Telor Gulung

86 1 0
                                    

HAPPY READING GUYS
VOTE & KOMEN
THANKS!




Mata Noora tak hentinya memerhatikan segala tetek bengek yang ada didalam mobil. Mulai dari pengharum mobil yang Noora sukai ber aroma coffe. Bagian kemudi belakang yang isinya banyak sekali peralatan Bima.

Noora meringis melihatnya, Jacket yang sudah dipulangkan Noora bersarang dibangku belakang. Kaos kaki disembarang tempat, ada bola basket juga. Dan yang bikin Noora teriak adalah.

"Bimaa itu apaan!" Noora kaget melihat sejenis dalaman berwarna Hijau tua.

Bima sampai kehilangan fokus saat Noora teriak barusan. Astaga, jangan bilang, Noora melihat dalaman nya yang lupa diletakan dikamar mandi saat berenang kemarin.

"Mata lo jelalatan amat! Jangan liat Lagi Noori!" Bima setengah berteriak, tangan nya mendorong badan Noora agar berada diposisi semula.

Noora menahan nafas, astaga matanya. "Lo ish! Jorok amat si jadi Cowok." Noora bergidik jijik.

Bima menoleh sejenak, kemudian fokus lagi dengan kemudinya. "Cowok jorok? Ya wajarlah."

Noora terbengong mendengar barusan. Astaga, Pemikiran Noora mengenai Bima yang suka tampil bersih runtuh seketika. Noora tertipu akan cover.

Kalau boleh di izinkan, Noora ingin segera kebelakang untuk membersihkan barang barang itu semua. Apalagi melihat sampah kaleng yang berserakan dibawah sana membuat Noora lagi lagi bergidik.

Noora selalu bersih, bahkan kamarnya ia sendiri yang membersihkan nya. Noora yang mengganti selimut dan sprai ranjangnya. Bahkan kalau ada waktu luang, Noora mengambil vacum cleaner untuk membersihkan ranjang serta sofa dikamar.

Noora tak pernah membuat bik minah merasa kerepotan. Noora cukup tau diri saja, walaupun itu memang tugas Bik Minah seharusnya.

Jangan ditanya mengenai Naomi. Untuk masuk kamar wanita itu aja, Noora malas bukan ketulung. Kalau bukan ada urusan penting, Noora ogah untuk kesana.

Kakanya super duper Jorok! Nggak ngurus, bahakan barang barang Noora yang dipinjam Naomi tak pernah dibalikan. Noora gondoknya bukan kepalang!

Mangkanya dari itu, Bik Minah lebih sayang terhadap Noora dibandingkan Naomi. Yang mudah dibilangkan bik Minah adalah Noora. Langsung ngerti.

Kalau Naomi, Sudahlah jangan dibahas. Lebih marahan dia kalau dinasehati, Noora bingung, Naomi keturunan siapa.

Karena, watak Naomi tidak terwariskan dari siapapun. Terutama kedua orang tuanya.

Noora kembali menengok ke arah Bima. "Bima itu bersihin napa si, Kalo ada hewan jahat gimana?" Perkataan Noora barusan mengundang tawa Bima.

"Hewan jahat?" Bima menggelengkan kepala seraya terkekeh geli. "Mana ada Pe'a."

Noora memicingkan matanya. Ish! Dia kan hanya ngebilangin doang. Kalau bener ada, Mampus lo Bima.

"Ishh lo mah! Seterah dah." Noora memalingkan mukanya menghadap jalanan yang lumayan ramai.

Bima berkata, "Lo bersihin gih sana.''

Noora menoleh malas setelah mendengar suruhan Bima barusan. "Apaan si bim! Maen nyuruh nyuruh aja, siapa lo? Dih!" Noora jadi sewot.

Bima tertawa mendengar gerutuaan Noora, "Lo kan ada bakat jadi Babu! Tunjukin lah, jangan dipendem pendem."

"Babu mata lo empat! Kalo punya mulut gak pernah disaring dulu. Suka heran, Mulut cewek aja nggak senyinyir lo!" Sahut Noora seraya memincingkan mata.

NOORA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang