Moodboster

82 2 0
                                    

HAPPY READING GUYS
VOTE & KOMEN
THANKS!



"BIM BIM LO NGAPAIN!" Noora teriak seraya menutup wajahnya dengan selimut tebal. Noora malu, dirinya masih sangat berantakan. Noora belum mandi dan belum pakai minyak wangi.

Bima terkekeh di atas kursi meja belajar Noora, Ia berkata. "Muka lo ngapain ditutupin begitu? Bulukan? Hahaha." Bima tertawa kurang ajar.

Noora mencebik dan terlihat kesal, "Ish! Lo kaya setan tau. Tiba tiba aja ada disini, Mau ngapain, HEH?!" Tanya Noora galak dari atas ranjang.

Bima tak lagi tawa, Ia mengangkat sebelah kakinya dan ditautkan keatas kaki satunya. Lebih santai. "Mau liat Lo! Lo sakit atau pura pura sakit, Noori?" Tanya Bima.

Noora membuka selimut yang menutup wajahnya, Piama doraemon membuat Bima terbahak dari tempatnya. Noora tak memerdulikan Bima. "Ngapain gue pura pura sakit, Kurang kerjaan bangat. Sebenernya, Gue juga ogah nggak masuk. Nggak ketemu Aer jadinya." Alibi Noora membuat Bima melotot.

"HEH?!" Bima kaget.

Noora ketawa, "Cemburu ya? Ya kan!?" Tuding Noora semangat, Apalagi melihat muka Bima yang memerah membuat Noora ketawa.

Bima gelagepan, "Apadah!" Bantahnya, "Kalo dia perduli, Seharusnya dia yang jenguk lo. Bukan gue dong! Gimana sih!" Sinis Bima tak mau kalah, Bima tak suka dibanding bandingkan dengan siapa pun. Apalagi Banyu dan Om botak Sussan!

Noora manggut manggut, "Berarti, Lo perduli sama gue dong!? Ya nggak, Ya dong?!" Noora terlihat bersemangat mengoda Bima yang makin terlihat malu.

"Apasi! Gue kesini mau bilangin, Besok presentasi! Terus gimana kalo lo nggak masuk, Masa nggak dapet nilai kelompok sih! Yah, Emm gue nggak mau lah." Jelas Bima nampak gerogi.

Seketika bahu Noora meluruh, Senyuman nya tak secerah tadi. "Oh gituu." Kata Noora tak bersemangat.

"Iyalah, Emm lo nggak usah geer juga. Gue kesini karena masalah itu." Kata Bima lagi, Hal itu membuat Noora terdiam sesaat dan menatap Bima dengan sorot kecewa.

Bik Minah datang dengan baki makanan dan jus, Dan diletakan disamping Bima. Diatas meja. "Diminum Den!" Bik Minah terlihat semangat menawari Bima.

"Makasih Bibik." Balas Bima sopan.

Bik Minah tersenyum, Kemudian mendekat dan duduk disamping Noora. Bagai seorang ibu yang khwatir anaknya sakit, Bik Minah memegang dahi Noora yang masih panas.

Bik Minah juga melirik bubur hangat yang sudah mendingin masih terlihat utuh diatas nakas, Noora pasti belum makan dari setadi. Bik Minah menghela nafas dan memandang Noora.

"Neng, Bibik kan udah bilang Yaallah! Neng olla makan buburnya atuh, Obatnya juga belom diminum. Gimana eneng mau sembuh? Bibik telfon tuan aja ya! Biar neng Ola nurut." Kata Bik Minah dengan pandangan khawatir.

Noora menggeleng, "Mulut Noora pait bibik. Obatnya juga pait. Noora nggak suka yang pait pait bibik, Kaya hidupnya Bimbim yang pait juga. Noora nggak mau!" Tolak Noora.

"HEH!" Bima melotot, "Ngapa bawa bawa hidup gue Noori. Lo bener bener dah, Sakit aja mulut lo masih comel begini. Kebanyakan maen sama Ratu sama Boneka setan juga sih! Ketularan kan." Kata Bima nyolot. Noora ketawa diikuti dengan Bik Minah.

Noora ketawa geli dengan bahu bergetar, "Sorry Bimbim! Gitu aja baper, Eweh.." Sahut Noora pada Bima.

"Masa, Aden kasep begini dibilang pait. Neng olla ada ada aja atuh." Bik Minah ikut ketawa.

NOORA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang