1-Under the dream

6.5K 571 10
                                    

Bunda bilang aku ini istimewa.

Aku tidak tahu apakah harus bersyukur atau malah mengutuk. Aku menutup diri dan ketakutan, tapi bunda bilang aku harus kuat.

Bunda bilang kemampuanku adalah anugerah yang diberikan Tuhan padaku karena Tuhan sangat sayang padaku. 

Saat itu aku hanya bocah kecil, setelah berulang tahun kelima aku bermimpi memberikan bunga kepada bibi Shin. Tidak ada yang aneh, karena kurasa mimpi itu sangat indah karena setelahnya bibi Shin pergi dengan kereta. Katanya mau pergi jauh, tapi keesokkan harinya Bunda bilang bibi Shin meninggal karena tidak hati-hati saat menyebrang rel dekat rumah kakek Jung dikota.

Lalu mimpi-mimpi lain datang, aku tidak cukup mengerti dengan keadaanku. Karena demi apapun aku hanya seorang anak kecil. 

Hingga saat aku menemukan Nuri—kucing kesayanganku—mati karena keracunan sampah di kedai kak Yoon aku mulai berpikir ada yang aneh, karena pada malam harinya aku bermimpi memberi makan Nuri lalu kucing itu berlari ke arah kedai kak Yoon dan hilang. Aku mulai jujur pada bunda tentang mimpi-mimpi anehku. Awalnya bunda menganggap itu lelucon anak kecil yang senang berkhayal atau kebetulan semata, akan tetapi setelah pembuktianku terhadap anak ibu guru Nana yang meninggal karena tenggelam bunda mulai percaya. 

Bunda mengajakku menginap ke rumah nenek didesa. 

Rumahnya berbentuk pondok dan berudara segar karena di tepi pantai, aku bisa mendengar deburan ombak dan mengumpulkan kulit kerang cantik dengan Kakak. Rumah nenek yang terbaik!

Nenek mengelus rembutku sangat halus, tangan keriputnya sedikit mencubit pipi gembilku dan berkata "Kookie akan tumbuh menjadi orang yang sangat hebat, Kookie tampannya nenek harus menerima apapun yang Tuhan takdirkan ya?" Aku mengerjap dan tersenyum, mengerti karena pasti bunda bercerita tentang kemampuanku. 

Di hari ketiga aku tinggal dirumah nenek, aku melihat nenek berjalan ke laut. Aku memanggil nenek dengan sekuat tenaga, hingga tenggorokanku sakit tapi nenek tidak mendengar. Saat aku ingin berlari kakikku terikat dibatu karang dengan tali rumput laut basah, aku menangis melihat nenek semakin ditelan air.

Aku terperanjat bangun, lalu bunda memelukku erat. Aku menangis keras,  bunda panik dan bertanya banyak hal tapi lidahku kelu. Dan berakhir bunda  lelah bertanya kemudian memelukku sepanjang malam.

Keesokkan harinya, kami menemukan nenek tergeletak didapur. 

Darahnya sangat banyak hingga menebus bandu yang nenek kenakan. Bunda menangis menghampiri jasad nenek, tapi aku malah membatu di bibir pintu. Hingga kakak membawaku dalam dekapannya dan aku menangis tanpa suara. 

Tidakkah kalian tahu jika tangis  paling menyakitkan adalah tangis yang bisu? 

Semenjak saat itu aku mulai membenci kemampuanku sendiri, mengurung diri dan takut jika bertemu orang baru. 

Setiap terbangun dari mimpi buruk aku selalu meraung dan menyalahkan diri sendiri. Bukankah hal yang bodoh saat mengetahui takdir seseorang?  

Tapi bunda akan ada disampingku, menenangkanku, memelukku, dan menghiburku. 

Bunda selalu bilang kemampuanku adalah anugerah. Aku harus menerimanya dengan hati lapang, maka semuanya akan terasa ringan.  

Aku ingin menyalahkan Tuhan. Tapi bunda bilang Tuhan sangat sayang padaku, maka Tuhan memberi ini. 

Seiring berjalannya waktu, aku kadang merasa lelah tapi bunda ada untuk menarikku kembali agar bangkit dan tetap berjalan. 

Aku menerima anugerah ini karena bunda dan kakak ada disampingku. 

Hingga suatu hari aku bermimpi bunda pergi.

Bunda pergi bersama cahaya yang sangat terang. 

Sebelum cahaya itu lenyap bunda mengecup keningku, tangannya dingin saat mengusap pipiku. 

"Kookie sudah besar, Harus kuat dan selalu bahagia. Jaga Kakak untuk bunda ya?"

Aku tersenyum kendati air mata sudah menganak sungai.

"Tidak, tidak. Ingat?  Laki-laki itu tidak boleh menangis."

Itu bukan mimpi buruk.

Mimpi itu indah, sangat indah.

Bunda cantik sekali, seperti rupa malaikat yang digambarkan buku dongeng.

Aku terbangun dengan air mata dan tersenyum.

Berjalan melewati lorong rumah yang terasa lebih dingin menuju kamar bunda. 

Bunda tertidur dengan senyuman, selimutnya sampai dada. Rambut hitam serupa Kakak itu terlihat lebih bercahaya, bunda mendingin. Aku mengusap ujung kepala Bunda lantas menciumnya. []

Dream SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang