobil, maka dari itu ia lebih memilih memesan taksi saja nanti.

Jeongcheol + Jihoonie. | #wattys2019 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang