40. Oliver dan Tingkah Ajaibnya

18.1K 2.3K 1K
                                    

HOHOHO, LONG TIME NO SEE 👋👋👋👋

SINI ABSEN DULU YANG KEMARIN SALTY SAMA MINI BONCABAI SAMPAI MAU GANTUNG ITU BOCAH DI POHON DI CEBE, TERUS DI HANYUTKAN KE SUNGAI HAN 😂😂

SINI ABSEN DULU YANG KEMARIN SALTY SAMA MINI BONCABAI SAMPAI MAU GANTUNG ITU BOCAH DI POHON DI CEBE, TERUS DI HANYUTKAN KE SUNGAI HAN 😂😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa tidak pernah merasa semalu ini pada siapa pun, tidak peduli dengan apa yang dia lakukan saat itu. Namun, hal ini tidak berlaku ketika Oliver mendapatinya sedang berciuman dengan Sehun dalam posisi yang tidak seharusnya dilihat oleh anak sekecil Oliver.

Rasanya Lisa ingin mengubah dirinya menjadi angin saat melihat rona merah di wajah Oliver, sebelum pintu ditutup dengan hati-hati, kemudian meninggalkannya dan Sehun dalam keterkejutan yang memalukan.

Beberapa detik telah berlalu sejak kepergian Oliver, tapi Sehun dan Lisa masih sama-sama menatap pintu yang sudah tertutup rapat. Keduanya seperti enggan untuk tersadar dari apa yang baru saja mereka lakukan.

Entah mereka malu atau mereka tidak ingin keintiman mereka berlalu begitu saja, hanya Tuhan yang tahu apa yang sedang kedua anak manusia itu pikirkan sekarang.

"Apa kita ketahuan?" Sehun membuka suara lebih dulu, kemudian menoleh pada Lisa yang saat ini masih berada tepat di bawahnya dengan sangat perlahan. Wajah gadis kecilnya tampak memerah dan kosong, seolah dia baru saja kembali dari kematiannya."Bernapaslah Lalisa!"

Diteriaki seperti itu tepat di depan wajah membuat Lisa tersentak dan langsung menarik napas dalam-dalam.

Selalu saja seperti ini. Lisa akan lupa bagaimana caranya bernapas saat ada sesuatu yang membuatnya terkejut secara berlebihan atau ketika dia menyadari sesuatu dengan terlambat, padahal jelas-jelas sejak awal fakta itu sudah ada.

Sehun menarik dirinya dari atas tubuh Lisa dan menarik tangan gadis itu agar duduk tegak.

Lisa mendongak untuk menatap Sehun setelah napasnya cukup teratur. Dilihatnya laki-laki itu sedang menyentuh tengkuk dengan gusar. "A-apa ... apa yang ... baru saja kita lakukan?" tanyanya dengan terbata-bata. Rasanya ini seperti kali pertama Lisa berbicara selama hidup 23 tahun lamanya.

Sehun mati-matian mengontrol debaran jantungnya dengan terus menarik dan membuang napas secara perlahan, yang sebenarnya sama sekali tidak berguna. Jantungnya malah berdebar semakin cepat dan rasanya seperti akan meledak karena berpacu dengan kecepatan waktu.

Lisa sendiri juga tidak bisa mengontrol perasaannya. Ketika Sehun menciumnya tadi, Lisa sungguh tidak bisa memikirkan apapun. Dia hanya bergerak menggunakan perasaan dan bukannya dengan logika.

Dan bagian yang paling memalukan adalah bagaimana mungkin mereka bisa kecolongan seperti ini? Bagaimana kedua orang dewasa itu bisa sangat ceroboh dalam bertindak dengan membiarkan pintu kamar yang tidak terkunci, sementara mereka—

"Oliver," kata Sehun dengan mulut yang kaku.

Sungguh. Selama ini, Sehun tidak pernah merasa kehilangan wajahnya di depan putra semata wayangnya. Laki-laki itu akan selalu terlihat percaya diri bahkan ketika melakukan kesalahan, tapi saat Oliver menerobos masuk dan melihat apa yang sedang dia lakukan bersama Lisa, di saat itulah Sehun merasa ingin menjadi buih saja.

Let's [Not] Fall In Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang