Om Botak

67 2 1
                                    

HAPPY READING GUYS
VOTE & KOMEN
THANKS!



Sussan menegang ditempatnya, Apalagi pria tua yang disampingnya membuat Sussan tak bisa berkutik. Pinggangnya direngkuh mendekat, Seolah tanda Sussan kepemilikan nya.

"Hai kak Sussan, Kok kita bisa ketemu sih?" Noora tersenyum lebar, Bima yang disampingnya mencubit pinggang Noora agar wanita itu diam!

Bukan nya, Noora sangat membenci Sussan ya? Tapi, Kenapa sekarang ini Noora bersikap seolah teman baiknya. Halah! Noora, Bima mendengus kesal.

Sussan masih diam, Pandangan nya seperti orang kebingungan. Ia nampak seperti maling yang ketangkap basah.

"Sayang, Ini siapa? Teman mu?" Tanya Pria disampingnya dengan lembut.

Holy Shit! Benar yang dikatakan Ayahnya, Sussan tak beda jauh dengan jalang disana. Disaat Bima belum merelakan Sussan pergi dari hidupnya. Justru Sussan sudah mempunyai gandengan baru. Astaga!

Nyesel! Bima rasanya ingin mengumpat dihadapan mereka saat ini, Ia ingin segera pergi. Tapi, Noora menahan nya dengan mata yang menatapnya dengan plototan.

"E-emm, Iya mas." Ucap Sussan ragu.

Astaga! Bahkan panggilan nya saja seperti orang jawa yang telah menikah.

Noora tersenyum menatap keduanya, "Om ini, Ayahnya kak Sussan ya? Kok masih kelihatan muda?" Tanya Noora menjahili.

Tentu saja ia dapat melihat kilatan amarah dari wajah Sussan, Brani braninya Noora mengusik kehidupan pribadinya. Apalagi, Ada Bima yang ikut menyaksikan.

Pria tua itu membelakan mata, Ia terkekeh pelan dan menjawab. "Tidak, Saya teman dekatnya Sussan."

Teman dekat? Cih! Bahkan wajah tua tua keladi yang tak bisa melihat jidat licin sedikit seolah meragukan. Kalo dia bilang, Om senang Om bayar mungkin Noora akan percaya.

Noora mengangguk senang, Sedangkan Bima disampingnya sudah menahan amarah sedari tadi. Bukan hanya pinggang Noora yang dicubit, Tangan Noora sudah dikruwesin membuat ia meringis pelan.

Tapi Noora tak perduli, "Belanjaan nya banyak amat Ka? Lagi ngeborong ya?" Noora terkekeh pelan.

Sussan memberi plototan tajam, Tapi Noora tak perduli. Noora kembali berkata, "Enak juga ya punya temen deket kaya Om ini, Kalo Bima mah pelit om. Ini cowo yang ada disamping saya." Noora tertawa, Ia menatap Bima dengan cengiran lebar.

Sedangkan, Bima seperti ingin melahapnya hidup hidup! Kenapa Noora harus membandingkan nya dengan Om itu sih!

"Tidak, Ini hanya sebagai kado kecil kecilan untuk Sussan aja. Karena dia, Anak yang baik." Om itu menjawab dengan senyuman merkah.

Anak yang baik? Apa Noora tak salah dengar, Kalau baik tak mungkin Sussan berkawan dengan Om mata keranjang dihadapannya.

Tak mau menambah percakapan yang semakin membuatnya kesal, Bima segera menarik tangan Noora cepat. Noora sampai meringis karena kakinya masih sakit.

"Dah, Om! kak Sussan. Sampai ketemu lagi.." Noora memberikan senyuman mengejek pada Sussan barusan.

Saat keduanya sampai parkiran mobil dan masuk, Tangan Noora dihempaskan kuat kuat. "Maksud lo apasi La? Mau buat gue malu! Iya?!" Bima sudah terulut emosi.

Noora menatapnya sengit, "Dihh orang, Kalo ketemu sama orang yang kita kenal tuh harus saling tegur sapa. Nggak pernah diajarin cara beradab ya?" Noora jadi kesal sendiri.

NOORA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang