Jungkook berjalan diantara padang bunga tulip berwarna kuning.
Jalan setapak dengan batuan tumpul sebagai pijakan. Angin menerbangkan anak rambutnya, entah mengapa senyum terhias selalu dibibir ranumnya. Jungkook merasa sangat bahagia, tidak tahu karena apa.
Seekor Kupu-kupu biru hinggap di tangannya yang mengadah, mata Jungkook melebar senang akan itu.
"Hei Kau cantik sekali, " kekehan lembut dengan mata yang ikut menghilang tertekan tulang pipi.
Jungkook berjalan riang, bisikan dihatinya mengatakan ia harus berjalan lurus. Diujung pandangnya terlihat sebuah pondok dengan ubin marmer yang Indah. Warna dindingnya yang putih bersih memantulkan cahaya matahari, dan dan bunga tulip disekitarnya. Sangat Indah. Jungkook membawa tungkainya berlari, langkah nya begitu ringan. Terasa seperti tidak menapak tanah.
Iris jernih itu menangkap sebuah prsensi lain. Punggung yang tampak familiar dalam ingatnya. Jungkook terpaku sepersekian detik di undakan tangga pertama. Dihatinya muncul gejolak riang.
Wanita itu...
Rambut legam serupa milik sang Kakak dibiarkan jatuh menjuntai, beberapa helainya bahkan terbawa tiupan angin. Wajahnya sangat berseri, Jungkook terpana hingga letupan kupu-kupu diperutnya pecah. Membawa euforia yang tidak bisa ia jabarkan dalam kata.
"Kookie.. "
Halus suaranya hinggap pada gendangnya, selalu menenangkan seperti alunan musik klasik yang selalu diputar di toko roti Paman Jung.
Celah pada belenggu rindunya terbuka, namun seketika anak lelaki itu beringsut kebelakang. Teringat sesuatu.
"Tidak!"
Jungkook melangkahkan kaki nya kebelakang, saat sang Lawan bicara mendekat, semakin jauh pula ia menjauh.
"Tidak kumohon!"
Wanita itu memandang nya sendu,
"Sayang, dengar kan Bunda nak. "
Jungkook semakin memundurkan tubuhnya, nyaris terjungkal karena tersandung batu.
"Tidak bunda, maafkan aku. Kumohon maaf kan aku. "
Sepasang kakinya melemas, hingga Jungkook jatuh terduduk. Kepalanya menunduk dalam. Ketakutan. Bunda tersenyum sendu, melangkahkan kakinya mendekat. Menekuk kedua jenjang kakinya, sejajar sang anak.
"Hei, tidak rindu?"
Tangan lentik itu terangkat, mengelus surai halus putra tercintanya. Lantas Jungkook mengangkat pandangnya, menemukan wajah serupa Bidadari milik sang Ibu yang sendu padanya.
"B-bunda?"
"Ayo jalan-jalan sebentar. "
Juyong menarik tangan sang anak membawanya dalam genggaman hangat.
"Indah bukan? Ini rumah bunda. "
Jungkook terdiam, kendati langkahnya sama sekali tidak berhenti. Ia dapat menemukan sebuah danau dengan hiasan senja di ujung. Danau yang sangat besar, ditengah savana bunga tulip yang cantik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Sight
Fiksi Penggemar[ TrueFanficIndo April'19 reading list ] ------ Jungkook benci jika harus selalu melihat takdir seseorang. Chaptered Brothership YK - - - Story©SasyaW Cast©BTS bighit entertaiment, their parents Cover©CanvaXpinterest