Memberi ruang?

134 1 0
                                    


HAPPY READING GUYS
VOTE & KOMEN
THANKS!


Setelah mengantarkan Sussan pulang kerumahnya, Bima pun balik. Dan sekarang sudah selesai dengan ritual mandinya. Tidak sampai lima belas menit pria itu sudah bersih dan wangi.

Pergi ke mall kali ini gagal, terkendala oleh datangnya hujan yang tiba tiba.
Sussan tetap kukuh ingin ke mall, tapi keadan nya berdua basah kuyup.

Tidak akan mungkin Bima menuruti keinginan Sussan. Jadwalnya diganti esok hari saat pulang sekolah. Keduanya sepakat akan ke mall bersama, tanpa terkecuali.

Bima membuka kulkas dua pintunya, banyak tempelan macam macam negara yang menghiasi.

Kemudian Diambilnya softdrink dan juga snack snack dengan ukuran yang berbeda beda. ditutup mengunakan sikunya dari samping.

Kevin menatap malas layar tv 30 inchnya. Semua tayangan terasa tidak berselera dipandangan nya. Membosankan! itu itu saja.

Pikiran pria itu berkelana. tidak memikirkan sussan untuk sekarang ini, melainkan cewek barbar yang bikin dia kesal bukan kepalang.

Noora.

Apakah benar yang tadi bima lihat adalah Noora. Dari segi badan nya sepertinya ia, serta tubuhnya yang Bima hapal betul menyerupai teriplek.

Pria itu bahkan pernah terang terangan mencibirnya secara langsung. 'Badan lo kurus bangat sampe tulangnya keliatan, mau narik perhatian orang apa Anjing sih.'

Dengan sangat sadisnya Bima berbicara jujur tapi menyakitkan kepada Noora.

Wanita itu sempat terkejut dengan omongan bima, baginya itu penghinaan.

Noora tidak membalasnya, mencoba tersenyum menanggapi, tetapi ada hati yang teriris didalam sana.

Mungkin bagi Bima itu hanya candaan semata. Tetapi tidak dengan Norra, walaupu Cover nya barbar tetapi hatinya rentan tersakiti. Rapuh!

Saat itu Bima melihat Noora tersenyum. Dahi pria itu mengkerut, kok Noora tahan banting sih! Padahal itu sudah kelewat batas.

Tapi Bima melihat juga, setelahnya wanita itu tersenyum ada airmata yang turun bersamaan dengan menghilangnya senyuman itu.

Tanpa banyak kata Noora keluar dengan langkah cepat, bahkan Ratu yang memanggilnya dengan keras tidak ia sahuti.

Dari situ Bima merasa bersalah. Tetapi perasaan nya tidak pernah puas kalau belum melihat Noora menjadi kesal karena ulahnya.

Bisa dibilang adalah Bima si pencari Perkara.

Bima tersenyum miring, "Gak salah nama lo Noora, orangnya juga norak." Noora terkekeh saat mengingat wanita barusan.

Pria itu melanjutkan makannya dengan gerakan perlahan kembali.

•••••

Noora sedari tadi tidak bisa diam. Bergerak kesana kesini seperti cacing kepanasan, bahkan sprei kasurnya sudah tertarik dari sudut sudutnya.

Apakah Noora harus memberi ruang untuk Banyu memasuki relung hatinya?

Setelah Noora berpikir keras, Banyu Orang yang baik, wajahnya pun tidak malu untuk diajak kondangan. Kaya?

Jangan diragukan lagi. Yang punya sekolahan.

Tapi Noora sama sekali tidak memikirkan opsi yang terakhir itu. Ia sendiri bingung dengan hatinya. Mulanya tidak ingin berkomitmen terlebih dahulu.

Akan tetapi melihat Bima dengan Sussan yang begitu mesra, hatinya seperti tercabik cabik.

Noora sudah cape menanti untuk orang yang tak pasti. Bahkan hubungan dua sejoli itu terlihat makin lengket.

NOORA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang