Putus

73 1 0
                                    

HAPPY READING GUYS
VOTE & KOMEN
THANKS!


Bima dan Sussan sudah duduk pada Meja Restourant yang sudah menjadi pilihan Sussan. Keduanya saling duduk berhadapan.

Malam ini Sussan terlihat sangat menawan, Gaun hitam berdiameter diatas lutut menambah aura Seksi pada Wanita itu. Rambutnya kali ini dibentuk dengan Gelombang yang beraturan.

Sussan terus tersenyum manis, Ini yang tak sanggup Bima katakan. Rasanya tak ingin senyuman itu berakhir dengan Kesedihan.

Bima tau, Apa yang ia akan ucapkan kali ini tidak akan bisa diterima oleh Sussan pada akhirnya. Akan tetapi, Bima sendiripun bingung. Ia tak mau menjadi Anak Durhaka nantinya.

Setelah kehilangan sosok Ibunya. Bima tak sanggup untuk kehilangan Ayahnya juga. Hah, Bima tak tau harus apa kalo Ayahnya benar benar akan mengusirnya nanti.

Siap siap akan jadi Gelandangan.

Sussan menyelipkan rambutnya ketelinga, "Oh iya Bim, Tadi kamu mau ngomong apa? Yang dimobil tadi loh?"

Bima menegang, Ingatan Sussan benar benar Dahsyat. Sewaktu dimobil tadi, Nyali Bima mendadak menciut dan tak melanjutkan pembicaraan nya.

Bima tersenyum paksa, "Ohh.. Nggak kok. Bukan hal penting juga." Ungkapnya.

Bodoh!!!

Bima memaki dirinya sendiri dalam hati. Hatinya ingin berkata jujur, Tetapi mulutnya tak sanggup mengeluarkan apa yang ada dalam Hatinya saat ini.

Sussan berfikir sejenak, Mengganguk mengiyakan. "Oh gitu. Oh iya Vin.. Penampilan aku Malam ini gimana?" Tanya Sussan antusias.

Sussan selalu tak pede dengan penampilan nya yang sudah sangat Perfect. Ia belum senang rasanya kalau Bima belum mengatakan Cantik atau yang lain nya. Yang membuat Sussan terbang kelangit ke Tujuh bersama Andika kangen Band.

Halah! Lupakan.

Bima tersenyum, "Kamu gaperlu tanya pun undah tau Jawaban nya, Sayang." Mendengar itu, Sussan merona.

Bukan Gombalan, tapi memang adanya. Siapa yang tidak tertarik sih dengan Sussan. Orang Buta sekalipun kalau bisa dikasih kesempatan untuk melihat. Pasti akan menilai Sussan dengan Luar biasa.

Sussan tersenyum menampilkan deret giginya yang Putih dan Rapih. Tangan nya mengambil sebelah tangan Bima untuk digenggam. "Ah kamu.. Bisa aja."

Bima mengusap jari jari Sussan. Keduanya dikejutkan dengan seorang pelayan Restourant yang membawa Baki pesanan makan nya.

Diletakan sesuai pesanan nya masing masing. "Selamat menikmati." Kata pelayan itu tersenyum Ramah.

Bima tersenyum sebagai respon.

Sussan mendengus, setelah melihat Pelayan itu pergi. "Caper! Aku enggak suka." Bibirnya mendadak ditekuk.

Bima mengerutkan dahi mendengar, Niatnya ingin minum tapi ditunda. "Siapa?"

"Itu mbak mbaknya! Sok cantik Dih!" Sussan kesal.

Bima mentapnya, "Caper sama Kamu?" ia masih tak mengerti.

"Ish! Ya sama kamulah Bim! Dia kan cewek, Masa capernya sama aku. Aneh aja sih kamu!" Sahutnya sensi.

Bima tertawa, "Bukan Caper, Setiap pelayan harus berbuat sopan seperti itu. Nanti kalo pelanggan nya Nilai kinerjanya kurang bagus, Dia juga yang bakalan dimarahin sama atasan nya." Bima menjelasakan.

NOORA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang