17. A Midnight Surprise

17.6K 2.3K 708
                                    

Aing kalau mood-nya lagi enak, anteng dan adem gini, nggak usah dipaksa update juga bakalan update kok.

Hihihi, sebelumnya makasih buat yang udah ninggalin jejak, bahkan komentarnya. Meski udah tamat sejak tahun lalu, tapi ternyata masih banyak yang minat baca.

Happy reading ~

Sehun baru saja menyelesaikan beberapa pekerjaannya dan berniat untuk kembali ke kamar, tapi Oliver menghadangnya seraya menyodorkan sebuah buku cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun baru saja menyelesaikan beberapa pekerjaannya dan berniat untuk kembali ke kamar, tapi Oliver menghadangnya seraya menyodorkan sebuah buku cerita.

"Apa kau mau membacakan dongeng untukku?" tanya Oliver dengan wajah lucu menahan takut. "Aku tidak bisa tidur sekarang."

Sehun yang melihatnya merasa sedikit aneh. Tidak biasanya Oliver menunjukkan ekspresi seperti ini saat meminta sesuatu padanya, tapi Sehun tidak terlalu ingin memikirkannya.

"Tentu saja," sahut Sehun seraya menarik tubuh mungil Oliver ke dalam pelukannya.

Alih-alih membawa Oliver ke kamar yang dipenuhi dengan pernak-pernik berwarna biru kesukaan Oliver, Sehun malah membawa bocah tampan itu ke kamarnya.

"Tidurlah di kamarku malam ini," kata Sehun seraya menurunkan Oliver dari gendongannya.

"Apa kau merindukanku, Dad?" tanya Oliver dengan smirk di wajah imutnya. Dia selalu suka menggoda ayahnya seperti ini. Baginya Sehun terlihat sangat keren saat sedang menghempaskan harga diri yang sangat dijunjung tinggi itu. 

"Tentu saja aku merindukanmu," sahut Sehun berapi-api. Laki-laki itu menyandarkan punggung pada kepala ranjang, tapi Oliver masih setia berdiri seraya menatapnya. "Apa kau tahu betapa khawatirnya aku saat kau tidak mau berbicara dengan siapa pun?"

Oliver tersenyum dengan memperlihatkan deretan gigi rapinya pada Sehun. "Maaf karena membuatmu khawatir, Dad." Meskipun Oliver mengatakannya dengan cengiran khas anak-anak, tapi Sehun tahu kalau Oliver mengatakannya dengan tulus.

Sehun menepuk bantal kosong di sebelahnya. "Berbaringlah, aku akan membaca untukmu."

Oliver menuruti perintah Sehun, tapi bukannya berbaring secara perlahan, bocah tampan itu malah membanting tubuhnya keras-keras di atas kasur super empuk milik ayahnya.

Sehun yang melihat Oliver kembali bertingkah sesukanya secara spontan mengulas senyum tipis. Melihat Oliver yang banyak bertingkah seperti ini terasa sangat menyenangkan daripada melihat bocah tampan itu mengurung diri di kamar dan mogok bicara.

Oliver sudah siap di samping Sehun. Bocah itu menarik selimut selembut sutra milik ayahnya yang berwarna abu-abu untuk menutupi tubuhnya sampai sebatas perut. "Kau bisa membacanya sekarang, Dad."

Sehun mulai membaca dengan penuh kelembutan. Kali terkahir Sehun melakukan hal ini adalah beberapa bulan yang lalu, jauh sebelum Oliver bertemu dengan Lisa. Setelah pertemuannya dengan Lisa, bocah tampan itu sedikit demi sedikit mulai melupakan keberadaan ayahnya.

Let's [Not] Fall In Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang