Seungcheol 24/7

10.4K 648 103
                                    

|
|

880510jc

|
|

Bergantung pada Seungcheol, itulah yang Jeonghan rasakan selama trisemester pertama kehamilannya.

Jeonghan menjadi sangat manja, dan Seungcheol harus menjadi ekstra telaten merawat Jihoon dan Jeonghan secara bersamaan. Seperti pagi ini.

"Hoeek.. ugh.. Hoekk.." Seungcheol sudah terbangun pukul 5 pagi, menemani sang Istri yang mengalami morning sickness sangat hebat. Andaikan bisa, ia mau menggantikan Jeonghan merasakan mual, pusing, perubahan mood dan yang paling penting adalah rasa pahit di lidahnya.

Jeonghan tidak bisa makan dengan tenang, ia selalu merasa mual dan berakhir dengan muntah. Satu-satunya makanan yang bisa ia makan adalah masakan Bunda ㅡ Jonghyun.

Tapi Jeonghan sudah menolak untuk tinggal lebih lama di rumah mertuanya tersebut. Bukannya ia tidak mau, hanya saja ia merasa merepotkan Jonghyun sekali. Karna Jonghyun harus merawat Jihoon, memasak untuknya, menjemput Jihoon pulang sekolah. Sedangkan Jeonghan sudah bertekuk lutut dan pasrah terhadap kehamilannya kali ini.

"Udah enakan?" Tanya Seungcheol, tangannya tidak berhenti memijat tengkuk Jeonghan. Yang ditanya hanya menggeleng, perutnya terasa sakit dan ia merasa seperti diperas dari dalam. Sedangkan apa yang ia muntahkan sudah tidak ada sama sekali selain cairan kental bening.

"Ayo berdiri dulu, jangan duduk di lantai kaya gini." Seungcheol mengusap punggung Jeonghan dengan sayang, ia membantu Jeonghan untuk bangkit dari duduknya dan memapahnya masuk kedalam kamar mereka. Tangannya melingkar di pinggang sang istri.

Jeonghan kini sudah berbaring di atas kasur, tubuhnya sangat lemas, ia pusing dan ditambah lagi keringat dingin yang meluncur dari keningnya. Inilah yang Jeonghan rasakan setiap hari selama 3 bulan ini. Masih ada beberapa minggu lagi untuk menyudahi penyiksaan ini.

Walaupun menyiksa, ia menikmatinya setiap detik.

Tangannya bergerak mengelus perutnya.

"Dedek kenapa bikin mommy mual terus, hm?"

Jeonghan berbicara pada sang jabang bayi, ia sudah melakukan usg pertama 2 hari lalu, dan semuanya sehat. Bayinya berkondisi normal, ia bahkan diberikan vitamin penambah darah.

"Ini minum dulu." Seungcheol kembali dengan segelas air hangat, dan permen rasa mint. Hanya itu yang bisa makan setelah muntah-muntah. Seungcheol menyimpan gelasnya di atas meja nakas. Wajahnya masih mengantuk, ia bahkan baru pulang dari kantor pukul 1 malam, dan jam 5 pagi ia sudah harus merawat Jeonghan.

"Mommy makan ya? Daddy beliin bubur di depan." Jeonghan hanya mengangguk, ia sedang tidak minat untuk berdebat dengan Seungcheol. Apabila ia berkata tidak, Seungcheol akan memaksa.

Seungcheol bangkit dari duduknya, mengambil sweater sebelum akhirnya berjalan keluar rumah untuk membeli sarapan, hanya dengan memakai celana pendek saja.

Hidung Jeonghan sangat sensitive, ia bahkan bisa pusing ketika rumah mereka bau oleh bumbu masakan. Bahkan hanya bau telur goreng pun Jeonghan dibuat mabuk.

Hingga Jihoon hanya bisa puas dengan makanan yang dibelikan sang daddy ketika pulang kantor. Atau makan siang di sekolahnya.

Jeonghan merapatkan selimutnya, pusingnya kembali melanda. Ia bahkan beberapa kali bisa merasakan cairan naik ke kerongkongannya. Ia memejamkan matanya, berusaha terus memakan permen mint yang masih ada di dalan mulutnya.

Jeongcheol + Jihoonie. | #wattys2019 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang