Sunshine

8.6K 702 79
                                    

"Daddy jangan sedih, ada kakak disini."

|
|
880510jc
Present
Sunshine
|
|
Sorry for typo(s)

"Kakak, nanti kalau adiknya udah lahir. Jangan cengeng lagi ya?" Itulah wejangan dari Jaejoong, keduanya sedang makan kue sore itu.

Setelah Jaejoong menawarkan diri untuk menjemput Jihoon dari tempat les musiknya, ia hanya rindu dengan cucunya yang sudah memasuki Sekolah Dasar kelas 1 ini. Hitung-hitung sebagai kado atas kemenangan Jihoon di lomba tempo hari.

"Um! Ngga akan omaa." Jihoon tersenyum kecil, dan kembali memasukan cheesecake dengan topping blueberry cream kedalam mulutnya, kakinya bergoyang-goyang lucu. Jarak Jihoon dengan sang adik memang terlampau besar, yaitu 5 tahun. Jeonghan dan Seungcheol sengaja melakukan itu agar Jihoon lebih siap menerima adik perempuannya kelak.

"Nanti kalau makan, ngga perlu di suapin lagi ya?" Ujar Jaejoong lagi, yang kini sedang menyeruput teh barli nya.

Jihoon menggeleng.

"Kakak udah ngga disuapin lagi sama mommy." Ujar Jihoon dengan senyuman di bibirnya.

Kelahiran putri keluarga Choi sudah di depan mata, bahkan hanya tinggal hitungan hari sampai Jeonghan melahirkan bayi mereka. Dan keduanya sudah berkomitmen bahwa ini anak terakhir mereka. Mengikuti slogan 2 anak cukup.

Jeonghan pun sudah siap dengan semuanya, persiapannya melahirkan. Baju-baju untuk sang putri dan yang terpenting adalah persiapan mental Jeonghan sudah kuat. Ia tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti apa yang ia lakukan dahulu.

Kini Jeonghan sedang duduk di atas matras, dengan kedua kakinya yang bersila, mata yang tertutup dan hela nafas yang teratur. Jeonghan sedang meditasi, ia cukup kerepotan karna seminggu ini kadar darahnya terus saja naik dan turun. Padahal operasi di depan mata. Maka dari itu, Jeonghan lebih sering makan protein serta sayuran dan buah untuk menjaga tubuhnya.

"Mommy, mau makan apa?" Tanya Seungcheol. Ya, seungcheol sudah mengambil cuti. Ia terlampau khawatir bahwa ia tidak berada di sisi Jeonghan saat sang istri mengalami kontraksi.

"Makan sayur." Jawab Jeonghan, ia meregangkan tubuhnya ke samping sedikit. Masih dengan mata yang terpejam.

Seungcheol kembali ke dapur, tidak bisa ia sembunyikan bagaimana ketakutan melandanya. Semakin dekat dengan waktu operasi, semakin pula Seungcheol merasa tercekik. Bayang-bayang 5 tahun lalu terus saja menghantuinya.

Bagaimana tangisan pilu Jihoon saat ia lahir, dan bagaimana jantung Jeonghan yang berhenti berdetak seperkian detik...

Membuat Seungcheol menciut, seolah ingatan yang selalu menghantuinya selama ini tidak mau pergi, ketetapan hati yang ia bangun, runtuh secara perlahan dengan semakin dekatnya waktu kelahiran putri mereka.

Seungcheol menarik nafas dalam.

"Semuanya baik-baik saja." Ujar Seungcheol, mengusap dadanya. Berusaha menghentikan gemuruh tidak nyaman yang berada di dadanya.

Ia mengambil mangkuk kecil, mengisinya dengan irisan daging ayam rebus, sayuran dan beberapa buah. Ia menuangkan mayonaise sedikit dan sedikit gula jagung, agar terasa manis. Dan juga minyak zaitun.

Jeongcheol + Jihoonie. | #wattys2019 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang