38- Need to Break

1.3K 192 19
                                        

Namjoon memperhatikan anak lelaki dihadapannya yang sedang melahap nasi kare--makan siangnya--setengah hati.

Jungkook berhasil di bujuk untuk makan setelah semalaman anak itu sama sekali tidak beranjak dari samping kakaknya. Terakhir makan malam, saat setelah Yoongi berhasil melewati masa kritisnya. Dan sudah lebih dari duapuluh empat jam. Dan Jungkook membiarkan perutnya kosong selama itu dalam keadaan stress, jika Seokjin tahu mungkin dokter itu akan memotong ibu jari kaki Namjoon dengan silet.

Sedang Jungkook dengan kadar nafsu makannya seujung kuku hanya mencoba mengaduk-aduk kuah kare dipiringnya, nafsu makannya menghilang sejak sang Kakak terjatuh tidak sadarkan diri dipelukannya saat di Daegu. Ia bahkan hampir kehilangan kewarasannya saat itu juga.

Kekhawatirannya menggunung, takut dan menyesal menjadi satu.

Masih terekam jelas didalam pikirnya bagaimana kedua netra Yoongi yang terpejam rapat, dengan tubuh melemas dan tangan dingin yang terkulai disisi tubuhnya. Sungguh tidak ada kata lain selain pekikkan dan sengguk tangisnya.

Yoongi dibawa ke rumah sakit terdekat dengan mobil Jimin, kemudian sore harinya dijemput Yuri dan Bibi untuk mendapat perawatan intensif di Seoul sebab keadaan Yoongi yang menurun drastis hingga malamnya kritis.

Jungkook merasa lelah sekali, akan tetapi tidurnya bahkan tidak sampai menyentuh tiga jam. Benang kusut diotaknya terus mengkulut hingga tenang tidak sudi mendekat.

"Kookie makanlah dengan benar." ucap Namjoon pelan, lantas tangannya menyodorkan sebotol air mineral.

Kembali memperhatikan sosok dihadapannya dengan pikiran sama berkecamuknya, Namjoon sedikit terjengit dengan getar yang berasal dari ponsel di saku celananya.

Park Yuri
Yoongi sudah siuman, tetapi kembali tidur. Bibi meminta kau untuk mengajak Jungkook pulang dan istirahat. Kembalilah sore nanti.

Namjoon menghela nafas lega, ia belum berniat memberi tahu Jungkook. Anak itu jika diberi tahu akan sulit diajak istirahat, sedang melihat wujudnya saja sudah membuat iba saat ini.

"Kita pulang setelah ini." ujar Namjoon, Hampir sama Jungkook menjawab lelaki itu lantas saja melanjutkan perkataannya "Ibu yang meminta, jangan membantah Ku. Kau butuh istirahat."

***

Yoongi kembali membuka matanya saat cahaya matahari yang menyorot ruangan berganti warna kekuningan. Sebagian alat yang melekat ditubuhnya telah dilepas, pula suara berisik benda disampingnya sudah reda. Hanya menyisakan suara penjernih udara yang berdenging sesekali. Ia dapat melihat Bibi yang terlelap dikursi sendirian, terlihat lelah sekali dengan rambut yang teracak dan pakaian yang kusut. Tenggorokannya terasa kering, namun iba untuk meminta bantuan.

Hingga suara pintu terbuka mengalihkan pandangannya, terlihat Yuri masuk dengan seorang Perawat lelaki dibelakangnya. Gadis itu tersenyum kala mendapati Yoongi yang mengerjapkan matanya pelan.

"Tolong, air." serak Yoongi. Ia memang belum meloloskam sedikitpun makanan atau minuman melewati tenggorokannya.

Yuri menungkan air putih kedalam gelas bening dinakas dekat ranjang, dan perawat lelaki tadi membantu menaikan tempat tidur.

Yoongi meminumnya pelan, tenggorokannya terasa perih walau hanya sekedar air. Kernyitan di dahinya muncul kemudian.

"Pelan saja Yoon," ingat Yuri.

Dream SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang