Esoknya Jimin menyeret Yoongi dan Jungkook ke studio miliknya di pusat kota.
Keluarga Jimin mengelola sebuah perusahaan makanan beku terbesar di Daegu, dan di dua lantai teratas kantor keluarganya, Jimin membuka sebuah studio tari dan musik yang dilengkapi tiga ruang tari dan tiga ruang musik.
Jungkook menganga saat memasuki lantai pertama--milik Jimin--pemuda itu benar-benar menyulap kantor keluarganya menjadi studio yang trendi, sangat berbanding bagai bumi dan matahari dengan Lobi yang pertama ia lihat saat sebelum menaiki Lift khusus pengunjung studio.
"Kau mengurusnya dengan baik."
Jimin hanya tersenyum menanggapi ucapan Yoongi. Lalu mendorong pintu kayu yang langsung mengantar mereka pada studio musik yang berisi macam-macam alat band.
"Kook ingin memainkan sesuatu?"
Jungkook mengangguk lalu menghampiri set Drum dan mememainkannya sembari menyengir ke arah Jimin yang mengarahkan kamera ponselnya ke wajah bocah manis itu.
"Ini Hebat!" Jimin dan Yoongi tertawa gemas dibuatnya.
Setelah lelah mencoba berbagai fasilitas di studio Jimin, mereka bertiga menuju sebuah kafe didepan kantor yang menyajikan makanan-makanan manis dan kopi kegemaran Yoongi.
"kakak tidak apa meminum kopi?" Bisik Jungkook saat Jimin berkata ingin ke toilet dan Yoongi yang hampir menyeruput es amerikanonya.
Yoongi mengangguk sebagai jawaban, ia terkekeh saat Jungkook melemparkan tatapam polos dengan matanya yang besar mengikuti gerak Yoongi menyeruput kopinya.
"Tidak apa, tenang saja." menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Jungkook, menenangkan. Sedang anak itu khidmat sekali memakan sereal dan smoothie pisang, padahal ini sudah beranjak siang.
"Kapan kalian kembali ke Seoul?"
"Lusa." Jawab Yoongi menanggapi pertanyaan yang dilontarkan Jimin.
"Benarkah? Sebentar sekali."
Yoongi hanya mengulum senyum, sangat tidak mungkin memberikan alasan sebenarnya pada Jimin. Ia tak ingin liburannya terganggu dengan itu.
"Besok malam ada festival tari, kalian bisa datang. Dan Jungkookie pun bisa ikut partisipasi jika ingin."
"Benarkah?"
Mata Jungkook semakin berbinar kala mendengar Jimin mengatakan hal itu. Tari memang salah satu hal juga yang Jungkook gemari setelah menyanyi dan melukis. Kesempatan yang besar bisa ikut di festival yang diadakan studio Jimin, luar biasa.
Setelah makan siang selesai, Jimin kembali mengajak Yoongi dan Jungkook ke studio. Lantas mengajarkan sedikit gerakan pada Jungkook untuk ditampilkan esok hari, dan memberikan video demo nya agar Jungkook bisa berlatih sendiri dirumah.
Jimin bilang untuk santai saja, lakukan sebisa yang dilakukan Jungkook. Namun anak itu ingin segalanya sempurna, ia berlatih keras sepanjang hari demi bisa menampilkan yang terbaik.
Sekian lama setelah terakhir ia menari, kegugupannya dapat terlihat jelas bahkan sampai lima belas menit sebelum naik. Dicengkramnya kuat lengan Yoongi untuk menyalurkan kegugupannya, dan Yoongi hanya tertawa pelan untuk itu. Wajah Jungkook menahan gugup seperti orang mulas. Menggemaskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Sight
Fanfiction[ TrueFanficIndo April'19 reading list ] ------ Jungkook benci jika harus selalu melihat takdir seseorang. Chaptered Brothership YK - - - Story©SasyaW Cast©BTS bighit entertaiment, their parents Cover©CanvaXpinterest