Get well soon

10.3K 614 136
                                    

"Shi bawa ini buat Hoon."

"Apah?"

"Tadi di kelas bikin scrapbook, terus kata bu guru Joy. Bikin hadiah biar Hoon cepet sembuh."

|
|
|
880510JC
|
|
|

Sorry for typo(s)

Siang itu, Jeonghan tidak menjemput Jihoon pulang sekolah. Karna Seungcheol melarangnya. Daripada terjadi hal-hal tidak diinginkan maka Jeonghan hanya menurut saja.

Jihoon pulang dengan jemputan sekolah, pukul 12 siang sang anak sudah sampai di rumah. Ia langsung memeluk kaki Jeonghan dan mengusal pada kakinya.

Jeonghan saat itu sedang berada di dapur, memasukan bahan makanan kedalam kulkas yang ia beli tadi pagi.

"Mommy.." suara Jihoon mencicit, tasnya sudah jatuh di lantai. Jaketnya sudah turun dari pundaknya. Jeonghan berjongkok.

"Makan siang?" Tanyanya, mengusap rambut sang anak yang kini sudah memeluknya. Jihoon menggeleng.

"Antuk.. (re- ngantuk)" Jihoon mengusal pada pundak Jeonghan, tumben-tumbenan Jihoon sudah mengantuk, biasanya ia akan makan lalu berlari kesana kemari dahulu baru tidur siang.

"Yaudah ayo ke kamar." Ujar Jeonghan, ia pun berdiri dengan menggendong sang bayi yang kini sudah naik ke kelas nol besar.

Jeonghan menurunkan Jihoon diatas kasur, mata sang anak sudah terlihat sayu dan beberapa kali tertutup. Tapi Jeonghan dengan telaten melepaskan jaket beserta seragam terlebih dahulu dan mengganti bajunya dengan kaus serta celana panjang.

"Kak." Jeonghan mengusap pipi Jihoon yang terasa lebih hangat dari suhu tubuhnya.

"Hng..?" Jihoon menatap Jeonghan, ia semakin mengantuk dan menguap beberapa kali. Setelah Jeonghan selesai menggantikannya baju. Jihoon tertidur di atas kasurnya.

Jeonghan segera mengambil termometer yang selalu ia simpan di kotak obat. Ia lalu kembali menuju kamar Jihoon dan menyelipkan alat tersebut di ketiak sang anak.

Dan benar saja, suhu badan Jihoon berada di 41 derajat celcius.

Jeonghan dengan sigap mengambi handuk kecil dan mengompres kening Jihoon. Setelah memastikan bahwa tubuh Jihoon tertutup dengan selimut. Ia kembali menuju dapur dan menyelesaikan masak sup dagingnya.

Ia mengirimkan Seungcheol pesan. Memberitahukan bahwa anak mereka demam, dan Seungcheol menyuruh Jeonghan untuk mengompres keningnya agar reda demamnya.

Sore hari, Jihoon terbangun dengan rengekan di atas kasur. Ia terus ngusap kepalanya dan merintih bahwa ia pusing. Jihoon bahkan sempat muntah juga.

Jeonghan jadi panik, terlebih lagi Jihoon belum makan sejak siang sama sekali. Bahkan tidak ada makanan yang masuk kedalam perutnya, Jeonghan membereskan tas sekolah Jihoon dan menemukan bekal yang dibawakannya hanya dimakan sedikit.

Jihoon yang rewel, dan Jeonghan yang bingung adalah sebuah petaka. Jihoon terus menangis kala digendong oleh Jeonghan. Karna sang anak tidak mengerti bagaimana mendefinisikan apa yang dirasakan oleh tubuhnya.

Akhirnya, Jeonghan menggendong Jihoon untuk masuk ke kamarnya dan memangku sang anak yang masih terseguk menangis.

"Kakak mau apa hm? Makan ya? Biar pusingnya ilang." Jeonghan yang kini bersandar di kepala ranjang, terus saja mengusap kepala Jihoon. Ia merasa pusing, kepalanya berdenyut. Ia bisa memeberitahu Jeonghan karna ia merasakan hal yang sama dengan kejadian kecelakaan tempo hari.

Jeongcheol + Jihoonie. | #wattys2019 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang