33-Hug (2)

1.7K 273 21
                                    

"Kak-" lirihan Jungkook terdengar.

Yoongi melepaskan cengkramannya sangat keras,  hingga Jungkook terdorong kebelakang dan punggung anak itu membentur pinggiran kursi yang umpul.  Jungkook meringis merasakan sesak akibat benturan dipunggungnya,  air matanya luruh semakin deras.

Ia menatap Yoongi yang tanpa belas kasih meninggalkannya sendirian.  Baru kali ini ia disakiti secara fisik oleh kakaknya,  anak itu meringkuk diatas lantai yang dingin.

Perpaduan nglu dipunggung,  perih dipipi,  dan kesakitan dihatinya berpadu.

Jungkook merangkak kearah meja untuk mengambil ponselnya Dengan ringisan dan air mata.  la menekan nama Kak Seokjin yang tertera di riwayat panggilan terbarunya.

Setelah nada sambung kedua, Jungkook dapat mendengar suara Seokjin disebrang.  "Halo ada apa Kook?" 

"Kak,  sakit-"

***

Seokjin mendapat dinas malam,  ia Sedang senggang saat layar Ponselnya menunjukan nama Jungkook.  Seokjin bergegas menuju kediaman Jungkook dan Yoongi secepat kilat setelah ikut menyeret Yuri yang baru saja menyelesaikan tugasnya.

Yuri jelas terkejut,  apalagi sepanjang alan Seokjin tidak mengatakan papun.  Dan lebih terkejutnya lagi mereka saat sampai dan menemukan Jungkook yang meringkuk dilantai, memeluk tubuhnya sendiri. Masih dengan tangisan dan getaran diseluruh tubuhnya. 

"Hei dengar Kakak?  Apa yang terjadi?"

Jungkook membuka matanya yang semula tertutup perlahan,  keringat bercampur airmata menghiasi wajahnya. 

"Kak Yoongi..  Takut Kak. "

Jungkook gemetar Seokjin mengernyit heran,  pasti ada yang tidak beres disini Apalagi saat a mencoba membantu Jungkook pangun,  anak itu meringis kuat Karena Seokjin tidak sengaja menyentuh bagian punggungnya. 

"Kurasa punggungnya terluka Jin-ah" Yuri menyingkap kaos yang Jungkook kenakan.  Ia meringis kala mendapati luka memar yang sangat besar di punggung Jungkook

"Ya Tuhan,  apa yang terjadi padamu Kook-ah"

"Sekarang bukan saatnya bertanya al itu Yuri.  Cepat ambil obat dan pengukur suhu tubuh, Jungkook demam."

  Yuri mengangguk kemudian berlari kearah kotak obat yang menempel dinding tak jauh dari mereka,  dan membali dengan membawa sebuah termoter dan salep untuk luka dipunggung Jungook

"Kookie,Tenanglah"  Seokjin mengelus rambut Jungknok yang menumpukan wajahnya ada tubuhnya. 

"Tinggi sekali,  tolong siapkan air Kompresan.  Aku akan membawa Jungkook naik." 



***

Yoongi terbangun karena gejolak neh diperutnya,  ia segera saja berlari terpogoh-pogoh kearah kloset dan memuntahkan semua isi perutnya.

Kepalanya pening luar biasa,  rentetan peristiwa semalam perlahan-  lahan mulai bermunculan.

Yoongi segera membasuh wajahnya,  yang ada pada pikirannya sekarang adalah Jungkook. Bayangan wajah adiknya yang kesakitan semalam, melayang-layang dikepalanya.

Persetan dengan rasa mual lan sakit kepalanya.  Persetan!  Dengan tergesa-gesa Yoongi berlari hingga hampir saja menabrak Seokjin yang akan membawakan sup hangat dan segelas susu kekamarnya.

"Kenapa kakak disini?  Jungkook dimana kak?  Jungkookie-ku baik-baik saja kan?" panik Yoongi, dengab nafas terengah.

"Jungkook baik, hei Yoon kau harus--"

Yoongi tidak perduli dengan apa yang seokjin coba katakan,  sekali lagi yang ada dipikirannya hanya Jungkook,  Jungkook, JUNGKOOK! 

Pintu terbuka keras hingga Yuri mengalihkan pandangannya kearah sumber suara.  Disana ada Yoongi dengan nafas yang memburu dan wajah yang dibanjiri keringat.

"Jungkookie.. "Lirih Yoongi,  tangannya mengusap wajah Jungkook yang tertidur dengan posisi menyamping. "Hei kenapa panas sekali?" 

"Demam Jungkook tidak kunjung turun sejak semalam,  punggungnya memar Yoon,  Kakinya juga membengkak."

Yoongi frustasi, "Ya Tuhan apa yang sudah kulakukan?  Maafkan Kakak Jung tolong maafkan kakak." ia menangis keras,  menciumi sisi wajah Jungkook yang sudah basah dengan air matanya. 

Sedangkan Jungkook masih tetap menutup matanya tanpa sedikitpun terganggu.


***

Jungkook merasakan sebelah tangannya kebas,  dan yang lain terasa seperti dilingkupi sesuatu yang hangat.

Pertama yang dia lihat saat membuka mata adalah wajah Yoongi yang tertidur dengan posisi duduk di lantai dan menumpukan kepalanya di kasur Jungkook mencoba melepaskan genggaman kakaknya,  tapi pergerakan itu malah membuat Yoongi terusik lalu ikut membuka mata.

"Hei sudah bangun?  apa ada yang sakit?"

Jungkook masih tetap mencoba melepaskan genggaman kakaknya, tangisnya kembali pecah saat Kakaknya kembali mengecupi pelipisnya.

"Kenapa Kakak disini?  Kakak seharusnya istirahat saja.  Lepas kak. "  tangannya yang ditancapi oleh selang infus sulit digerakan.  Yoongi menghapus air mata adiknya dengan Ibu jari, "sst,  punggungmu masih sakit hm?"  Yoongi mengusap sisi tubuh adiknya pelan.

"Kak,  kakak seharusnya istirahat saja kakak yang sakit.  Kakak tidak boleh disini.  Lihat,lihat aku menyusahkan Kakak kan?  Sudah kubilang aku memang tidak berguna. "

Jungkook parau, tangis membuat dadanya semakin sakit

"Hei,  dengar Kakak,  jangan bicara seperti itu.  Kau tahu itu menyakiti kakak,  huh?"  air Mata Yoongi sudah tidak bisa dibendung lagi,  ia ikut menitikan air mata melihat adiknya sebegitu kacaunya.

"Aku memang selalu menyakiti kakak,  sekarang tinggalkan aku saja.  Aku tidak ingin kakak terus terusan sakit karena aku." 

Yoongi benar-benar sedang diuji kesabarannya. Jungkook menolak kehadirannya dengan alasan yang membuatnya geram.

"Hentikan Jungkook!"  Yoongi berteriak,  kesabarannya mulai menipis.

Jungkook terpaku,  kejadian semalam kembali menganggu pikirannya,  saat  Yoongi yang sama membentak dirinya sedemikian kasar

"Maaf, "  ujar Yoongi.

"Maafkan Kakak Jungie-ya"  Yoongi mendudukkan dirinya diatas ranjang,  kemudian menarik Jungkook untuk berada di dekapannya.  la dapat merasakan tubuh Jungkook yang hangat,  juga desiran nafas ditengkukya.

Jungkook terdiam beberapa saat hingga lirih suaranya kembali terdengar.  "Ma-af Kak. "

"Tidak Kakak yang salah, kakak menyakitimu. Maaf Jung. "

Jungkook membalas pelukan Kakaknya dengan lemah, tidak bisa dipungkiri kerinduan dihatinya lebih besar dibanding rasa sakit yang melingkupinya.  Ia merasa hangat saat Yoongi terus menyisir rambutnya sembari menggumamkan kata maaf dan sayang berulang.

"Apapun yang terjadi, Kakak tetap menyayangimu. Jungkookie-nya Kakak. " []






A/n; 

Maaf kalian kurang nyaman karena bagian ini dibagi dua. Hehe..
Sesuai janjiku, ini bagian nangis-nangisan yang terakhir! 

Sampai Jumpa di bagian selanjutnya!  Luh ya♡

[Revisi : 16 Juni 2020]



Dream SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang