19- First Snow

1.7K 269 12
                                    

"Kau tidak terlihat seperti seorang Dokter. "

Seokjin mendelik, sahabatnya itu masih saja gemar mengundang pertengkaran. Tidak berubah, walau dalam kasat mata beberapa hal dalam diri Yuri yang sedikit tidak Seokjin kenali.

Mereka berjalan melewati lorong ramai rumah sakit, wajar jam makan siang. 

Jas putih kebanggaan Seokjin tanggal, walau begitu beberapa perawat atau petugas rumah sakit menunduk tanda hormat.

"Mau kemana?"

Yuri bertanya halus, masih dengan langkah yang disamakan dengan lelaki disampingnya. 

"Bertemu seseorang. " alis wanita itu memgkerut lucu, dan Seokjin terkekeh lembut disana. Binar polos yang masih melekat antara iris Yuri, membuat Seokjin sedikit terpana.  "Siapa?" Seokjin mengedikkan bahu angkuh. "Sok misterius. "

Pintu kamar berderit pelan, seluruh atensi penghuni didalam mengalih pada dua sosok dibibir pintu. Keduanya tersenyum, yang satu tulus dan yang lain canggung. 

"Hai Jinnie, " itu Nayoung, pertama sadar dengan wajah teduh terkesan sangat ramah.  Jonghyun disampingnya ikut tersenyum, buku tebal dipangkuannya ditutup.  "Apa kabar paman?" tanya Seokjin lembut, Yuri dibelakangnya hanya tertunduk sopan, mengekor Seokjin dengan sebelah tangan memegang mantel lelaki itu.

Jungkook yang duduk di sofa sudut ruangan melengkungkan bibirnya total hingga mata bulatnya menyipit hilang. Seokjin gemas mengelus surai bocah itu.

Yuri terpaku sebentar, ia tidak memakai kacamata maupun lensa kontak alat bantu penglihatannya.

Jungkook  sekilas melihat wajah familier wanita dibelakang kakaknya.

Menangkap sinyal tanda tanya dari ketiga orang disana, Seokjin mengaduh lupa.

"Paman, bibi, Jung, ini temanku Yuri. Park Yuri. "

"Oh kau!" Yoongi memekik, atensi mereka teralih.  Yuri cepat-cepat merogoh tas selempang hitamnya, suara yang ia dengar sangat ia kenal dengan baik. Tersimpan diotaknya rapih.  "Ya!  Yoongi-ssi!"

Seokjin mengernyit, begitupun paman dan bibi. "Tunggu, kalian saling kenal?" keduanya mengangguk serempak.  "Oh Jungkook!" Yuri mencubit pipi tirus Jungkook gemas "aku rasa ini mengecil. "

Paman dan bibi sontak terkekeh, benar kata orang dunia ini sempit. Bahkan mereka tidak menyangka Yoongi dan Jungkook dapat mengenal wanita cantik ini, yang bahkan menurut penuturan Seokjin sahabatnya ini baru sekian bulan menetap.


"Bagaimana hasil pemeriksaanku Jin-ah?"

Seokjin yang semula bersisa pada tawanya sontak terdiam, hening menyelimuti mereka. "Oh, hasil pemeriksaan paman akan diberikan sore nanti oleh dokter Im. " paman mengangguk paham. Sepenuhnya percaya pada dokter muda sahabat keponakannya. Dan Bibi juga Yoongi pun hanya mengangguk pelan dan tersenyum dengan gumaman terimakasih. 

Tapi lain dengan Jungkook. Anak itu sangat peka akan keadaan. Ia duduk diapit Seokjin dan Yuri dikanan-kirinya. Saat Seokjin bicara, matanya menangkap maksud lain dari sang kakak.

Menepis kemungkinan buruk, Jungkook mencoba berdamai dalam pikirnya. 

"Ada apa Kook?" Yuri disampingnya merasa ada sesuatu yang mengganggu  pikiran Jungkook. Sekilas Yuri tahu keadaan anak disampingnya. Bahkan saat masih di luar negeri, Seokjin sering menceritakan keadaan Jungkook. Tapi ia baru sadar, jika yang Seokjin maksud adalah bocah kelinci yang sorot matanya sama kuat dengan sang kakak.

Dream SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang