22. Akhir dari Lamaran Tengah Malam

14.8K 2K 380
                                    

Halo, lama tidak berjumpa.
Ada yang nunggu tidak 👉👈

"Bagaimana? Apa dia menerima kirimanku?" Sehun menggigit bibir bawahnya dengan sedikit cemas saat menunggu jawaban dari seberang sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana? Apa dia menerima kirimanku?" Sehun menggigit bibir bawahnya dengan sedikit cemas saat menunggu jawaban dari seberang sana.

"Tidak, Tuan. Nona Amandine langsung membuang bunganya begitu dia melihat isi dari kartu ucapan yang terselip di sana." 

Sehun menutup mata kecewa. Dia baru saja menelan kegagalannya untuk yang kesekian kali. Rasanya Sehun bisa saja mati jika terus gagal seperti ini. "Terus kirimkan dia bunga dan awasi dia," titahnya pada seseorang di seberang yang menajdi lawan bicaranya. 

Sehun memutuskan sambungan teleponnya, melemparkan ponselnya ke atas meja dan memijat kepalanya yang terasa ingin meledak. Sehun sama sekali tidak mengerti dengan benteng pertahanan yang Lisa miliki saat ini. Laki-laki itu sudah mengganggu Lisa dengan terus mengirimkan bunga sebanyak tiga kali sehari layaknya orang sakit yang harus minum obat. 

Namun, gadis itu bergeming dan mengabaikan Sehun, seolah duda anak satu itu bukanlah manusia, melainkan hanya sebuah debu yang keberadaannya tidak begitu penting untuk dilihat. Pesan yang Sehun kirimkan bahkan tidak pernah dibalas Lisa dan panggilan teleponnya pun sama sekali tidak pernah digubris.

"Tidakkah gadis itu merasa terganggu dengan perbuatanku akhir-akhir ini?" gumam Sehun. Seharusnya Lisa mendatangi dan memaki Sehun karena sudah mengganggunya, kemudian menyuruh laki-laki itu untuk berhenti mengganggu. Jika sudah begitu, maka Sehun bisa mengeluarkan kartu AS-nya.

"Menikahlah denganku dan aku tidak akan mengganggumu seperti ini."

Nah, jika sudah seperti itu, maka Lisa sama sekali tidak akan punya pilihan selain menerima Sehun. Karena kalau Lisa terus menolak, maka Sehun akan terus mengganggunya. Itulah rencana yang Sehun jalankan saat ini. 

Namun, bagaimana Sehun bisa mengelurkan kartu As-nya jika Lisa saja sama sekali tidak menggubris keberadaannya! Jika saja Sehun memiliki banyak waktu untuk bersantai, maka dia akan datang pada Lisa secara langsung, tapi jadwalnya yang padat terpaksa membuat laki-laki itu menyuruh anak buahnya untuk melakukan apa yang seharusnya dia lakukan. 

"Mari kita lihat seberapa tahan kau menghadapi sikap menyebalkanku ini, Lalisa Amandine." 

🐣🐣🐣

"Apa dia pikir aku akan luluh hanya dengan sebuket bunga seperti ini?" Lisa menatap sepuluh buket bunga Lily yang berada di apartemennya. Bunga-bunga itu adalah kiriman khusus dari Sehun yang beberapa hari belakangan ini selalu mengganggunya, lengkap dengan lamarannya di dalam kartu ucapan. 

Let's [Not] Fall In Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang