Sawah

112 1 0
                                    

HAPPY READING GUYS
VOTE & KOMEN
THANKS!


Bima ingin rasanya mengumpat dihadapan Ratu maupun Siska saat ini. Bagaimana bisa ia kalah argumen dengan wanita bermulut yang pantasnya disebut gas bocor.

Ratu mengacam Bima, kalau Bima tidak mau memboncengkan sodaranya itu maka Ratu akan lari ke kantor dan menceritakan nya kepada bu Rere. Agar Bima tak mendapatkan nilai kelompok nanti.

Sebenarnya sih Bima tak perduli, Mau Ratu mengadukan nya kepada Bu Rere pun. Tapi, ah sudahlah ia malas berdebat.

Yang bikin Bima naik pitam adalah. Siska. Anak itu, tidak tau paku dari mana berasal, ia sudah memegangnya dan siap untuk ditancapkan ke ban Bima.

Raul serta Reno hanya cekikian melihat aksi pacarnya masing masing. Ajaib.

"Cepatan kalo lo mau nebeng!" Bima menatap sinis Noora yang berada disampingnya.

Noora bersidekap tangan. Ekspresinya menampilkan wajah menantang. "Gausah! gue udah mesen ojek."

Bima mengernyit, "Tuh Ratu lo denger sendirikan Sodara lo bilang apa." Bima berkata.

Ratu berdecak. Merasa gemas melihat kedua manusia yang sama sama memiliki tingkat Egonya selangit.

"OLA BLOONN! Susah bangat sih dibilangin nya. Lo tinggal naek doang la." Ratu yang merasa kesal akhirnya menoyor kepala Noora.

Noora mendesis seraya mengusap kepalanya. "Males gue, kalo nggak iklas gausah nawarin lo, bambang!" Norra berkata kepada Bima.

"Cepetan la, jangan sampe lo gue gendong ke motornya Bima ya.." Reno mengacamnya.

"Awas kalo lo gendong Nooraa!!" Ratu mengangkat Bogeman tangannya yang siap dilayangkan ke Reno.

Reno meringis, "Sakura cemburu ni yee.." Reno menampilkan deretan giginya yang berpagar.

"Najiss!" Noora berdecih.

"LEBAY!" Bima menyeletuk.

Ratu mengambil ponsel Noora secara tiba tiba, Kemudian dengan mudahnya Ratu meng Cancel ojok online tersebut.

Beres! Tidak ada yang perlu dipersulit bagi Ratu.

"LO APAIN HEH!" Noora merebut paksa ponsel yang digenggam Ratu.

"Gue cencel ojek lo! beres hahaha..." Ratu tertawa kemudian.

Noora memijat keningnya sesaat. Mungkin kalau ada selokan disekitarnya saat ini, Noora tak perlu ragu untuk mendorong Ratu masuk kedalamnya. Katakanlah Noora sadis sebagai saudara.

Tak apa. Ia hanya ingin memberi pelajaran sedikit pada Ratu. Agar wanita itu sadar seengaknya berfikir terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan.

Noora hanya ingin ia dihargai, bukan dengan uang, cukup dimengerti, itu saja. Ratu selalu ikut campur dalam urusan apa saja. Contohnya seperti saat ini.

"Mau marah? Marah aja hahaha..." Ratu menjulurkan lidahnya. Meledek.

Rasanya Noora ingin melayangkan tangannya saja. Untuk menjenggut rambut Ratu yang kriting gantung seperti Mie goreng itu. Huh.

Sabar! Noora terus meredam emosinya menghadapi tingkah absurd saudaranya itu.

••••

Selama diperjalanan menuju sawah yang letaknya berada dikota Bogor. Noora tak henti hentinya memukul bahu Bima secara berulang.

NOORA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang