trauma

3.7K 208 21
                                    

"muaaaal kak."

"Iyaa mual, terus kakak harus gimana?"

"Kenapa sih ngga kakak aja yang mual-mual?"

"Kalau bisa, kakak mau deh."

|
|
880510jc
|
|

Jeonghan sendawa lagi dan lagi dan lagi, ini hari pertamanya resign dari kantornya setelah hamil kedua.

Jihoon lagi sarapan, Seungcheol lagi mandi.

Dan kini Jeonghan berdiri di dapur sambil memijat-mijat tengkuknya pelan, entah berapa banyak ia sendawa pagi itu.

Perutnya kembung sekali, dan mulutnya terus berliur semenjak ia bangun tidur, sebanyak apapun ia menelan liurnya, pasti mulutnya akan kembali penuh.

"Mommy, kakak today mau play play with hoshi." Cerita Jihoon di sela-sela sarapan paginya.

"Iya boleh, nanti kalau mau pulang. Bilang sama mommy ya?"

"Okeyy, jadi nanti kakak pulang sekolah turun di hoshi home terus play play sama hoshi."

Jeonghan mengangguk, ia mengusap kepala sang putra yang ternyata sudah bertumbuh besar, dalam beberapa bulan akan berumur 6 tahun.

Jadi, semenjak kejadian yang kurang mengenakan di keluarga mereka sebelumnya, Jeonghan lebih sedikit melonggarkan waktu bagi Jihoon.

Karena ia tidak mau sang putra terus kepikiran masalah kedua orang tuanya, apalagi saat itu Jeonghan yang pingsan di depan sang putra sepertinya memberikan sedikit trauma bagi anak kecil itu.

Jihoon beberapa kali dengan sigap berdiri di samping sang mommy, menahan tubuh sang mommy dengan kedua tangan kecil dan gendutnya itu.

Tapi, Jeonghan selalu memberikan pengertian bahwa dirinya baik-baik saja, jadi Jihoon tidak perlu khawatir.

Lalu, Jihoon kali ini lebih terbuka dengan emosinya. Beberapa kali Jeonghan mendapati sang putra yang tiba-tiba saja menangis di depannya, ketika Jeonghan tanya, Jihoon menjawab 'takut mommy sama daddy ngga di rumah waktu kakak pulang.'

Jeonghan mengakui, trauma yang di dapatkan Jihoon akibat kedua orang tuanya yang egois, jadi sekarang Jeonghan dan Seungcheol akan selalu bersama Jihoon saat sang putra akan tidur atau berangkat sekolah pagi-pagi.

"Daddy manah?" Tanyanya, satu mangkuk bubur sudah habis tapi ia belum juga melihat sosok sang daddy.

"Kayanya masih mandi, jemputan kakak sebentar lagi dateng."

Jihoon menggelengkan kepalanya.

"No no, tunggu daddy dulu." Jihoon menggelengkan kepalanya, ia menghabiskan susunya yang tinggal sisa sedikit itu.

Jeonghan sedang memeriksa tas Jihoon.

"Tugas yang dikasih bu guru kemaren, udah di masukin ke dalam tas, nak?" Tanya Jeonghan, ia memasukan bekal cemilan untuk sang putra hari itu.

"Sudah mommy, adaaa di belakang." Ujar Jihoon, putranya itu mengerjakan tugas dengan sangat sungguh-sungguh, karena seni adalah pelajaran kesukaannya.

"Good, apalagi? Semua sudah?" Jihoon mengangguk, ia berdiri dari kursinya sambil melihat jam yang jarum panjangnya sudah menunjukan angka 2 kalau ke angka 4 berarti jemputan sudah datang.

Jeongcheol + Jihoonie. | #wattys2019 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang