14- Sirius

2.3K 328 8
                                        

"Namjoon?"

Yoongi mengangguk sambil menyeruput Teh hijau hangat dicangkir marmer biru laut, menyesapi aroma Melati manis khas dari teh seduhan bibi.

Paman Jonghyun mengangguk dengan pandang yang masih tertuju pada tulisan di kertas, dalam hati dirinya menyetujui permintaan keponakannya. Selama ini Yoongi terkesan keteteran dalam mengurus perusahaannya, pula anak semata wayang yang paling ia banggakan sudah terlalu lama berkelana di dunia luar sudah saatnya bocah nakal itu pulang.  Ditambah melihat keadaan Jungkook yang seperti ingin, di semogakan karena kedatangan kakak tersayang keduanya keadaan anak itu semakin baik.

"Paman juga ingin adikmu itu pulang, paman akan berbicara padanya nanti. " Yoongi mengangguk lalu pandangnya kembali pada laptop yang menyala dimeja, matanya sedikit mengernyit mungkin karena cahaya layar yang terlalu terang hingga membuat perih.  "Yoon, kau baik?" Jonghyun memegang pundak keponakannya, Yoongi tampak memijit pangkal hidungnya guna meredakan pening yang lagi-lagi menjalar diarea kening sampai ujung kepalanya.  "Istirahatlah sebentar, temani adikmu." "Jadwal tidurmu berantakan beberapa hari ini bukan? Berkacalah, wajahmu seperti monster. " Yoongi menghela nafas lantas mulai membereskan kekacauan dimeja dan mematikan laptopnya "sudah.. Sudah biar paman yang bereskan. "

"Terimakasih paman. "







***

Suara gemericik hujan menyapa pendengarannya saat pertama kali membuka mata.

 
Setelah terlibat sebuah konversasi kecil dengan paman, Yoongi memutuskan untuk merebahkan dirinya dikamar milik Jungkook yang saat itu sang pemilik kamar masih bergelung dengan mimpi dibawah balutan selimut hangat.

Terakhir ia melihat wajah Jungkook yang terlelap damai disampingnya, tapi sekarang bocah itu bahkan tidak berada dalam penglihatannya.

Saat mencoba bangkit lagi-lagi kening putih Yoongi mengernyit, ditambah sensasi dingin lantai yang ia pijak tanpa alas.

Kamar Jungkook dirumah bibi memiliki balkon yang tidak terlalu luas, tapi cukup nyaman untuk dipakai bersantai. Dulu mereka sering berkemping kecil dengan selimut dan bantal disana, kadang sembari mendengarkan penjelasan tentang rasi Bintang dan hal-hal berbau ilmu pengetahuan dari Namjoon. Atau terkadang mencari Bintang sirius yang Indah dengan teropong Bintang milik Namjoon.






"Lihat lihat kak Joonie kak Yoong, Bintang itu sangat bersinar.. "

Namjoon tersenyum lembut, kemudian menghampiri adiknya dengan tangan yang masih memegang sebuah buku ensiklopedia tentang Bintang.

"Yang itu namanya Sirius, Kookie. "

"Bintang punya nama kak Joon?"

"Punya."

"Ada tidak Sih bintang namanya Kookie?"

Pemuda dengan lesung dikedua pipinya nya itu tertawa renyah, pula Yoongi yang sedari dulu tadi hanya diam memerhatikan ikut terbawa suasana dengan menampilkan senyum kecil andalannya.

"Tidak ada ya? " ulang Jungkook.  Namjoon menggeleng kecil.

"Lihat kak Joon, Bintang Sirius paling terang diantara semuanya. Indah sekali.  Kookie jadi ingin tinggal disirius, disana tidak perlu menggunakan lampu kan kak Namjoon. Kan--kan disana sudah sangat terang."








"Hei sedang apa? Disini dingin. " pintu balkon terbuka, diluar hujan dengan intensitas kecil namun hembusan angin cukup menusuk kulit.

Mendapati presensi kakaknya dibibir pintu, lantas Jungkook mengalihkan pandangnya mengunci pergerakan Yoongi didalam matanya hingga sosok itu duduk dikursi sebelahnya yang kosong.

Jungkook menggeleng halus lantas tersenyum, sebelah tangannya meraih punggung tangan Yoongi dan membawanya kedalam genggaman erat. "Kakak hangat." lirihnya selayak bisikan yang hilang dibawa angin namun suara pula itu membawa kurva bibir Yoongi terangkat.

"Ayo masuk. " Jungkook mengisaratkan penolakannya dengan erat genggamannya yang bertambah dan juga gelengan kecil.

Sepersekian menit keheningan menyertai mereka, dengan jari-jari yang masih bertautan menghantarkan hangat dan sensasi nyaman dari keduanya. Suara tetes air jatuh diatas genting kayu rumah bibi yang menjelma sebagai harmoni penenang, pula pohon pinus tua yang menjulang sebagai objek nyaman.

Suara bibi bergaung didalam rumah, meminta sepasang kakak adik itu untuk segera menghabiskan makan malam mereka. Yang mereka ingat Bibi dan Paman tidak pernah berubah selalu menjadi orang yang menyayangi mereka. Menjadi orang tua sambung dalam arti lain yang sangat mereka sayangi pula limpahan kasih sayang selayak ibu kandung dengan didikan sama rata yang mereka idamkan.

Yoongi menarik lembut tangan Jungkook digenggamannya, kemudian berjalan bersama dengan sang adik direngkuhan.  []

Kepada rintik hujan yang senantiasa hadir menjadi pelepas rindu, Terimakasih telah menjadi penutup hari yang sendu. 

Dibawah garis langit temaram, kepada sirius yang selalu bersinar, kusimpan rindu sedalam lautan demi sosok yang telah lama bersemayam.

---Yg-Jk---



A/n:

Disini hujan,

Terlibat konversasi kecil dengan mantan tentang rindu, bagaimana menurut kalian?

Dream SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang