10 - Tarik Tambang

1.3K 128 3
                                    

Selagi Yudhi berjalan di depannya, Iza diam-diam melirik ke sekeliling, mencari seseorang di antara sekelompok laki-laki kelas lawan tarik tambang mereka.

Begitu sampai di tempat lomba akan dilaksanakan, Yudhi tiba-tiba menghampiri panitia dan sedikit berbicara. Setelah itu, ia kembali ke Iza dan meneriaki beberapa teman kelas perempuannya yang masih berjalan ke arahnya sambil bercerita ria penuh tawa.

"Woi Asti, Septia, Sonya, Gea, sini!" suara Yudhi terdengar begitu nyaring menyentak siapapun di sana. Yudhi kemudian menatap Iza. "Za, yang tanding duluan kelompok lo, kelompok cewek, lawan kelas sepuluh IPA empat. Masing-masing kelompok ada lima orang member."

Iza melotot begitu melihat postur tubuh kelompok lawan. "Kita lawan kelompoknya Novi?! Astaga Yudh, badanya luar biasa!"

Yudhi tertawa. "Ya terserah deh mau kayak gimana. Yang penting kelas kita ikut dan nggak didenda. Mau kalian lepas talinya supaya mereka jatoh juga nggak papa." Laki-laki itu akhirnya menjauh dari Iza.

Iza, Asti, Septia, Sonya, dan Gea adalah perwakilan kelas sepuluh IPA dua dalam lomba tarik tambang ini. Postur tubuh mereka semuanya terlihat biasa saja, cukup tinggi dan lumayan berisi. Tidak seperti kelompok sebelah, alias kelompok Novi, semuanya gemuk dan tinggi. Dari sini sudah dapat dilihat siapa yang akan menang nanti.

"Waduh, kok gendut-gendut amet ya lawan kita?" protes Gea menggelengkan kepala. "Entar tangan gue lecet gimana?"

"Kata Yudhi, entar kalau nggak kuat, talinya langsung dilepas aja, jangan dipaksa," ujar Iza.

Septia terkekeh. "Nah, ide bagus! Nanti pas mereka lagi kuat-kuatnya narik, kita langsung lepas aja biar mereka jatoh!"

Sonya tertawa. "Bener tuh Sep! Ayo sudah gan, siap-siap ambil tali!"

Semua anggota kelompok bersiap dengan memegang tali, menunggu panitia mengutuskan dimulainya pertandingan.

Tiba-tiba, sekelompok teman kelas Iza yang laki-laki menghampiri untuk memberi semangat. Saat itu, Udin, berteriak, "Gue yakin cewek kelas kita bakal kalah!"

"Udahlah, kalah aja!" sambung Ahmad. "Kita bakal lebih bangga kalau kalian kalah."

"Ayo semuanya teriak!" Yudhi berseru. "Kalah!" Lalu ia menepuk tangan tiga kali.

Prok prok prok!

"Kalah!" Semua teman kelas Iza baik laki-laki, maupun perempuan ikut berseru.

Prok prok prok!

"Malu!"

Prok prok prok!

"Kalah!"

Semua gadis dalam kelompok yang akan berlomba tertawa dan semakin yakin bahwa mereka akan kalah. Bahkan, anggota OSIS dan siswa lain yang berdiri di sana pun ikut tersenyum-senyum melihat tingkah aneh teman kelas Iza yang kelihatan menyemangati tapi terdengar menjatuhkan.

Siswa OSIS mulai menghitung, "SATU. DUA.... Ti-- Eh, tolong jangan dulu ditarik talinya. Nah, iyak, begitu, diam! TI ... GA!"

Akhirnya tarik menarik tali antar kelompok pun terjadi. Tak sampai enam detik, kelompok Iza sudah lebih dulu melepas tali, membuat kelompok Novi menang.

Perfect Priority Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang