42. Gadis Kecil dan Kartu Ajaibnya

17.5K 2.4K 1K
                                    

SELAMAT BERSENANG-SENANG 😉😉😉😉

SELAMAT BERSENANG-SENANG 😉😉😉😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa aku bisa mendapatkan hadiahku sekarang?"

"Apa adikku akan datang besok?"

"Di mana hadiahku, Dad?"

"Apa aku belum cukup untuk menjadi anak yang baik?"

"Apa hadiahku sedang dalam perjalanan?"

"Apa hadiahku sangat sulit untuk dicari?"

"Apa hadiahku tidak akan datang?"

"Semua orang bahkan sudah memberiku hadiah, hanya kalian yang belum memberikannya padaku."

"Kumohon, berikan aku seorang adik perempuan!"

Selama seminggu ini, Oliver tidak henti-hentinya menanyakan tentang hadiahnya. Setiap bocah tampan itu selesai menjadi anak yang baik, maka dia akan bertanya tentang hadiahnya.

Tapi selalu saja ada alasan yang diberikan oleh kedua orang tuanya, terutama sang ayah. Banyak sekali alasan yang Sehun katakan pada Oliver ketika bocah itu menagih hadiahnya.

Seperti saat ini, Oliver baru saja selesai menyusun puluhan pasang sepatunya ke dalam lemari dan berniat untuk menunjukkannya pada kedua orang tuanya, kalau dia sudah menjadi anak yang baik—padahal ini sudah hampir tengah malam, tapi Oliver masih belum menyerah pada keinginannya.

Benar-benar sebuah usaha yang sangat keras untuk mendapatkan adik kecilnya, 'kan?

Namun, satu sepatu yang tidak memiliki pasangan menarik perhatian Oliver. Dia mengambil sepatu berwarna merah itu dan menatapnya dengan lekat.

"Di mana pasangannya?" gumam Oliver. Sebelah tangannya mencari di antara tumpukan sepatu yang sudah disusun rapi, kalau-kalau Oliver tadi salah menyusunnya.

Tapi semua sepatu yang Oliver susun sudah mendapatkan pasangannya masing-masing. Hanya si merah ini yang tidak memiliki pasangan.

"Kira-kira, di mana aku meninggalkan pasanganmu, Sepatu?" tanya Oliver pada sepatu merahnya seraya mencoba mengingat.

"Ah, benar!" Oliver memekik ketika berhasil membongkar ingatannya. Bocah itu tertawa kecil saat mengingat di mana persisnya dia menghilangkan sebelah sepatunya.

Pasangan si merah pasti tertinggal di depan kafe Crookshot ketika Oliver memutuskan untuk melemparkannya pada Hanbin dan Oliver tidak lagi terpikir untuk mengambil sepatunya setelah Lisa menghancurkan hatinya saat itu.

"Sepertinya waktu berlalu begitu cepat," pikir Oliver. Rasanya, dia baru saja bertemu dengan Lisa di pernikahan Baekhyun minggu lalu, tapi tahu-tahu gadis itu sudah menjadi ibunya saja.

Oliver menyimpan si merah yang tidak lagi memiliki pasangan di laci tunggal, memisahkannya dari puluhan pasang sepatu yang lain. Sama sekali tidak terlintas di benaknya untuk membuang si merah karena Oliver pikir, si merah adalah satu dari sekian banyak saksi bisu dalam perjalanan panjangnya untuk membuat Lisa menjadi ibunya.

Let's [Not] Fall In Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang