1 // Rotterdam Story

8.5K 377 31
                                    


Vote sebelum baca :)

Vote sebelum baca :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AFTER 20 DAYS

"Semua hal yang berbentuk perjalanan, akan selalu bersanding dengan sebuah perubahan, semakin kamu berjalan lama, semakin banyak perubahan yang kau lalui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua hal yang berbentuk perjalanan, akan selalu bersanding dengan sebuah perubahan, semakin kamu berjalan lama, semakin banyak perubahan yang kau lalui."

"Kau tidak pernah tahu akan bertemu siapa di dunia ini."

"Di kehidupan sekarang dia memang milikmu, tapi di kehidupan selanjutnya, dia hanya milikku."

>>>(•••)<<<

Suara gemuruh air hujan menjajahi sebagian bumi Eropa, tepatnya di tanah Rotterdam, Belanda.
Hentakan kaki dan gemercik air yang terinjak, menciptakan sebuah bunyi. Sepatu berwarna coklat itu telah basah terkena genangan air di dasar jalan. Gadis berambut panjang, memakai sweater musim dingin sampai lutut, tengah berteduh di salah satu toko di pertengahan kota Rotterdam, Belanda.

Tangan indahnya mulai terasa dingin, karena tak terlihat balutan sarung tangan mengelilingi setiap jemari tangannya. Ya, dia pasti meninggalkannya lagi di penginapan. Kebiasaan itu sungguh tak bisa diterima ketika berada di negara dengan empat musim yang sedang mengalami awal musim dingin.

"Kapan hujannya berhenti, ponsel gue lowbat. Mau naik taksi, gak bawa payung buat nyeberang ke sisi jalan," gumamnya seraya menengok air hujan yang semakin deras di luar tembok kaca sebuah toko tempatnya berteduh.

Matanya memencar ke isi toko. Ada sebuah kursi yang menarik dirinya untuk segera duduk menunggu redanya hujan. Rasa canggung menghampiri ketika ia melirik bahwa ujung kursi panjang itu tengah duduk seorang laki-laki berkuncung jaket, memakai baju dengan turtle neck hingga menutupi mulutnya.

"I don't mind if you want to sit down,"  ucap pria itu dengan datar membuat dirinya seketika tertegun kaget.

Gadis itu perlahan duduk di satu kursi yang sama dengan pria berkuncung itu. Matanya melirik gugup pada laki-laki yang wajahnya tak bisa ia lihat jelas. Kuncung jaketnya menutupi setengah wajahnya, namun yang gadis itu lihat sedari tadi adalah sepucuk hidung mancung yang ia tatap dari samping. Rasa penasaran mencuat. Laki-laki itu begitu baik memperingatinya dan peduli pada kakinya.

AFTER 20 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang