Sakit tak berdarah

99 2 1
                                    

HAPPY READING GUYS
VOTE & KOMEN
THANKS!




Bima mengernyit heran saat nama Noori diponselnya menghiasi list teratas. Sejak kapan Bima memulai chatnya, Kok tiba tiba saja balasan dari Noora adalah.

Bambang lo kobam? 😍

Atau Noora salah kirim pesan? Bisa jadi juga, tetapi nama Bambang disekolahnya setau Bima tidak ada. Atau nama tukang es kelapa dikantin nya itu?

Namanya adalah pak Bambang, tapi anak anak yang lain manggilnya pak Bams aja Katanya biar ke kinian. Tapi masa sih?

Dahi Bima tambah berkerut menatap layar ponselnya. Noora masih Online, berarti wanita itu masih membuka aplikasi whatshapp nya.

Bima tersenyum penuh arti. kalau berurusan dengan Noora, Sisi jahilnya menyeruak keluar ke permukaan. Tangan nya perlahan bergerak untuk mengetik sesuatu.

                                Saha ngana?

Bima tertawa setelah tangan nya menekan tanda kirim. Kira kira Noora akan membalasnya lagi atau tidak ya. Bima berfikir akan hal barusan.

Bima beranjak dari kasurnya kemudian melangkah ke dapur untuk membikin es coklat dengan taburan keju. Tidak lupa, Bima selalu meletakan daun mint disisi sampingnya. Biar kaya direstoran gitu!

Sebetulnya Bima bisa saja menelfon pembantunya dari kamar atas untuk memesan es tersebut. Akan tetapi, Bima merasa tidak sopan melakukan hal itu.

Bima mendapatkan peringatan dari Ayahnya. Frans.

Tidak boleh sembarang menggunakan telpon yang langsung terhubung kedapurnnya. Hal itu akan membuat Bima merasa keenakan.

Jadi malas bergerak dan merasa berkuasa dengan segalanya.

Mbak isti mendekat dan berdiri disamping Tuan mudanya, "Mbak aja yang buat aden." Mbak Isti selaku pembantu merasa tidak enak.

Bima tersenyum tipis, gerakan memarut kejunya terhenti. "Nggak usah mbak, nggak papa kok." Sahut Bima sambil melirik sekilas.

"Tapi den-" Tolak Mbak Isti lagi.

Bima memotong sambil menggelng pelan, "Mending mbak kerjain yang lain aja, aku bisa sendiri. Nggak usah takut kalo dapurnya bakalan ancur." Bima terkekeh.

Mbak isti menepuk bahu Bima sekilas, kemudian tertawa mendengar penuturan majikan nya. "Aden bisa aja."

Merasa sudah perfect tampilan pada es coklat alakadar buatan nya. Bima membidik melalui ponselnya. Hanya foto, tidak melenceng kedalam hal hal yang berbau Status manapun.

Baginya Alay!

Bima sudah sampai dikamarnya, pria itu berdecak setelah melihat Reno yang tertidur dengan posisi warbyasah.

Reno tertidur disofa panjangnya dengan kaki yang ia taikan kebagian atas daripada sofa tersebut.

Muka Reno ditutupi dengan bantal. Hal itu dilakukan agar Bima tidak membidik aib mukanya. dan disebar ke grup kelas.

Ponsel yang tidak jauh dari posisi Reno berada berdering. Bima mengambilnya, Nama mamahnya Reno menghiasi penglihatanya.

Bima menggerakan tubuh Reno berkali kali agar pria itu bangun dan segera mengangkat panggilan. Tetapi Reno kebluk! Tidak terbangun juga.

Bima geram, pria itu memencet Hidung Reno dengan erat. Sampai Reno tersadar dan segera menyentak tangan Bima.

"Anjing!" Sentak Reno kaget. Matanya mengerjap, kemudian mengusap hidungnya yang mulai terasa perih.

NOORA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang