23. Mimpi Indah Oliver

15K 2.3K 469
                                    

Kalau ada typo silakan dikoreksi, ya. Ngeditnya sambil rebahan soalnya 🤣

 Ngeditnya sambil rebahan soalnya 🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Bagi anak seusia Oliver, bermain adalah hal yang paling menyenangkan, tapi bagi Oliver, bermain bersama Lisa di dalam mimpinya adalah hal yang paling menyenangkan.

Oliver berlari dari kejaran Lisa. Kaki mungilnya bergerak secepat mungkin untuk menghindar, tapi Oliver jelas kalah cepat. Lisa berhasil menangkap pergelangan tangannya dan membuat tubuh mungil itu terlempar ke dalam pelukan si gadis.

Oliver tertawa lepas ketika Lisa menggelitikinya. Bocah tampan itu memohon ampun pada Lisa agar berhenti menggelitikinya. Lisa menuruti karena wajah bocah itu sudah merah padam.

Lisa tersenyum lembut pada Oliver, membuat bocah itu juga mengulas senyum padanya, tapi senyum itu memudar ketika Lisa secara perlahan menjauh darinya. Tidak, Lisa sama sekali tidak melangkah mundur, dia tetap berdiam di tempatnya berdiri. Hanya saja dalam pandangan Oliver, jarak memisahkan mereka dengan sangat jauh, hingga akhirnya dia sama sekali tidak bisa melihat keberadaan Lisa.

Taman yang tadinya ramai dipenuhi dengan anak-anak seusia Oliver dan beberapa orang dewasa, kini hanyalah hamparan rumput hijau yang luas tanpa ada apa pun atau siapa pun di dalamnya. Semuanya lenyap begitu saja, meninggalkan Oliver dalam kesendirian yang hampa.

"Apa Oliver baik-baik saja? Kenapa dia terus berkeringat seperti ini, Hyung?" tanya Sehun dalam guratan kekhawatiran yang terpatri jelas di wajahnya.

Ya, ketika Oliver sedang menikmati mimpi indahnya, lain halnya dengan sang ayah. Sehun justru malah mengkhawatirkannya karena sudah sejak beberapa jam yang lalu Oliver demam dan terus meracau.

"Dia hanya demam, tapi seharusnya sudah turun saat ini karena aku sudah memberikannya obat penurun panas," gumam Xiumin seraya memperhatikan termometer yang berada di genggamannya.

"Mom." Oliver berkata dengan sangat lirih, bahkan tidak ada satu pun dari kelima orang dewasa—yang saat ini berada di kamarnya— yang menyadari ucapannya barusan.

"Oliver, apa kau bisa mendengarku?" Xiumin mengguncang sedikit tubuh Oliver. Biasanya orang demam tidak sepenuhnya kehilangan kesadaran. Terkadang mereka masih bisa sedikit merespons, meski hanya sekadar rancauan.

"Mom." Kali ini Xiumin mendengar rintihan lirih Oliver. Laki-laki itu terdiam untuk beberapa saat. Kini, dia mengerti kenapa demam Oliver tidak kunjung turun.

Menurut Xiumin, bocah tampan itu demam bukan karena kondisi tubuh yang lemah, tapi karena sedang merindukan ibunya dan alam bawah sadarnya mengambil alih reaksi tubuh Oliver saat ini.

"Lisa," kata Xiumin yang membuat semua orang—Jennie, Baekhyun, Chanyeol, dan terutama Sehun—terkejut bukan main dengan pernyataan yang tiba-tiba itu.

Let's [Not] Fall In Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang