Rasa yang tersimpan

165 3 0
                                    

HAPPY READING GUYS
VOTE & KOMEN
THANKS!



Bima Megantara memberi tatapan gemas kepada Noora yang sedang mencak mencak didekatnya. Noora yang teriak teriak disitu Membuat konsentrasi Bima hancur.

Mulutnya tidak bisa berhenti mengeluarkan unek uneknya didalam hati. "BAYAR WOI, BAYAR!" Noora berteriak sambil mengebrak meja barisan putra.

Kalau sudah Noora yang meminta. Bagaikan anjing galak yang meminta jatah makan kepada tuan nya. Buas!

Reno tetap diam, pacar dari Saudaranya yaitu Ratu. Tidak mau mengindahkan perkataan Noora barusan. Malahan Reno pura pura tak melihat Noora didepan nya. Noora mendelik dan mendekat.

Noora menatap malas Reno dibangkunya, "NARUTO BAYAR! Dua minggu lo enggak bayar!" Noora mengadahkan tangan nya. Ingin meminta tagihan kas.

Reno menggeleng membuat Noora siap ngomel, "Minta sama Sakura aja, Dia cewek gue." Kata Reno enteng. Mendengar itu, seketika emosi Noora tersulut.

Noora berdecak pinggang dengan tatapan kesal, "Sodara gue lo manfaatin ya! PINTER BANGAT LO!" tangan Noora sudah tidak tahan. Menjiwir kuping Reno cukup keras.

Reno mengaduh kesakitan, diusapnya pelan pelan kupingnya yang memerah, "Galak bangat jadi cewek! NAJIS." Reno mendelik dengan tampang kesal.

"BODO! Mana cepet sini Enem rebu." Noora tak perduli, tangan nya kembali mengadah.

Daripada bertengkar terus dengan Noora. Reno mengalah. Diambil uang pecahan sepuluh ribu dari dalam saku depan nya dengan tak ikhlas.

"Tuh gue bayar, cepet sini kembali Empat rebu." Noora tersenyum penuh arti. Saat uang Reno memasuki dompet khusus kas.

"Kembalian nya buat minggu besok aja ya?" kata Noora seraya memberi pilihan. Kalo tidak begini, Reno pasti malas bayar.

Reno berdecak, menggeleng sambil bersidekap tangan. "Naee! Cepet ga." tangkas Reno.

"PELIT LO!" Noora mencibirnya. Kemudian mengambil pecahan dua ribuan dua lembar. diberikan kepada Reno langsung.

Noora berjalan kearah bangku Bima. Ini Jantungnya selalu berdetak saat melihat senyuman maut Bima.

Cowok yang selama ini Noora dambakan. Tetapi Bima tidak pernah melirik kearahnya. Bukan lirikan biasa.

Melainkan lirikan teman yang mempunyai rasa lebih. Noora merutuki dirinya. Kenapa bukan nya Andin saja yang memintakan barisan Bima.

Tetapi memang tadi Noora yang bersedia memintakaan nya. dan Andin sangat senang dengan keputusan Noora barusan.

Noora mendesah saat melihat tunggakan Bima yang lebih banyak daripada Reno. Satu Bulan!

Noora mendekat pada Bima yang sedang memainkan ponselnya, Bahkan Bima tak menyadari kalau Noora didepan nya saat ini.

"Bim mana uang kasnya? Satu bulan elo nunggak." ucap Noora hati hati.

Bima menatapnya sekilas, "Nggak ada duit gue." kata Bima dengan enaknya.

Noora mendesah, Selalu alasan seperti ini jadi senjatanya. Noora tentu tak percaya, Bima terlihat kaya dan memang kenyataan nya. Tak punya uang? Terdengar mustahil.

Noora memutar bolamatanya jengah. "Duit lo ilang semua Amin!" Doa Noora menimbulkan ke kesalan Bima.

Bima menatapnya dengan sinis, "Nggak bakalan didenger do'a lo sama Allah la! LO KAN PENDOSA." Bima mencibirnya.

Noora mengusap dadanya dengan sabar walaupun ucapan Bima membuat Noora sakit hati. "Cepet Bim! Nanti duitnya mau gue unjukin ke Burutan."

Bima melebarkan pandangan nya, Saat Noora menyebut nama wali kelasnya "PARAH LO! Gue bilangin bu Rustanti. Dengan enaknya lo manggil Burutan. PARAH!" Bima menggelengkan kepalanya. Berasa murid paling teladan.

NOORA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang