[RE-PUBLISH DAN REVISI]
Lalisa Amandine tidak berharap banyak ketika usianya memasuki dua puluh tiga tahun. Mahasiswa tingkat akhir itu hanya ingin menyelesaikan skripsinya dan lulus. Hanya itu yang dia inginkan.
Namun, siapa sangka jika di tahun it...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku bukan ibumu dan kau bukan anakku." Kalimat itu meluncur dengan sangat lancar dari bibir Lisa. Namun, hanya dia yang bisa merasakan betapa sesak dadanya saat ini, betapa pahit dan kelu lidahnya saat kalimat terkutuk itu keluar dari mulutnya.
Perlahan tubuhnya terasa seperti mencair layaknya es krim di tengah teriknya matahari. Sorot mata Oliver membuatnya lebih memilih untuk menghilang dari muka bumi ini, ketimbang harus melihat sorot mata Oliver yang menatapnya dengan datar.
Beberapa detik telah berlalu, tapi Oliver belum memberikan reaksi apa pun. Bocah itu hanya menatap lurus dan diamnya dia saat ini membuat Lisa meneteskan air mata yang sejak tadi menggantung di pelupuk mata.
"Oliver, kenapa kau diam saja?" Suara Lisa terdengar sedikit bergetar, tangannya berpindah untuk menggenggam tangan mungil Oliver yang terasa sangat dingin saat ini.
Ini bukan reaksi yang Lisa bayangkan. Dalam pikirannya, Oliver akan langsung mendorongnya atau setidaknya bocah tampan itu akan mengeluarkan segala umpatan yang dia miliki untuk mengutuk kebohongan Lisa dengan derai air mata.
Namun apa ini, bocah tampan itu menatap Lisa dalam diam. Benar-benar diam yang membuat Lisa diliputi rasa takut yang luar biasa. Lisa tidak pernah merasa setakut ini bahkan ketika dia merasa kalau hidupnya tidak lagi berarti setelah kedua orang tuanya meninggal.
Cukup lama Oliver membiarkan Lisa diliputi rasa takut yang terus menggerogoti gadis itu secara perlahan, hingga rasanya Lisa lebih baik mati saja.
Oliver memejamkan mata beberapa saat, berusaha untuk mengatur napasnya dan ketika mata itu terbuka, sorot matanya langsung berubah seketika.
"I know, Mom," lirih Oliver. Dia berusaha untuk mengulas senyum di tengah-tengah rasa pahit yang teramat di dalam mulutnya. Dalam hitungan detik, air matanya jatuh dengan kecepatan kilat tapi buru-buru dihapus dan kembali mengulas senyum tipis. "I know, if you're not my Mom."
Satu pukulan telak baru saja menghantam dada Lisa dengan sangat kuat. Tubuhnya terasa seperti ditelanjangi oleh fakta yang satu ini. Darahnya mengalir begitu saja seperti air, Lisa bahkan tidak bisa merasakan pijakan kakinya saat ini. Tubuhnya benar-benar terasa sepeti jeli.
Oliver sudah mengetahuinya?
Bibir Lisa bergetar hebat, matanya menatap lekat manik mata Oliver yang menatapnya dengan aneh. Gadis itu ingin bertanya, tapi suaranya hilang entah kemana. Lisa berusaha untuk mencari suaranya yang hilang dengan susah payah, sampai akhirnya bisa mengucapkan dua kata dengan sangat pelan dan bergetar.
![Let's [Not] Fall In Love](https://img.wattpad.com/cover/166044703-64-k95802.jpg)