[RE-PUBLISH DAN REVISI]
Lalisa Amandine tidak berharap banyak ketika usianya memasuki dua puluh tiga tahun. Mahasiswa tingkat akhir itu hanya ingin menyelesaikan skripsinya dan lulus. Hanya itu yang dia inginkan.
Namun, siapa sangka jika di tahun it...
PDF LNFIL seri kedua sudah bisa dibeli, ya. Silakan cek di chapter paling bawah.
Happy reading~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Menikahlah denganku."
Tawa Lisa pecah begitu saja saat Sehun mengatakan dua kata yang sebelumnya tidak pernah Lisa bayangkan akan laki-laki itu katakan padanya, bahkan jika ajal menjemputnya sekalipun.
"Apa kau sedang mencoba untuk balas dendam padaku?" tanya Lisa masih dengan sisa-sisa tawanya. Dia sungguh tidak habis pikir dengan Sehun. Apa segitu bencinya Sehun pada Lisa hingga laki-laki itu harus membalasnya seperti ini karena sudah membuat Sehun mati kutu kemarin?
"Apa kau pikir aku adalah tipe orang yang pendendam?" tanya Sehun datar. Laki-laki itu baru saja menghempaskan harga dirinya, tapi apa yang Sehun dapatkan saat ini hanyalah sebuah tawa, seolah dia baru saja melontarkan sebuah lelucon.
Lisa hanya mengangkat bahu, tidak ingin terlalu menanggapi datarnya suara Sehun barusan. "Jika kau memang tidak ingin balas dendam, lalu untuk apa kau datang dan mengatakan lelucon murahan seperti tadi?"
Lelucon murahan?
Apa Lisa bernar-benar mengatakan kalau lamaran yang baru saja Sehun lakukan hanyalah sebuah lelucon ... murahan?
"Apa aku terlihat seperti dalam suasana untuk bercanda?"
Lisa terdiam untuk beberapa saat. Suara datar serta sorot mata yang dingin itu membuatnya sedikit terkejut. Ditatapnya wajah tampan Sehun yang saat ini tengah menunjukkan keseriusannya. "Apa kau seorang sleepwarker?"
Sehun menyugar rambut frustrasi. Dia sungguh tidak percaya! Bagaimana mungkin Lisa bisa menanyakan hal seperti itu seseorang yang membuka kedua matanya dengan jelas. "Apa kau pikir seorang sleepwalker berjalan dengan mata terbuka?"
Lisa mengembuskan napas, ditatapnya wajah Sehun dengat lekat dan kening berkerut. Wajah gadis itu menyiratkan sedikit kecurigaan."Kalau kau bukan seorang sleepwalker dan kau juga sedang tidak bercanda, maka ..." Lisa mendekatkan bibirnya pada bibir Sehun untuk memastikan sesuatu, kemudian berbicara tepat di bibir Sehun. "... kau pasti sedang mabuk saat ini."
Lisa menarik diri dari Sehun setelah memastikan apa yang perlu dia pastikan. Sebenarnya Lisa tidak mencium aroma alkohol sama sekali dari mulut Sehun, tapi sikap aneh Sehun cukup membuktikan kalau laki-laki itu memang sedang mabuk.
"Sebaiknya kau pulang saja. aku tidak ingin mengurusmu jika kau pingsan di sini," katanya setengah mengusir.
"Aku tidak mabuk." Sehun menegaskan. Suaranya sarat akan keseriusan dan wajahnya juga tidak menunjukkan kalau dia sedang mabuk—kaerna dia memang tidak mabuk saat ini.
Lisa menggeleng kuat, membantah pernyataan Sehun seolah dia berhak. "Tidak, kau jelas sedang mabuk saat ini." Lisa tetap bersikukuh mengatakan kalau Sehun sedang mabuk.