04 - Pengakuannya

1.7K 167 4
                                    

Harapan Iza terkabul. Iza yang dulunya ingin untuk mengobrol di media sosial bersama Alif akhirnya terjadi hingga sekarang. Saking seringnya, Iza sampai hapal cara Alif memulai pembicaraan, jam berapa laki-laki itu membalas, dan tingkatan selera humornya.

Meskipun sudah cukup lama chat, Iza masih tetap menunjukkan sikap seolah-olah ia hanya sekadar ingin berkenalan dengan Alif, tak lebih.

Keduanya sering kali berdebat tentang berbagai topik. Mulai dari fobia, ciri-ciri guru sekolah, gosip siswa kelas lain, kekasih saudara, dan masih banyak lagi. Tanpa disadari mereka sudah rutin chat setiap hari selama lebih dari empat bulan.

Apa yang dirasakan Iza? Sangat berharap berubah status tentunya.

Kini Alif yang biasanya memulai pembicaraan dengan membalas status What's App Iza sudah tidak canggung. Ia bahkan memulainya tanpa menggunakan model dusta lagi.

Alif : P

Alif : P

Alif : Woi.

Alif : Napa lu tadi sembunyi? Berasa kriminal gua jadinya :v

Iza yang kala itu sedang berbaring menatap langit kamar sembari mendengarkan musik keras-keras dengan secepat kilat melihat ponsel, mengetikkan sesuatu, dan mengirimnya.

Iza : Peduli amet😛. Emang lo tahu gue yang mana?

Lagi-lagi ia bertingkah seolah Alif adalah orang yang mengusik hidupnya. Padahal jauh di dalam hati, Iza sangat gembira.

Alif : Yang pakai jilbab navy, kan? Gue tadi diperhatiin mulu, mau sawan sampean.

Tadi di sekolah sedang diadakan Maulid Nabi Besar, Muhammad SAW. Alif memang benar, kala itu Iza memgenakan jilbab berwarna biru navy.

Iza : Siapa? Gue perhatiin lo? Sejak?

Alif : Jangan pura-pura nggak tau, ya elu lah. Sejak awal.

Alif : Giliran gua tatap balik, lu malah sembunyi, dih_-

Kali ini Iza membuka mulut lebar-lebar, langsung menegakkan tubuhnya menjadi duduk, dan tersenyum selebar mungkin sambil meremas-remas boneka Doraemon di sebelahnya.

Iza : Bisa aja lo liat gue, pengen ngamuk deh😂

Alif : Udahlah, gue udah tahu lo yang mana Za. Apalagi didukung sama foto profil, gampang.

Iza : Ya tapi nggak usah natap kayak begitu juga kali, tatapan lo tu serem😂

Alif : Tatapan elang dibilang serem, juling mata lo😂

Alif : Oh ya, kenapa lo tadi maju ke Pak Zakaria? Perasaan gue nggak denger nama lo pas bapaknya nyebutin daftar anak ribut tadi.

Iza : Temen-teman gue semuanya disebut kok namanya, biar nggak digebukin, ya gue maju juga. Toh, gue sama aja kayak mereka.

Alif : Miring dikit pemikiran lo😂

Iza : Solidaritas😛. Hukumannya cuma mungutin sampah doang.

Perfect Priority Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang