25. Keluarga Alexander

19.9K 2.3K 623
                                    

Hehehe, makasih udah setia nunggu updatean di lapak keluarga boncabai.

Penantian satu purnamanya bakalan terbayar sama 10 ribu kata hari ini.

"Dad, kenapa mom tidak ikut bersama dengan kita hari ini?" Oliver bertanya pada Sehun ketika ayahnya melepaskan sabuk pengaman untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dad, kenapa mom tidak ikut bersama dengan kita hari ini?" Oliver bertanya pada Sehun ketika ayahnya melepaskan sabuk pengaman untuknya.

"Apa kau ingin melihat Grandpa dan Grandama terkena serangan jantung karena aku tiba-tiba membawa seorang wanita cantik untuk makan malam keluarga ini?" Tanya Sehun dengan wajah serius yang di buat-buat, yang malah tampak konyol di mata Oliver.

Oliver terkikik geli, kedua matanya berbinar sangat cerah. "Apa mereka akan sangat terkejut?"

"Tentu saja, apa lagi ibumu itu cantik sekali, mereka pasti akan terkagum-kagum melihatnya." Lagi, Sehun berkata dengan nada serius namun wajahnya sangat berbanding terbalik.

Entah sadar atau tidak, tapi yang jelas laki-laki itu baru saja memuji kecantikan Lisa yang membuat Oliver semakin terkikik geli. Bocah tampan itu merasa sangat senang ketika mendengar pujian untuk Lisa, terlebih lagi ketika pujian itu berasal dari ayahnya.

"Mom memang sangat cantik, Dad."

Sehun hanya tersenyum. Laki-laki itu merasa bahagia ketika Oliver tertawa dengan renyah tanpa beban seperti ini. Dia benar-benar merasa sangat lega ketika melihat binar cerah yang terpancar dari mata anaknya.

Dan Sehun sangat berterima kasih pada gadis cantik yang saat ini pasti sedang disibukkan dengan skripsinya. Tanpa gadis itu, Sehun mungkin tidak akan bisa melihat senyum ceria di wajah putra semata wayangnya-setelah kejadian demi kejadian yang mereka alami.

"Kau masuk duluan, aku harus menelepon seseorang," titah Sehun pada Oliver ketika mereka sudah sampai di depan pintu besar berwarna putih gading dengan ukiran khas arsitektur Eropa.

Oliver mengulum bibir, kemudian tersenyum jahil pada ayahnya. "Apa kau akan menelepon mom?"

Sehun membulatkan mata dan mencebik, berpura-pura kesal atas sikap sok tahu putranya. "Masuklah," titah Sehun seraya membukakan pintu untuk Oliver.

Senyum jahil yang menunjukan betapa dia sangat bahagia masih terpatri di wajah Oliver. "Katakan padanya kalau aku benar-benar menyayanginya, Dad," celetuk Oliver sambil melangkahkan kaki mungilnya masuk.

Sehun hanya menggeleng dalam seulas senyum tipis. Putra semata wayangnya itu memang tahu seperti apa caranya menggoda. Dan dari mana bocah tampan itu tahu kalau Sehun memang berniat untuk menelepon Lisa?

Sepertinya, Oliver memiliki kemampuan untuk membaca pikiran seseorang.

"Yak, Hell Boy!" Panggilan tidak senonoh itu membuat langkah si kecil Oliver berhenti di ujung tangga.

Let's [Not] Fall In Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang