Pagi-pagi sekali Lisa sudah bersiap untuk pergi ke kedai, karena setelah jam makan siang nanti dia harus ke kampus untuk mencari bahan guna merampungkan skripsinya. Lisa tidak ingin dianggap sebagai pegawai yang makan gaji buta yang bekerja tidak, tapi mendapatkan uang gaji. Lisa tidak ingin seperti itu, meski dia yakin kalau Jennie sama sekali keberatan.
Lisa melangkah ringan dari apartemen studio miliknya. Dia bersenandung riang, tapi bungkam seribu bahasa saat membuka pintu. Gadis itu mengedip beberapa kali, mencoba untuk memastikan kebenaran tentang siapa yang dilihatnya saat ini. "Apa yang kau lakukan di apartemenku sepagi ini?"
Lisa sangat terkejut. Ini masih pukul setengah tujuh pagi, tapi sudah ada sosok lain yang menunggunya di depan pintu.
"Tentu saja aku ingin bertemu denganmu, Mom. Memangnya apa lagi?" Oliver mengulas senyum hangat pada Lisa, tapi yang diberikan senyum tidak bereaksi karena masih terkejut.
Demi planet Pluto yang sudah meninggalkan orbit! Siapa yang memberitahu Oliver tempat tinggal Lisa saat ini? Apa orang itu sudah tidak waras? Lisa sudah berusaha mati-matian untuk melarikan diri dari Oliver semalam, tapi apa yang terjadi pagi ini benar-benar membuatnya ingin mengumpat lebih kasar dari apa yang pernah Oliver ucapkan.
Bocah itu diberitahu sang ayah, tidak adanya Lisa bersama mereka saat ini adalah karena gadis itu harus menyelesaikan skripsinya tanpa gangguan dari siapa pun. Sehun mengatakan pada Oliver, kalau setiap orang yang sedang menyelesaikan skripsinya, maka orang itu harus rela berpisah beberapa saat dengan keluarganya guna untuk menyelesaikan skripsi itu dan dengan polosnya Oliver memercayai setiap kata yang diucapkan ayahnya. Jadilah bocah itu merelakan kepulangan Lisa semalam dan tidak memiliki waktu untuk bertanya ke mana perginya gadis itu selama ini.
"Siapa yang memberitahumu tempat tinggalku, Oliver?" Lisa bertanya dengan hati-hati dan sebisa mungkin berusaha untuk tidak menyinggung perasaan Oliver.
Namun, selain dianugerahi paras yang tampan, Oliver juga dianugerahi tingkat kepekaan yang luar biasa tinggi, buktinya dia bisa menyadari ketidaknyamanan Lisa saat ini. "Apa kau tidak senang dengan kedatanganku ini, Mom?" Wajahnya mendadak sendu, senyum pun mulai luntur secara perlahan. "Apa aku mengganggumu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's [Not] Fall In Love
Fanfiction[RE-PUBLISH DAN REVISI] Lalisa Amandine tidak berharap banyak ketika usianya memasuki dua puluh tiga tahun. Mahasiswa tingkat akhir itu hanya ingin menyelesaikan skripsinya dan lulus. Hanya itu yang dia inginkan. Namun, siapa sangka jika di tahun it...