Pelukan

107 2 0
                                    

HAPPY READING GUYS
VOTE & KOMEN
THANKS!


Bima akhirnya merasa bersalah juga atas apa yang sempat ia katakan barusan kepada Noora. Pelajaran pertama wanita itu tak mengikutinya.

Kemana wanita tersebut. Apa benar bahwa Noora benar benar marah kali ini terhadapnya. Tapikan, Bima hanya mengatakan itu saja. Tidak menjalar kemana mana.

Noora baper sekali. Cihh, Bima mencibirnya dalam hati.

Sempat Bima mendengar perkataan Ratu terhadap Siska, bahwa Noora ingin sendiri dulu, dan berijin bahwa ia tak mengikuti pelajaran pertama. Tapi, ini sudah mau masuk pelajaran kedua, Noora masih belum menampakan batang hidungnya juga.

Bima menegakan badan nya, pria itu akan mencari keberadaan Noora saat ini. "Lo mau kemana bim?" Reno bertanya.

"Mau ke toilet bentar." Jawabnya.

Mulut Reno membeo, "Kiraiin, Mau nyamperin si Olla."

"Sudi bangat." Bima berdecih. Tanpa banyak kata, Pria itu buru buru berjalan keluar dari kelasnya.

Bima berbohong. Ia malu mengungkapkan keinginan nya sekarang, yaitu mencari Noora. Padahal kepada sahabatnya sendiri. Pria itu tetap Gengsi.

Bima berjalan melewati Lorong koridor, Matanya tak henti menjelajah mengawasi sekitar. Barangkali ada Noora disekitaran sana.

Mulai dari taman, pria itu sudah mutar mutar. Tetapi Noora tak ada disana, Kantin, Bima ikut mengabsen tempat tersebut, Tetapi Noora tidak ada juga.

Bima mendesah, Kemana wanita itu. Pintar Sekali bermain petak umpetnya. Bima kembali berjalan Ke arah Perpustakaan.

Bima membuka pintu tersebut, Ada penjaga Ruangan tersebut. Setelah melihat daftar hadir pengunjug Perpustakaan, Bima kembali mendesah.

Bahkan ditempat Favorit wanita itu berada, Noora juga tak ada. Kemana wanita itu, Bersembunyi ditoilet dan menangis meratapi Nasib? Ah tak mungkin, Bahkan wajah Noora tidak ada sisi Melankolisnya sama sekali.

Atau bersembunyi dilubang Semut? Itu terdengar gila juga. Aihhh.. Bima mengacak rambutnya seraya keluar dari Perpustakaan.

Bima putuskan saja untuk kembali kekelasnya lagi. Biarin sajalah, nanti Noora akan balik juga kekelas.

Bima berjalan, Ia melewati lorong kembali. Tetapi ditengah lorong tersebut ada jalan Kecil yang akan membawanya kegedung belakang sekolah.

Pria itu menghentikan lajuan kakinya. Entah kenapa, Hatinya berbicara agar Bima memasuki jalan kecil tersebut.

Setelah bergelung dengan pemikirannya, Akhirnya, Bima memutuskan memasuki jalan tersebut. Lumayan panjang jalanan kecil tersebut, sekitar 10meter baru akan sampai pada gedung bagian belakang.

Bima terperanjat saat melihat punggung wanita yang sedang membelakangi nya. Wanita itu berpegang pada besi panjang pembatas. Sepatunya bepijak pada sisi besi tersebut. Kalau yang berfikiran negatif, Pasti menyangka Wanita itu akan bunuh diri dari lantai tiga.

Tapi Bima tak berfikir sampai kesana. Pria itu terus mengawasi pergerakan wanita tersebut, Bahunya terguncang, walaupun itu gerakan kecil, tapi Bima dapat menangkapnya.

Rambut wanita itu diterpa angin. Masih menunduk, wanita itu belum sadar bahwa sedari tadi ada yang mengawasinya.

Bima bersidekap tangan, Tubuhnya bersandar pada tembok bangunan. Entah mengapa, Terasa seru mengawasi wanita itu sedari tadi. Bima merasa seperti penguntit saja.

NOORA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang